Topic
Home / Berita / Opini / Sexual Harrastment

Sexual Harrastment

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

kejahatan sexdakwatuna.com – Anak perempuan diperkosa oleh ayahnya sendiri. Seorang gadis diperkosa beramai-ramai oleh sekelompok pemuda. Anak di bawah umur tujuh belasan disodori minuman yang sudah dicampur obat tidur lalu diperkosa beramai-ramai. Seorang nenek tak berdaya diperkosa oleh seorang pemuda digubuknya. Dunia ini menjadi ngeri di isi oleh orang-orang gila seperti itu. Seketika dunia bukan lagi tempat aman untuk ditempati. Entah setan apa yang merasuki pikiran para pemuda ini?. Terasa mudah sekali, selesai melampiaskan nafsu bejat nya lalu meninggalkan para gadis tak berdosa itu di tempat-tempat tak layak dengan pakaiannya yang sudah compang camping bahkan telanjang.

Di kereta-kereta, bus, dan angkot terjadi pelecehan seksual terang-terangan. Semua itu demi memuaskan nafsu sesaat yang tak pada tempatnya. Seolah tempat aman telah habis. Di setiap ruang , waktu dan tempat tak terbayang berapa banyak kelakuan-kelakuan manusia tak berperasaan yang siap memangsa siapa saja. Tak peduli umur berapa pun, dari yang masih bocah sampai nenek-nenek. Ck.ck.ck.. Tindakan pelecehan seksual (sexual harassment) ini sudah benar-benar keterlaluan.

Eksploitasi terhadap perempuan semakin bertebaran. Kecantikan wanita diperjualbelikan melalui media dan iklan. Kemolekan tubuh wanita dipertontonkan dengan bebas, gratis dan mudah. Belum lagi, perempuan ber-rok sepaha mudah ditemui dimana-mana. Bagaimana para lelaki tidak tergiur?. Tapi, apakah hanya karena kemolekan tubuh wanita maka lelaki menjadi bernafsu dan ingin segera menuntaskan hajatnya tanpa mempedulikan apapun? tidak. Ternyata para perempuan berhijab rapih sekalipun masih menjadi sasaran lelaki hidung belang.

Lalu, bagaimana makhluk bernama perempuan ini bisa hidup dengan aman, jika para lelaki nya saja yang semestinya melindungi perempuan, malah membuat banyak luka dan trauma pada perempuan-perempuan tak berdosa ini. Trauma panjang. Tak cukup sehari dua hari hilang. Bahkan sepanjang perempuan itu hidup, luka dan trauma nya akan selalu membekas.

Masa depan hilang dan tak ada lagi harapan, pernyataan yang sering terlontar bagi mereka yang mengalami cobaan ini. Belum lagi jika ada yang berlanjut hingga hamil, menanggung semua akibat perbuatan si pelaku perkosaan. Sepantasnya memang, pelaku perkosaan itu dihukum mati saja agar tak terus bertambah korban.

Urusan “kebutuhan biologis” ini memang kebutuhan mendasar manusia. Para lelaki yang sudah menikah, ada istrinya yang menjadi tempat tersalurkannya kebutuhan tersebut dengan tepat dan halal. Tetapi, tentu saja tidak lantas menjadi bebas perkara. Ada saja lelaki beristri yang mencari penyaluran tak tepat. Apalagi alasan nya kalau bukan karena nafsu? Nafsu yang diperturutkan dan hingga diperbudak olehnya.

Selain berpuasa bagi lelaki yang belum menikah, pemahaman-pemahaman yang baik akan menjadi benteng melakukan tindakan-tindakan yang tak perlu. Meski ada saja yang sudah paham, tetapi karena nafsu yang lebih dikedepankan, maka pemahaman-pemahaman itu pun runtuh seketika. Jika sudah begini, maka urusannya harus mulai diseriusi oleh pemerintah. Pemerintah harus ikut andil dalam mencegah tindakan pelecehan seksual.

Hari ini entah sudah berapa banyak hal-hal berbau pornografi mudah sekali diakses oleh anak-anak kita. Internet, majalah, dan televise. Korbannya mulai dari anak kecil sampai yang tua. Memang pada akhirnya, kami sebagai masyarakat kecil hanya bisa mengkritik pemerintah, meski di antara kami juga begitu terbata-bata ikut memberikan solusi hanya sebatas di tataran bawah saja. Memberikan pendidikan seks sejak dini kepada anak misalnya. Kemudian, peran orangtua dalam membimbing tontonan anak-anak di rumah. Dan masih banyak lagi. Tapi, apakah itu cukup? Tentu tidak. Semua bertanggung jawab atas masalah pelecehan seksual ini. Ketika sudah tak bisa mengharapkan pemerintah, lingkungan dan masyarakat untuk mencegah pelecehan seksual ini, mungkin memang tak ada pilihan lain selain melindungi diri, keluarga dan saudara terdekat kita.

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
lulusan Fakultas MIPA Universitas Padjadjaran, semasa di kampus sangat aktif dalam berorganisasi dan berbagai kepanitiaan. Sangat suka menulis dan membaca buku-buku pergerakan dan perjuangan. Suka juga menulis puisi

Lihat Juga

Empat Ciri Wanita Penghuni Surga

Figure
Organization