Topic
Home / Narasi Islam / Khutbah / Khutbah Idul Fitri / Khutbah Idul Fitri 1434 H: Fithrah Manusia Harmoni Penuh Cinta

Khutbah Idul Fitri 1434 H: Fithrah Manusia Harmoni Penuh Cinta

اللَّه٠أَكْبَر٠اللَّه٠أَكْبَر٠اللَّه٠أَكْبَرÙ   اللَّه٠أَكْبَر٠اللَّه٠أَكْبَر٠اللَّه٠أَكْبَرÙ  اللَّه٠أَكْبَر٠اللَّه٠أَكْبَر٠اللَّه٠أَكْبَر٠ لا Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥Ùلا Ø§Ù„Ù„ÙŽÙ‘Ù‡ÙØŒ وَاللَّه٠أَكْبَر٠        اللَّه٠أَكْبَر٠وَلÙلَّه٠الْحَمْدٔ.

الْحَمْد٠لله٠غَاÙÙØ±Ù الذÙّنÙÙˆÙ’Ø¨ÙØŒ وَكَاشÙÙÙ Ø§Ù„Ù’ÙƒÙØ±ÙÙˆÙ’Ø¨ÙØŒ ÙˆÙŽØ³ÙŽØ§ØªÙØ±Ù الْعÙÙŠÙÙˆÙ’Ø¨ÙØŒ وَقَابÙÙ„Ù Ø§Ù„ØªÙŽÙ‘ÙˆÙ’Ø¨ÙØŒ أَحْمَدÙÙ‡Ù ÙˆÙŽØ£ÙŽØ´Ù’ÙƒÙØ±Ùه٠وَأَسْتَغْÙÙØ±ÙÙ‡ÙØŒ وَاَشْهَد٠أنْ لَا إلَهَ إلَّا الله٠وَحْدَه٠لَا شَرÙيْكَ لَه٠عَلَّام٠الْغÙÙŠÙÙˆÙ’Ø¨ÙØŒ وَأَشْهَد٠أنَّ سَيÙّدَنَا Ù…ÙØ­ÙŽÙ…َّداً صَلَّى الله٠عَلَيْه٠وَسَلَّمَ عَبْدÙه٠وَرَسÙوْلÙÙ‡ÙØŒ وَصَلَّى الله٠عَلَيْه٠وَعَلَى آلÙه٠وَصَحْبÙÙ‡ÙØŒ صَلَاةً دَائÙمَةً عَدَدَ مَا خَلَقَ Ø§Ù„Ù„Ù‡ÙØŒ تÙنْجÙÙŠ قَائÙلَهَا Ù…Ùنْ ÙƒÙÙ„ÙÙ‘ مَرْهÙوْبْ، وَتÙÙ†ÙيْلÙه٠بÙهَا ÙƒÙÙ„ÙŽÙ‘ مَحْبÙوْب٠وَمَرْغÙوْبْ، وَسَلÙّمْ تَسْلÙيْمًا وَتَعْظÙيْمًا أَبَدًا دَائÙماً .أما بعد: أوصÙيْكÙمْ ÙˆÙŽØ¥Ùيَّايَ Ø¨ÙØªÙŽÙ‚ْوَالله٠وَطَاعَتÙه٠وَتمَسَّكÙوْا Ø¨ÙØ¯ÙيْنÙه٠وَشَرÙيْعَتÙÙ‡Ù Ùَقَدْ Ùَازَ Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØªÙŽÙ‘Ù‚Ùوْنَ. قال الله تعالى ÙÙŠ كتابه الكريم: وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنÙÙŠ آدَمَ وَحَمَلْنَاهÙمْ ÙÙÙŠ الْبَرÙÙ‘ وَالْبَحْر٠وَرَزَقْنَاهÙمْ Ù…ÙÙ†ÙŽ الطَّيÙّبَات٠وَÙَضَّلْنَاهÙمْ عَلَى ÙƒÙŽØ«Ùير٠مÙمَّنْ خَلَقْنَا تَÙْضÙيلًا

Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah

Ilustrasi (thenotesonmyblog.blogspot.com)
Ilustrasi (thenotesonmyblog.blogspot.com)

dakwatuna.com – Pagi ini kita ungkapkan syukur kepada Allah atas karunia nikmat yang tidak terhingga, dan syukur kita hari ini menjadi sangat bermakna karena setelah sebulan penuh kita laksanakan puasa Ramadhan, satu dari lima pilar agama Islam. Maka dengan mengumandangkan takbir (Allahu Akbar, hanya Allah Yang Maha Besar), tahlil (laa ilaaha illallah, tiada Tuhan yang berhak disembah selain Allah), tahmid (alhamdulillah, segala puji milik Allah). Kita syukuri semua nikmat itu dan terus berharap agar Allah tambahkan lagi nikmat kepada kita semua, agar dapat hidup berbahagia di dunia dan akhirat

Shalawat serta salam senantiasa kita sanjungkan untuk Rasulullah saw, beserta keluarga dan para sahabatnya serta pengikutnya hingga akhir zaman.

لا Ø¥ÙÙ„ÙŽÙ‡ÙŽ Ø¥Ùلا اللَّه٠، وَاللَّه٠أَكْبَر٠اللَّه٠أَكْبَر٠وَلÙلَّه٠الْحَمْدÙ

Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah

Kumandang takbir Idul fitri kali ini semoga semakin menegaskan dan menyegarkan kesadaran kita sebagai manusia makhluk ciptaan Allah. Makhluk yang telah Allah berikan berbagai macam kelebihan, keunggulan, dan kemuliaan sekaligus keterbatasan-keterbatasan. Oleh karena itu untuk memantapkan rasa syukur kita, kita harus mampu memahami makna fitrah kelahiran kita, fitrah kelahiran setiap insan di dunia,

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Kita tidak akan lahir ke dunia ini tanpa adanya mawaddah warahmah atau mahabbah warahmah, cinta dan kasih sayang. Kita lahir karena adanya cinta dan kasih sayang dari ibu dan bapak kita. Kita lahir melalui kasih sayang kedua orang tua kita dan kelahiran kita disambut oleh kasih sayang kerabat, saudara dan handai taulan kita.

Oleh karena itu kita lahir untuk membawa misi rahmatan lilalamin. Kita lahir untuk menyebar kasih sayang kepada seluruh lapisan umat manusia, bahkan sesama makhluk ciptaan Allah Yang Maha Kuasa. Kita mencintai orang tua, mencintai keluarga, mencintai kerabat dan sanak saudara, mencintai tetangga, mencintai seluruh lapisan bangsa, bahkan seluruh lapisan kemanusiaan. Kita lahir dengan membawa mahabbah warahmah.

Hanya karena godaan dan pengaruh syethanlah manusia kehilangan fitrahnya, berubah menjadi makhluk yang kehilangan cinta, menjadi pembenci, pendengki, pendendam kepada sesama manusia. Seperti dalam firman Allah:

Ø¥Ùنَّمَا ÙŠÙØ±Ùيد٠الشَّيْطَان٠أَنْ ÙŠÙÙˆÙ‚ÙØ¹ÙŽ Ø¨ÙŽÙŠÙ’Ù†ÙŽÙƒÙم٠الْعَدَاوَةَ وَالْبَغْضَاءَ ÙÙÙŠ Ø§Ù„Ù’Ø®ÙŽÙ…Ù’Ø±Ù ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ù…ÙŽÙŠÙ’Ø³ÙØ±Ù ÙˆÙŽÙŠÙŽØµÙØ¯ÙŽÙ‘ÙƒÙمْ عَنْ ذÙكْر٠اللَّه٠وَعَن٠الصَّلَاة٠Ùَهَلْ أَنْتÙمْ Ù…ÙنْتَهÙونَ  المائدة : 91

Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu). (QS. Al Maidah: 91)

Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah

Dengan modal kasih sayang dan cinta kepada sesama itulah, kita berharap mendapatkan kasih sayang Allah yang sangat dalam setiap gerak, langkah dan kehidupan kita. Sebagaimana sabda Rasulullah-shallallahu alaihi wasallam:

الرَّاحÙÙ…Ùونَ يَرْحَمÙÙ‡Ùمْ الرَّحْمَن٠ارْحَمÙوا مَنْ ÙÙÙŠ الْأَرْض٠يَرْحَمْكÙمْ مَنْ ÙÙÙŠ السَّمَاء سنن الترمذي

Mereka yang menyayangi itu akan disayangi oleh Yang Maha Penyayang. Sayangilah yang ada di bumi maka yang ada di langit akan menyayangimu. (HR. At Tirmidzi)

Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah

Dengan fitrah dan kelahiran yang penuh cinta itulah kita mendapatkan kehormatan dan kemuliaan, dengan kemuliaan dan kehormatan yang tidak diberikan kepada makhluk selain manusia.

وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنÙÙŠ آدَمَ وَحَمَلْنَاهÙمْ ÙÙÙŠ الْبَرÙÙ‘ وَالْبَحْر٠وَرَزَقْنَاهÙمْ Ù…ÙÙ†ÙŽ الطَّيÙّبَات٠وَÙَضَّلْنَاهÙمْ عَلَى ÙƒÙŽØ«Ùير٠مÙمَّنْ خَلَقْنَا تَÙْضÙيلًا

“….dan Sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam, Kami angkut mereka di daratan dan di lautan], Kami beri mereka rezki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah Kami ciptakanâ€. (Al-Isra: 70)

Allah subhanahu wata’ala pemilik kehormatan hakiki, telah memberikan kemuliaan kepada kita –kaum mukminin- di atas semua makhluk lainnya yang diciptakan-Nya.

ÙˆÙŽÙ„ÙÙ„ÙŽÙ‘Ù‡Ù Ø§Ù„Ù’Ø¹ÙØ²ÙŽÙ‘Ø©Ù ÙˆÙŽÙ„ÙØ±ÙŽØ³ÙولÙÙ‡Ù ÙˆÙŽÙ„ÙÙ„Ù’Ù…ÙØ¤Ù’Ù…ÙÙ†Ùينَ ÙˆÙŽÙ„ÙŽÙƒÙÙ†ÙŽÙ‘ الْمÙنَاÙÙÙ‚Ùينَ لَا يَعْلَمÙون [المناÙقون : 8]

Padahal izzah (kehormatan) itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui. (Qs Munafiqun 8)

Kita lahir dengan kehormatan dan kemuliaan, oleh karena itu setelah kita diberi kehormatan dan kemuliaan oleh Allah, tidak boleh kita menempatkan diri kita dalam posisi yang lemah dan hina, karena kita telah lahir dengan kehormatan dan kemuliaan setelah sebelumnya kita lahir dengan kecintaan dan kasih sayang

Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah

Keberadaan kita di dunia ini adalah untuk membangun kehormatan dan kemuliaan umat, bangsa dan negara serta kemanusiaan secara keseluruhan. Kita dilahirkan ke dunia dengan mengemban amanah dan memikul tanggung jawab. Kita lahir dengan membawa misi ibadah dan tugas kekhilafahan di dunia ini.

وَمَا خَلَقْت٠الْجÙÙ†ÙŽÙ‘ وَالْإÙنْسَ Ø¥Ùلَّا Ù„ÙÙŠÙŽØ¹Ù’Ø¨ÙØ¯ÙونÙ

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku. (QS Adz-Dzariyat: 56)

{ÙˆÙŽØ¥ÙØ°Ù’ قَالَ رَبÙّكَ Ù„ÙلْمَلَائÙكَة٠إÙÙ†Ùّي جَاعÙÙ„ÙŒ ÙÙÙŠ الْأَرْض٠خَلÙÙŠÙَةً قَالÙوا أَتَجْعَل٠ÙÙيهَا مَنْ ÙŠÙÙÙ’Ø³ÙØ¯Ù ÙÙيهَا وَيَسْÙÙك٠الدÙّمَاءَ ÙˆÙŽÙ†ÙŽØ­Ù’Ù†Ù Ù†ÙØ³ÙŽØ¨ÙÙ‘Ø­Ù Ø¨ÙØ­ÙŽÙ…ْدÙÙƒÙŽ ÙˆÙŽÙ†ÙقَدÙّس٠لَكَ قَالَ Ø¥ÙÙ†Ùّي أَعْلَم٠مَا لَا تَعْلَمÙونَ} [البقرة : 30]

“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Qs. Al-Baqarah: 30)

Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah

Kita lahir sudah dengan mengemban amanah dan memikul tanggung jawab yang sebelumnya telah ditawarkan oleh Allah SWT kepada makhluk-makhluk-Nya yang lain:

