dakwatuna.com Menuju Kesatuan Umat
dakwatuna.com – Kairo. Sarah, putri Ir. Khairat Syathir baru menikah pada hari Rabu 1 Agustus yang lalu. Pernikahan yang tentunya tidak dihadiri oleh ayah tercinta. Pada foto ini, dua pengantin baru sedang berjalan menuju ke tempat ayahnya ditahan. Dia ingin menjenguk ayahnya yang telah menjadi korban kedhaliman penguasa kudeta.
Ayahnya dituduh terlibat dalam kasus pembunuhan atau provokasi pembunuhan pada demonstran. Pada tanggal 30 Juni selama sehari semalam kantor Ikhwanul Muslimin di (IM) daerah Muqattam, Mesir dikepung dan diserang demonstran anarkis. Aksi mereka telah merenggut nyawa 7 orang anggota IM, mengakibatkan gedung kacau berantakan, dan merampas barang-barang penting lainnya.
Kini saat ayahnya ditahan dan akan mulai disidang tanggal 25 Agustus, Sarah melangsungkan pernikahan yang sudah direncanakan sebelumnya. Setelah sabar dituduh dengan tuduhan yang mengada-ada, kini ayahnya dijadikan alat untuk meminggirkan posisi sentral Presiden Mursi.
Tadi malam, 4 Agustus, rombongan pejabat elit Arab dan Barat berdatangan ke tempat tahanannya dalam rangka upaya negosiasi. Kesabarannya kembali terbukti dengan penolakan kunjungan mereka. Menurutnya, pihak yang berhak melakukan negosiasi adalah presiden sah, Muhammad Mursi. Rombongan pulang dengan tangan kosong.
Menanggapi apa yang baru saja ayahnya lakukan, Sarah berkomentar,
“Kata penentu dalam masalah ini ada di tangan rakyat, di tangan orang-orang yang sudah bertahan di Rab’a Adawiya dan lainnya lebih dari satu bulan lamanya. Bukan di tangan ayahku.” (msa/sbb/dkw)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai:
(No Ratings Yet)
Loading...Tentang Tim dakwatuna
