Topic
Home / Pemuda / Essay / Bukan Sekedar lingkaran Biasa

Bukan Sekedar lingkaran Biasa

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Sekilas memang ketika melihat sebuah lingkaran tak ada menariknya sama sekali. Tentu saja, dia tak memiliki sudut, tak memiliki tepi, pangkal dan ujung. Tak seperti saudaranya sang persegi hampir semua “Ter” dia punya. Tapi ada satu titik dimana sang lingkaran memiliki pesona yang mampu memikat seluruh orang yang mendekatinya. Dia mampu menghasilkan rusuk yang tak terhingga dan satu lagi dia bisa dihitung meski ketidak sempurnaan menyelimutinya. Itulah sang lingkaran penyihir kecil yang mampu menghasilkan beribu-ribu fenomena.

     Kalau kata mbah google lingkaran itu bak penghubung antar satu sama lain. Kalau kata Syahrini lingkaran itu sesuatu. Beda lagi kata Arya Wiguna lingkaran itu Demi Tuuuuhaaannn. Yang jelas apapun kata orang-orang, sejatinya lingkaran itu unik dan misterius. Sama seperti lingkaran yang saat ini  membentuk sang pribadi. Meski kecil dia mampu mengkokohkan gengaman satu sama lain. Ya, lingkaran ini kokoh dan sangat kokoh. Badaipun mungkin takut untuk menerjangnya. Siapa sangka lingkaran sekecil ini mampu menghasilkan ribuan anak lingkaran diluar sana. Ya, memang benar lingkaran ini bukan sekedar lingkaran biasa lingkaran ini sangat unik dan misterius.

***

     Berawal dari keterpaksaan seorang pribadi datang untuk mengkokohkan lingkaran yang saat itu masih lentur. Hari demi hari keterpaksaan yang meruncing pun tumbuh subur dihati pribadi,  hingga pada akhirnya kabur adalah jalan satu-satunya. Tapi bukan salju namanya yang menyerah begitu saja ketika api berkobar membara. Dengan penuh kelembutan sang salju mencoba mendinginkan pribadi yang tetap membara.

     “Biarlah aku tetap pada jalanku, jangan paksa aku! ini hidup ku bukan hidupmu, aku punya hak atas diriku dan kamu tidak!”

Begitu kata pribadi pada saat itu. Sang salju tetap tersenyum meski sejatinya hatinya panas termakan kata sang pribadi. Dia tetap tersenyum menentramkan. Sudah kesekian kalinya pribadi tak datang untuk melengkapi dan menkokohkan lingkaran yang berlubang itu. Sang salju mencoba mencari keberadaan sang pribadi namun tak satupun yang membocorkannya. Hingga ia mengetahui dengan mata telanjang sang pribadi mangkir dari lingkaran itu untuk melampiaskan kerinduannya pada dunia petualang yang ia geluti beberapa tahun lamanya. Sang salju tenang setidaknya ia bisa memantau meski dari jauh pribadi yang sangat ia cintai.

Keesokan harinya sang salju berkeinginan untuk bersua dengan sang pribadi. Namun naas sang pribadi lebih dulu mengetahui jika sang salju selama ini mengawasinya. Lagi-lagi ia kabur dari pantauan sang salju. Ia lari menjauh dan menjauh sejauh-jauhnya agar sang salju tak menmukannya lagi.

Sang salju tetap kembali mencari keberadaan pelengkap lingkaran itu. Ia mencari dan terus mencari karena rasa cinta yang begitu membara. Atas izinNya ia dipertemukan, tapi kabut masih menutup pintu sang pribadi ia tetap menolak ajakan sang salju.

“Tolong hargai keputusanku, dan tolong jangan lagi mengurusi hidupku. Biarlah aku sendiri yang menyelesaikan pengembaraan pencarian jati diri ini. Aku mohon”

Mutiara bening mengalir di wajah sang salju. Dengan berat hati ia meninggalkan pribadi yang begitu ia cintai saat ini, nanti, dan seterusnya. Dalam hati ia terus melantunkan doa-doa agar keselamatan dan kemudahan senantiasa tercurah pada sang pribadi.

