dakwatuna.com Menuju Kesatuan Umat
dakwatuna.com – Hilal yang menandai awal bulan Ramadhan belum tampak di seluruh wilayah Indonesia pada Senin, 8 Juli 2013. Menurut pengamatan Badan Hisab dan Rukyat Planetarium, tinggi hilal belum mencukupi untuk memasuki Ramadan.
Hal ini disampaikan oleh Cecep Nurwendya, anggota badan hisab Planetarium pada sidang Isbat penentuan awal bulan Ramadhan 1434 H di Gedung Kementerian Agama, Jakarta.
Dalam laporannya, Cecep mengatakan posisi hilal di Pelabuhan Ratu, Jawa Barat, tingginya 0,65 derajat, jarak busur bulan-matahari 4,55 derajat, umur hilal 3 jam 35 menit 52 detik dan illuminasi hilal 0.18 persen. Sedangkan, awal Ramadan baru masuk jika hilal sudah mencapai 2 derajat.
“Maka dari itu dapat disimpulkan, tidak ada kesimpulan hilal terlihat di hari Minggu dan Senin. Hilal tak tampak di seluruh Indonesia,” kata Cecep di sidang yang dihadiri pimpinan ormas Islam dan para duta besar negara sahabat tersebut.
Oleh karena itu, lanjutnya, maka dapat diprediksi bahwa awal bulan Ramadan akan jatuh pada Rabu 10 Juli 2013 mendatang. “Bisa diprediksi awal Ramadan jatuh pada hari Rabu,” ujarnya.
Kendati demikian, penetapan awal bulan Ramadan tetap berada di tangan Menteri Agama, Suryadharma Ali, yang akan diputuskan pada akhir sidang tersebut.
Dalam sidang tersebut, masing-masing wilayah yang melakukan pengamatan rukyatul hilal akan memberikan laporan sebagai dasar penetapan awal puasa Ramadan.
Pantauan hilal akan dilakukan di sejumlah tempat. Di antaranya di Pelabuhan Ratu (Jawa Barat), Cakung (Jakarta Timur), Boscha (Bandung) dan Makasar. (vivanews)
Redaktur: Ardne
Beri Nilai:
(No Ratings Yet)
Loading...Tentang Tim dakwatuna
