Topic
Home / Berita / Nasional / Derita ‘Tasya’ Pengamen Cilik Penderita Gizi Buruk. Semoga Kita Peduli!

Derita ‘Tasya’ Pengamen Cilik Penderita Gizi Buruk. Semoga Kita Peduli!

tasyadakwatuna.com – Jakarta. Jika anda melintasi traffic light jembatan dua tepatnya di Jl. Tubagus Angke Tambora, anda akan melihat seorang  anak perempuan berusia ( 13 tahun) dengan tubuh kurus hanya seberat 20 Kg dan dipenuhi luka sedang mengamen, tubuhnya begitu kurus sebagai akibat gizi buruk yang dideritanya. Wajah, tubuh dan kakinya tampak tinggal tulang terbungkus kulit yang legam dan dekil, tak sedikit yang memalingkan wajah, bahkan menutup hidung saat melihat atau berpapasan dengan gadis ini, mungkin karena aroma tak sedap dari luka dan kumalnya pakaian yang digunakan gadis kecil ini.

Tasya, gadis malang itu mengemis di sepanjang jalan bersama ibunya, Imah namanya. Imah sendiri dalam keadaan cacat, berjalan dengan sebelah kaki. Sedangkan ayah tiri Tasya mencari nafkah sebagai pencari cacing untuk dijual memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tasya hanya mampu bersekolah hingga kelas 2 SD, kondisi yang serba sulit menyebabkan Tasya tak mampu melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi, padahal Tasya adalah anak yang cerdas, terutama dalam hal berhitung.

Tasya berhenti sekolah lantaran tak ada biaya dan malu dengan penyakit yang dideritanya. Ayah dan ibu tak sanggup menanggung biaya rumah sakit, maka kondisi Tasya semakin menderita. Hingga kini, dengan tubuh kurus, legam dan penuh luka menahun Tasya bertarung hidup dengan mengemis. Keluarga malang ini tinggal didaerah kumuh bersama dengan kumpulan pengemis dan pemulung lainnya di kawasan Cengkareng.

Relawan menyuapi anak gizi buruk (tasya) sambil ngajak jalan2 pagiKehidupannya begitu memprihatinkan, seolah tak ada yang peduli nasibnya. Tasya yang sangat ngefans dengan group band Wali ini terus menyeret kakinya yang penuh dengan luka mengharap belas kasihan para pengguna jalan. Luka di tubuhnya, mungkin tak sepilu luka jiwanya yang kerap diacuhkan, dicemooh dan tak jarang diusir orang. Tasya, nasibnya tak seindah namanya.

Tim Mobile Social Response (MSR) ACT, bertemu Tasya pada bulan Mei silam ketika melintasi wilayah tersebut. Saat ini ada beberapa tindakan yang telah dilakukan oleh ACT melalui program  Mobile Social Response (MSR), yaitu memberikan santunan materiil uang tunai untuk pemenuhan kebutuhan pangannya dan memberikan bantuan advokasi.  Saat ini Tasya telah sedang menjalani perawatan  di Rumah Sehat Terpadu DD.

ACT hadir mengetuk kepedulian anda dan menyampaikan santunan untuknya. Semoga  Anda terketuk memberi kesempatan Tasya untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik layaknya anak-anak kita yang tumbuh secara wajar. (sbb/act/dakwatuna)

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 3.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Driver Ojol ini Ikhlaskan Tabungan Nikahnya untuk Palestina

Figure
Organization