Ø¥Ùنَّا عَرَضْنَا الْأَمَانَةَ عَلَى Ø§Ù„Ø³ÙŽÙ‘Ù…ÙŽØ§ÙˆÙŽØ§ØªÙ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ø£ÙŽØ±Ù’Ø¶Ù ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ø¬ÙØ¨ÙŽØ§Ù„Ù Ùَأَبَيْنَ أَنْ يَحْمÙلْنَهَا وَأَشْÙَقْنَ Ù…Ùنْهَا وَحَمَلَهَا الْإÙنْسَان٠إÙنَّه٠كَانَ ظَلÙومًا جَهÙولًا

Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zhalim dan amat bodoh. (Qs. Al Ahzab 72)

Amanah dan tanggung jawab ini yang akan semakin meninggikan derajat kaum mukminin di hadapan Allah, dan pada saat yang sama amanah dan tanggung jawab itu menjadi malapetaka bagi kaum munafik dan orang-orang musyrik.

Ù„ÙÙŠÙØ¹ÙŽØ°Ùّبَ اللَّه٠الْمÙنَاÙÙÙ‚Ùينَ وَالْمÙنَاÙÙÙ‚ÙŽØ§ØªÙ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ù…ÙØ´Ù’رÙÙƒÙينَ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ù…ÙØ´Ù’رÙكَات٠وَيَتÙوبَ اللَّه٠عَلَى Ø§Ù„Ù’Ù…ÙØ¤Ù’Ù…ÙÙ†Ùينَ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ù…ÙØ¤Ù’Ù…Ùنَات٠وَكَانَ اللَّه٠غَÙÙورًا رَحÙيمًا

Sehingga Allah mengazab orang-orang munafik laki-laki dan perempuan dan orang-orang musyrikin laki-laki dan perempuan; dan sehingga Allah menerima taubat orang-orang mukmin laki-laki dan perempuan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al Ahzab: 73)

Sebagai pengemban amanah dan tanggung jawab di muka bumi maka seluruh gerak, ibadah, tindakan dan ucapan kita akan dituntut pertanggungjawabannya oleh Allah SWT, inna sam’a wal bashoro wal fuadakullun ulaika kana anhu masula:

وَلَا تَقْÙ٠مَا لَيْسَ Ù„ÙŽÙƒÙŽ بÙه٠عÙلْمٌ Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْÙÙØ¤ÙŽØ§Ø¯ÙŽ ÙƒÙÙ„ÙÙ‘ Ø£ÙولَئÙÙƒÙŽ كَانَ عَنْه٠مَسْئÙولًا

Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al Isra: 36)

Oleh karena itu kita harus menyadari bahwa kita tidak bisa mengkhianati amanah yang kita emban dan tanggung jawab yang kita pikul tersebut:

يَا Ø£ÙŽÙŠÙّهَا الَّذÙينَ آمَنÙوا لَا تَخÙونÙوا اللَّهَ وَالرَّسÙولَ وَتَخÙونÙوا أَمَانَاتÙÙƒÙمْ وَأَنْتÙمْ تَعْلَمÙونَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui. (Qs. Al-Anfal: 27)

Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah

Selain fitrah cinta dan amanah sebagai makhluk yang bertugas memakmurkan bumi ini, fitrah kehidupan menegaskan tentang keanekaragaman perbedaan manusia. Ada perbedaan suku bangsa, perbedaan bahasa, perbedaan warna kulit, perbedaan rizki, ada mustahiq ada muzakki, ada yang kuat ada yang lemah, dan masih banyak lagi perbedaan lain yang tak terhitung jumlahnya.

يَا Ø£ÙŽÙŠÙّهَا النَّاس٠إÙنَّا خَلَقْنَاكÙمْ Ù…Ùنْ ذَكَر٠وَأÙنْثَى وَجَعَلْنَاكÙمْ Ø´ÙØ¹Ùوبًا وَقَبَائÙÙ„ÙŽ Ù„ÙØªÙŽØ¹ÙŽØ§Ø±ÙŽÙÙوا Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ أَكْرَمَكÙمْ عÙنْدَ اللَّه٠أَتْقَاكÙمْ Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ اللَّهَ عَلÙيمٌ خَبÙير [الحجرات : 13]

Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa – bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling taqwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal. (QS. Al Hujurat: 13)

 وَمÙنْ آيَاتÙه٠خَلْق٠السَّمَاوَات٠وَالْأَرْض٠وَاخْتÙلَاÙ٠أَلْسÙنَتÙÙƒÙمْ وَأَلْوَانÙÙƒÙمْ Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ ÙÙÙŠ ذَلÙÙƒÙŽ لَآيَات٠لÙلْعَالÙÙ…Ùين

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. (QS. Ar Rum: 22)

Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah

Allah menciptakan berbagai perbedaan itu untuk menjalin sinergi dan kerjasama, tidak untuk saling merendahkan dan menghina. Bukankah indahnya taman itu ketika ada bunga yang beraneka ragam warna. Rasulullah mengingatkan hal ini dalam khutbahnya di Mina pada hari tasyriq:

يَا Ø£ÙŽÙŠÙّهَا النَّاس٠أَلَا Ø¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ رَبَّكÙمْ ÙˆÙŽØ§Ø­ÙØ¯ÙŒ ÙˆÙŽØ¥ÙÙ†ÙŽÙ‘ أَبَاكÙمْ ÙˆÙŽØ§Ø­ÙØ¯ÙŒ أَلَا لَا Ùَضْلَ Ù„ÙØ¹ÙŽØ±ÙŽØ¨ÙÙŠÙÙ‘ عَلَى أَعْجَمÙÙŠÙÙ‘ وَلَا Ù„ÙØ¹ÙŽØ¬ÙŽÙ…ÙÙŠÙÙ‘ عَلَى عَرَبÙÙŠÙÙ‘ وَلَا Ù„ÙØ£ÙŽØ­Ù’مَرَ عَلَى أَسْوَدَ وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ Ø¥Ùلَّا Ø¨ÙØ§Ù„تَّقْوَى مسند أحمد

Wahai manusia, sesungguhnya Tuhan kalian adalah satu, dan ayah kalian adalah satu, ketahuilah bahwasanya tidak ada keutamaan bangsa Arab atas bangsa ‘Ajam (non Arab) demikian juga tidak ada keutamaan bangsa ajam atas bangsa Arab. Tidak ada keutamaan yang berkulit merah atas yang berkulit hitam, atau yang hitam atas yang merah kecuali karena taqwanya. HR. Ahmad

Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah

Merayakan Idul fitri, kembali kepada fitrah manusia, adalah penyegaran kesadaran akan fitrah kemanusiaan, fitrah kelahiran, nilai kemuliaan, peran dan fungsi keberadaan manusia di dunia, mengemban amanah dan mas’uliyah (tanggung jawab) ini, serta kesadaran akan keanekaragaman dan perbedaan manusia untuk menjalin sinergi dalam memakmurkan bumi, menghadirkan kebahagiaan dan kemajuan alam semesta.

Semoga syukur kita dalam perayaan Idul fitri kali ini diterima Allah subhanahu wa ta’ala dan menempatkan kita dalam himpunan min ibadihi-syakuur di antara hamba-hamba-Nya yang bersyukur.

Dan dengan landasan dan semangat syukur ini kita dapat bekerja lebih baik lagi, beramal dengan kualitas ahsanu amala. Sehingga semakin banyak kebaikan yang kita dapatkan, yang dengan demikian kita dapat terus menerus merasakan tambahan nikmat dari Allah sepanjang masa.

Ma’asyiral Muslimin yang dimuliakan Allah

Sebagai penutup khutbah kali ini marilah kita memohon kepada Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, memohon kemaslahatan diri kita, keluarga, umat, bangsa, negara, agar dapat meraih dan mengelola serta mendayagunakan kehormatan dan kemuliaan dunia ini untuk kemuliaan di akhirat nanti.

الحَمْد٠لله٠رَبÙÙ‘ العَالمَيÙÙ†ÙŽ وَلا Ø¹ÙØ¯Ù’وَانَ إلا عَلىَ الظَّالÙÙ…Ùيْنَ وَالصَّلاة٠وَالسَّلام٠عَلَى سَيÙّدÙناَ Ù…ÙØ­ÙŽÙ…َّد٠سَيÙÙ‘Ø¯Ù Ø§Ù„Ù…ÙØ±Ù’سَلين ÙˆÙŽØ¥Ù…ÙŽØ§Ù…Ù Ø§Ù„Ù…ÙØªÙŽÙ‘Ù‚Ùيْنَ وَعَلَى آلÙه٠وَصَحْبÙه٠أَجْمَعÙيْنَ.

