Namun ternyata video tersebut hanyalah rekayasa belaka. Hal ini berhasil diungkap oleh para aktivis di media sosial. Mulanya, As-Sisi ditampilkan sedang berpidato, kemudian ditampilkan para hadirin sedang duduk menyimak.
Demikian, hingga pada menit ke 2:30 ditampilkan para hadirin sedang berdiri, pada tidak ada hal yang menjadi alasan mereka berdiri. Seperti tepuk tangan, terbawa semangat pidato, atau yang lainnya. Saat itu, pencahayaan ruangan pun berubah. Inilah yang membuat para aktivis media mulai curiga. Sehingga akhirnya berkesimpulan bahwa video tersebut hanyalah rekayasa belaka.
Setelah menyebar berita tentang rekayasa video tersebut, akhirnya pihak militer melalui juru bicaranya mengakui bahwa video tersebut memang menayangkan event-event militer sebelumnya. Tapi tidak bertujuan memanipulasi. (msa/dakwatuna)
Konten ini telah dimodifikasi pada 16/07/13 | 18:04 18:04