
dakwatuna.com
Waktu telah mengalir bagaikan air yang datang dan pergi tak ku mengerti
Mentari datang silih berganti
Malam menampakkan peraduannya
Detik, menit, jam, hari, minggu dan tahun datang beriringan mengisi dimensi ruang dan tak berbentuk keadaannya
Setiap kejadian selalu berkaitannya dengannya
Sang Maha Kuasa juga tak main-main dengan waktu
Bahkan bersumpah “Demi Waktu, demi fajar, demi malam, demi waktu dhuha”
Waktu terus berjalan dan terus berputar
Hingga hari akhir tiba.
Pantas kah kita berdiam diri dengan waktu
Bahkan menyia-nyiakannya??
Sang waktu tak pernah ingin kenal “siapa engkau, dari mana, cantik-jelek, ganteng, miskin-kaya, dermawan ?
Semua akan sia-sia kecuali taqwa dan amal sholeh
Waktu terus akan menjalankan tugasnya
Hingga menjelang berakhirnya zaman ini
Perjalannan hidup akan terus menggulirkan panahnya
Hingga takdirnya dipertemukan dengan-Nya
Hidup ini singkat dan tak tau kapan akan berujung
Kita ibarat para tokoh yang bermain dalam zaman ini
Sedangkan Sang Maha Kuasa adalah Sutradara permainan ini
Menjadi yang terbaik harus kita jadikan prinsip
Karena mereka lah yang akan memenagkan pertarungan untuk mengharapkan ridho dan jannah-Nya.
Redaktur: Aisyah
Beri Nilai: