Topic
Home / Pemuda / Cerpen / Dia yang Kini Bukanlah Dia yang Dulu

Dia yang Kini Bukanlah Dia yang Dulu

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

jilbabdakwatuna.com – Selepas SMU kami tidak pernah ketemu lagi, karena melanjutkan pendidikan pada universitas berbeda. Sampai pada suatu ketika di tahun 2005, dua tahun setamat SMU. Dari jauh kuperhatikan, seakan tidak percaya bahwa itu adalah dia. Seketika lisanku bergumam, “Subhanallah, tidak salah lihatkah mata ini?”.

Betapa tidak, sewaktu SMU jangankan memakai kerudung lebar dan syar’i seperti ini, berjilbabpun tidak. Rata-rata temannya laki-laki. Pacaran menjadi hal lumrah baginya. Namun kutahu dan sangat yakin bahwa dia rajin sholat.

Beberapa bulan setelah itu barulah aku benar-benar yakin, bahwa perempuan yang pernah kulihat itu memang dia. Ketika itu aku mau pulang kampung ke Bukittinggi, naik tranex di Ulang Karang, Padang-Sumatera Barat. Saat sampai di pool, tanpa diduga aku kembali melihatnya mengenakan pakaian yang begitu sopan dan rapi, jilbabnya yang lebar itu menutupi seluruh tubuhnya. “Subhanallah, ternyata ia memang sudah betul-betul berubah. Dia yang kini bukanlah dia yang dulu,” hatiku bertasbih.

Ketika itu ia juga sedang menunggu bis sambil membaca sebuah buku. Saat kuperhatikan, buku bersampul putih kombinasi biru yang tengah ia baca itu kebetulan juga ada di dalam tasku. Aku lupa judulnya. Kuheran, “kok bisa sama?” Yang jelas itu tidak terlepas dari skenario Allah Subhanahu Wa’ Ta’ala. Terakhir kuketahui, bahkan sekadar untuk memajang photo sebagai PP Facebook pun ia enggan. Semenjak saat itulah aku semakin sadar bahwa hidayah Allah itu tidak terbatas.

Jadi jangan berbangga diri dengan kesholehah diri kita, dengan menganggap orang lain begitu hina. Karena bisa jadi seorang yang saat ini kita lihat penuh maksiat, bergelimang dosa, suatu saat Allah bukakan hatinya untuk menerima hidayah. Dia bertobat dan Allah terima tobatnya. Dan juga tidak tertutup kemungkinan seorang yang saat ini begitu taat beribadah, shalatnya selalu berjamaa’h, rajin puasa sunnah, suatu saat Allah cabut hidayah itu dari hatinya karena adanya kesombongan dan sum’ah di dalam dirinya. Allah memberikan hidayah bagi siapa yang Dia kehendaki dan mencabut hidayah dari siapa yang dikehendaki-Nya.

Semoga Allah berikan keistiqomahan kepada hati kita, sehingga betapapun kuatnya godaan dunia, kita dapat menangkisnya dengan baik, Aamiin…

Redaktur: Aisyah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (10 votes, average: 8.30 out of 5)
Loading...

Tentang

Pegawai Swasta. Anggota Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia.

Lihat Juga

Kemuliaan Wanita, Sang Pengukir Peradaban

Figure
Organization