Hingga pada suatu hari sang pribadi tubang, mungkin akibat kerasnya pendakian pencarian jati diri hingga ia tak mampu untuk menompang tubuhnya dengan sigap, dan entah dari mana sang salju langsung menemui dan memeluk erat tubuhnya.

     “Maafkan aku yang tak bisa menjaganya ya Robb” kata sang salju.

Api yang dulu membara pada diri sang pribadi kini redup tersiramkan butiran salju yang mengalir berirama merdu. Api itu padam. Lingkaran itu tak lagi berlubang karena pelengkapnya telah datang.

***

     Terkadang cubitan itu perlu untuk menyadarkan kita dari keangkuhan diri. Terkadang cubitan itu perlu untuk mengembalikan kita pada jalan yang benar benar sebenarnya. Dan layaknya sebuah mobile phone hati ini perlu untuk senantiasa kita charge agar keangkuhan itu tak kembali bersemayang dalam diri. Dan charger itu adalah lingkaran ini. Lingkaran yang kembali membawa pribad untuk tetap berpetualang. Lingkaran yang kembali membawa pribadi pada jalanNya. Lingkaran yang kembali membawa pribadi mencapai keridhoaNya.

Dulu ketika pribadi masih membenci lingkaran itu, ia mengira tidak akan bisa berpetualang sebagai mana ia lakukan selama ini. Tapi ia salah dengan lingkaran itu ia bahkan mampu berpetualang ke alam yang belum pernah ia temui. Dulu ketika pribadi masih membencinya ia menganggap lingkaran itu egois, tapi ia salah dengan lingkaran itu ia mampu berbagi kasih dengan ribuan pasien disalah satu rumah sakit.

Waktu itu sang salju ingin membelajarkan cara perang kepada para mutiaranya. Tentunya ini bukan sembarang perang seperti zaman Hirosima dan Nagasaki. Ini perang menerobos hati masyarakat. Kalau kata sang salju belajar memahami dan memetik apa yang dirasakan, dialami oleh pasien dirumah sakit itu. Dan sebagai senjatanya sang salju memberikan sebuah kotak berisikan bingkisan makanan untuk setiap 2 mutiaranya. Hari itu sang pribadi benar-benar dibuat meleleh oleh sang salju. Kini ia tahu mengapa salama ini sang salju begitu ingin sang pribadi tetap dalam lingkaran ini. Karena banyak lingkaran-lingkaran yang belum terbentuk dan itu membutuhkan sang pribadi untuk membentuknya. Sang pribadi juga sadar bahwasannya lingkaran ini memang benar-benar misterius dan unik. Misterius karena kecil tapi berdampak besar. 1 lingkarang itu bisa melahirkan ribuan anak lingkaran. Dan unik karena tak ada lingkarang-lingkaran lain yang mampu menyerupainya. Lingkaran ini bukanlah lingkaran biasa karena didalamnya tersimpan ukhuwah, cinta, kasih, dan kedamaian. Lingakran ini bukanlah lingkaran biasa karena didalamnya tersimpan mutiara yang akan terus bersinar kini, nanti, esok, dan selamnya. Lingkaran ini bukanlah lingkaran biasa karena mampu merasakan apa yang tidak biasa dirasakan oleh lingkaran yang lainnya. Lingkaran ini memang sempurna dan pribadi sangat mencintainya.

Teruntuk semua semua mentor Alyd terimakasih telah membimbing hingga sejauh ini. Engkau bagiakan salju yang mampu meluluhkan tembok api. Engkau salju yang mampu mendinginkan api yang membara. Engkau salju yang mampu mengenalkanku pada jalan yang sangat menawan ini. Terima kasih saljuku. Semoga Allah senantiasa melancakan dan melapangkan hatimu.

Ingatlah Salju itu akan tetap bersemayam dalam diri pribadi ini.

 

Redaktur: Aisyah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 5.00 out of 5)
Loading...

Lihat Juga

Habits

Figure
Organization