 اللهم اغÙÙØ±Ù’ Ù„ÙÙ„Ù’Ù…ÙØ³Ù’Ù„Ùمينَ وَالمْسÙلْمات٠والمؤمنينَ ÙˆØ§Ù„Ù…Ø¤Ù…Ù†Ø§ØªÙ ÙˆÙŽØ§ÙŽØµÙ’Ù„ÙØ­Ù’ ذَاتَ بَيْنÙÙ‡Ùمْ ÙˆÙŽØ£ÙŽÙ„ÙÙ‘ÙÙ’ بَيْنَ Ù‚ÙÙ„ÙوبÙÙ‡Ùمْ وَاجْعَلْ Ù‚ÙÙ„ÙوْبَهÙمْ عَلَى Ù‚ÙÙ„Ùوب٠خÙيَارÙÙ‡Ùمْ اللهÙÙ…ÙŽÙ‘ اغْÙÙØ±Ù’ لاَحْيَائÙنَا وَأَمْوَاتÙنَا وَألÙÙ‘ÙÙ’ بَيْنَ Ù‚ÙÙ„ÙوبÙنَا ÙˆÙŽØ§ÙŽØµÙ’Ù„ÙØ­Ù’ ذَاتَ بَيْنÙنَا وَاْجعَلْ Ù‚ÙÙ„Ùوبَنَا عَلى Ù‚ÙÙ„ÙˆÙØ¨Ù Ø®ÙيَارÙناَ رَبَّنَا اغْÙÙØ±Ù’ لَنَا ÙˆÙŽÙ„ÙØ¥ÙخْوَانÙنَا الَّذÙينَ سَبَقÙونَا Ø¨ÙØ§Ù„ْإÙيمَان٠وَلَا تَجْعَلْ ÙÙÙŠ Ù‚ÙÙ„ÙوبÙنَا غÙلًّا Ù„ÙلَّذÙينَ Ø¢ÙŽÙ…ÙŽÙ†Ùوا رَبَّنَا Ø¥Ùنَّكَ رَءÙÙˆÙÙŒ رَحÙيم رَبَّنَا اغْÙÙØ±Ù’ لَنَا ذÙÙ†Ùوبَنَا ÙˆÙŽØ¥ÙØ³Ù’رَاÙَنَا ÙÙÙŠ أَمْرÙنَا وَثَبÙّتْ أَقْدَامَنَا ÙˆÙŽØ§Ù†Ù’ØµÙØ±Ù’نَا عَلَى الْقَوْم٠الْكَاÙÙØ±Ùين

اللهمَّ Ø§Ù†Ù’ØµÙØ±Ù’ جÙÙŠÙوسَ Ø§Ù„Ù…ÙØ³Ù’Ù„ÙÙ…Ùيْنَ ÙˆÙŽØ¹ÙŽØ³ÙŽØ§ÙƒÙØ±ÙŽ Ø§Ù„Ù…ÙÙˆÙŽØ­ÙّدÙيْنَ وَدَمÙّرْ أَعْدَاءَكَ أَعْدَاءَ الدÙّين٠وَأَعْل٠كَلÙمَتَكَ إلي يَوْم٠الدÙّين٠اللهÙÙ…ÙŽÙ‘ Ø§Ù†Ù’ØµÙØ±Ù’ Ø¯ÙØ¹ÙŽØ§ØªÙŽÙ†ÙŽØ§ وَعÙلَمَائنَاَ المَظْلوÙÙ…Ùيْنَ تَحْتَ وَطْأَة٠الظالÙÙ…Ùين ÙˆÙŽÙÙØªÙ’نَة٠الÙَاسÙÙ‚Ùينَ ÙˆÙŽØ­ÙÙ‚Ù’Ø¯Ù Ø§Ù„Ø­ÙŽØ§Ù‚ÙØ¯Ùيْنَ ÙˆÙŽØ¨ÙØºÙ’Ø¶Ù Ø§Ù„Ø­ÙŽØ§Ø³ÙØ¯Ùين ÙˆÙŽØ®Ùيَانَة٠المÙنَاÙÙÙ‚Ùيْنَ

رَبَّنَا Ø¥Ùنَّنَا Ø³ÙŽÙ…ÙØ¹Ù’نَا Ù…ÙنَادÙيًا ÙŠÙنَادÙÙŠ Ù„ÙلْإÙيمَان٠أَنْ Ø¢ÙŽÙ…ÙÙ†Ùوا Ø¨ÙØ±ÙŽØ¨ÙّكÙمْ Ùَآَمَنَّا رَبَّنَا ÙَاغْÙÙØ±Ù’ لَنَا ذÙÙ†Ùوبَنَا ÙˆÙŽÙƒÙŽÙÙّرْ عَنَّا سَيÙّئَاتÙنَا وَتَوَÙَّنَا مَعَ الْأَبْرَار٠رَبَّنَا وَآَتÙنَا مَا وَعَدْتَنَا عَلَى Ø±ÙØ³ÙÙ„ÙÙƒÙŽ وَلَا ØªÙØ®Ù’زÙنَا يَوْمَ الْقÙيَامَة٠إÙنَّكَ لَا ØªÙØ®Ù’Ù„ÙÙ٠الْمÙيعَادَ رَبَّنَا اغْÙÙØ±Ù’ لَنَا ÙˆÙŽÙ„ÙØ¥ÙخْوَانÙنَا الَّذÙينَ سَبَقÙونَا Ø¨ÙØ§Ù„ْإÙيمَان٠وَلَا تَجْعَلْ ÙÙÙŠ Ù‚ÙÙ„ÙوبÙنَا غÙلًّا Ù„ÙلَّذÙينَ آمَنÙوا رَبَّنَا Ø¥Ùنَّكَ رَءÙÙˆÙÙŒ رَحÙيم رَبّنا اغْÙÙØ±Ù’ لنا ÙˆÙŽÙ„ÙÙˆÙŽØ§Ù„ÙØ¯ÙŽÙŠÙ‘نا ÙˆÙŽÙ„Ùمَنْ دَخَلَ بَيْتÙنا Ù…ÙØ¤Ù’Ù…Ùنًا ÙˆÙŽÙ„ÙÙ„Ù’Ù…ÙØ¤Ù’Ù…ÙÙ†Ùينَ ÙˆÙŽØ§Ù„Ù’Ù…ÙØ¤Ù’Ù…Ùنَات٠وَلَا ØªÙŽØ²ÙØ¯Ù الظَّالÙÙ…Ùينَ Ø¥Ùلَّا تَبَارًا

اللَّهÙÙ…ÙŽÙ‘ اقْسÙمْ لَنَا Ù…Ùنْ خَشْيَتÙÙƒÙŽ مَا تَحÙول٠بÙه٠بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصÙيكَ ØŒ ÙˆÙŽÙ…Ùنْ طَاعَتÙÙƒÙŽ مَا ØªÙØ¨ÙŽÙ„ÙّغÙنَا بÙه٠جَنَّتَكَ، ÙˆÙŽÙ…ÙÙ†ÙŽ الْيَقÙين٠مَا تÙÙ‡ÙŽÙˆÙّن٠بÙه٠عَلَيْنَا Ù…ÙØµÙيبَات٠الدÙّنْيَا ØŒ وَمَتÙّعْنَا Ø¨ÙØ£ÙŽØ³Ù’مَاعÙنَا ØŒ وَأَبْصَارÙنَا ØŒ ÙˆÙŽÙ‚ÙوَّتÙنَا مَا أَحْيَيْتَنَا ØŒ ÙˆÙŽØ§Ø¬Ù’Ø¹ÙŽÙ„Ù’Ù‡Ù Ø§Ù„Ù’ÙˆÙŽØ§Ø±ÙØ«ÙŽ Ù…Ùنَّا ØŒ وَاجْعَلْ ثَأْرَنَا عَلَى مَنْ ظَلَمَنَا ØŒ ÙˆÙŽØ§Ù†Ù’ØµÙØ±Ù’نَا عَلَى مَنْ عَادَانَا ØŒ وَلا تَجْعَلْ Ù…ÙØµÙيبَتَنَا ÙÙÙŠ دÙينÙنَا ØŒ وَلا تَجْعَل٠الدÙّنْيَا أَكْبَرَ Ù‡ÙŽÙ…Ùّنَا ØŒ وَلا مَبْلَغَ عÙلْمÙنَا ØŒ وَلا ØªÙØ³ÙŽÙ„Ùّطْ عَلَيْنَا مَنْ لا يَرْحَمÙنَا

رَبَّنَا هَبْ لَنَا Ù…Ùنْ أَزْوَاجÙنَا ÙˆÙŽØ°ÙØ±ÙّيَّاتÙنَا Ù‚ÙØ±ÙŽÙ‘ةَ أَعْيÙن٠وَاجْعَلْنَا Ù„ÙÙ„Ù’Ù…ÙØªÙŽÙ‘Ù‚Ùينَ Ø¥Ùمَامًا . رَبَّنَا آَتÙنَا Ù…Ùنْ لَدÙنْكَ رَحْمَةً ÙˆÙŽÙ‡ÙŽÙŠÙّئْ لَنَا Ù…Ùنْ أَمْرÙنَا رَشَدًا . رَبَّنَا لَا ØªÙØ¤ÙŽØ§Ø®Ùذْنَا Ø¥Ùنْ نَسÙينَا أَوْ أَخْطَأْنَا رَبَّنَا وَلَا تَحْمÙلْ عَلَيْنَا Ø¥ÙØµÙ’رًا كَمَا حَمَلْتَه٠عَلَى الَّذÙينَ Ù…Ùنْ قَبْلÙنَا رَبَّنَا وَلَا ØªÙØ­ÙŽÙ…Ùّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بÙه٠وَاعْÙ٠عَنَّا وَاغْÙÙØ±Ù’ لَنَا وَارْحَمْنَا أَنْتَ مَوْلَانَا ÙÙŽØ§Ù†Ù’ØµÙØ±Ù’نَا عَلَى الْقَوْم٠الْكَاÙÙØ±Ùينَ

رَبَّنَا لَا ØªÙØ²Ùغْ Ù‚ÙÙ„Ùوبَنَا بَعْدَ Ø¥ÙØ°Ù’ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا Ù…Ùنْ لَدÙنْكَ رَحْمَةً Ø¥Ùنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّاب٠(8) رَبَّنَا Ø¥Ùنَّكَ Ø¬ÙŽØ§Ù…ÙØ¹Ù النَّاس٠لÙيَوْم٠لَا رَيْبَ ÙÙيه٠إÙÙ†ÙŽÙ‘ اللَّهَ لَا ÙŠÙØ®Ù’Ù„ÙÙ٠الْمÙيعَادَ رَبَّنَا آَتÙنَا ÙÙÙŠ الدÙّنْيَا حَسَنَةً ÙˆÙŽÙÙÙŠ Ø§Ù„Ù’Ø¢ÙŽØ®ÙØ±ÙŽØ©Ù حَسَنَةً ÙˆÙŽÙ‚Ùنَا عَذَابَ النَّارÙ

وَصَلÙÙ‘ اللَّهÙÙ…ÙŽÙ‘ عَلي خَيْر٠خَلْقÙÙƒÙŽ ÙˆÙŽØ£ÙŽÙْضَل٠نَبÙÙŠÙّكَ Ù…ÙØ­ÙŽÙ…َّد٠وَعَلي آلÙه٠وَصَحْبÙه٠وَسَلÙّمْ تَسْلÙيْمًا وَالْحَمْد٠لÙله٠رَبÙÙ‘ العَالمَينَ

Demikian khutbah Idul fitri hari ini, mohon maaf atas segala kekhilafan dan tutur kata yang tidak berkenan. Selamat merayakan iedul fitri 1434 H. Semoga Allah menerima amal ibadah kita semua.

منَ العَا Ø¦ÙØ¯Ùيْنَ وَالÙÙŽØ§Ø¦ÙØ²Ùينَ كلÙÙ‘ عَام٠وَأنْتÙمْ Ø¨ÙØ®ÙŽÙŠÙ’رÙ

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Avatar

Anggota Badan Pengembangan Yayasan Islamic Center IQRO’, Pondok Gede.

Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Ushuluddin Darul Hikmah, Jati Asih, Bekasi.

Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Dakwan Dirasah Islamiyah Alhikmah, Bangka Jakarta.

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization