dakwatuna.com – Sahabat boleh ku goreskan sebaris syair untukmu ?
Tertanda begitu aku mencintaimu dan mereka saudara kita di sana.
Sahabat, Lebaran kali ini terasa begitu berbeda
Bukan karena pesonanya yang memudar
kemarilah mendekat dan lihat,
Apakah kau tahu telah terjadi pembantaian kemanusiaan di tanah para nabi ?
Mesir bergejolak, Jutaan orang kini bersimbah darah di Rabi’ah al-adawiyah mempertahankan seorang pemimpin yang dipilih secara demokrasi seketika digulingkan secara tidak demokratis.
Sahabat, Ku pikir kau tak lupa bahwa negara kita adalah salah satu negara muslim terbesar?
Ku pikir kau juga tak lupa,bahwa mesir adalah negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia
Wahai para pemimpin dan sahabatku, kenapa engkau masih membisu ?
Bukankah bangsa kita salah satu penganut Demokrasi terbesar ?
Bukankah bangsa kita bangsa yang berpengaruh? sang leader ASEAN saat ini?
Takutkah engkau dengan negara adikuasa di barat sanah ?
Ah sungguh aku hanya tak mau memiliki para pemimpin yang bermuka dua.
Sahabat, Senja kemarin kita bisa berbuka bersama dengan hidangan berbagai jenis macamnya
Membeli baju lebaran dengan aneka warnanya
Apakah kau tahu telah terjadi pembantaian kemanusiaan di Negri syuria ?
Perang saudara semakin marak, gelombang pergolakan di seluruh Dunia Arab
Konflik sunni dan syi’ah yang bukan lagi kita anggap wajar
Ketika kelaparan memuncak seketika itu pula daging kucing menjadi halal
Ketika para gadis dan warga sipil tak ada lagi harganya.
Sahabat, disini aku bersamamu mendengar takbir menggema
Suara petasan serta kembang api begitu mewahnya mewarnai langit bangsa kita.
Apakah kau tahu, ratapan Palestine belumlah berakhir ?
Berjuta nyawa puluhan tahun melayang tak berarti
Seorang anak melihat ayah dan ibunya ditembak mati
Jutaan anak penghapal qur’an dibantai habis karena kebiadaban tentara zionis
Mungkin saja mereka tak bisa bedakan mana batu dan mana peluru.
Ku pikir kau tak lupa, jika di tanah suci Yesrussalem Rasullah pergi ke sidratul muntaha?
Ku pikir kau tak lupa, jika sebelumnya Rasullulah menyeru umat untuk berkiblat pertama ke arah Masjid Al-Aqsa ?
Aku tahu kita tak pernah saling sapa,
kita tak pernah saling bertemu
Namun mereka adalah saudara seiman kita
Walau kutahu semua ini bukan sekedar masalah agama
Namun, konflik kemanusiaan pelanggaran HAM terbesar.
Mungkin kau kan katakan daya pikirku terlalu meluas
ditanah pertiwi ini masih banyak masalah dan tangisan umat
bencana alam dan bencana sosial yang semakin marak
Aku tahu dan tak sedikitpun aku lupakan bangsaku
Justru aku begitu mencintainya
Lalu menghela napas sejenak bahwa
Masih ada bangsa yang lebih mengenaskan dari bangsa kita
Bukankah dalam Pembukaan UUD 1945 Bangsa kita ditegaskan
“Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan karena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan……..
........... ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-Undang Dasar negara Indonesia........"
Wahai sahabatku sudah terketukah hati nuranimu?
aku tak meminta lebih
Jika kita tak sanggup untuk berjuang disana,
Aku hanya ingin kau peduli
Jika seucap do’a yang kau panjatkan untuk mereka, aku yakin ALLAH maha mendengar
Jika secuil materi yang bisa kau berikan, aku yakin itu akan sangat meringankan
Jika sebatas aksi yang kau lakukan, Aku harap itu akan menjadi suatu perbaikan
Jika Media dan dunia memutarbalikan Fakta, jangan pernah lelah kita menegakan kebenaran
Jika para pemimpin masih diam membisu, biarlah kita Teriakan dengan lantangnya pembelaan ini
Dan kupikir kau tak lupa tentang Allah dalam surat cinta-Nya menyeru kita untuk saling megasihi untuk saling menyayangi
Apa yang hendak kau katakan dan apa yang telah engkau lakukan di hadapan-Nya tentang saudaramu di sana?
Wahai Sahabatku,
Ku Harap kau tahu dan tak lupa
tentang saudara kita Mesir, Syuria Dan Palestine
Redaktur: Aisyah
Beri Nilai: