dakwatuna.com Menuju Kesatuan Umat
dakwatuna.com – Jakarta. Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI) menyampaikan keprihatinan mendalam atas terjadinya kerusuhan di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah. Mengantisipasi terulangnya kejadian serupa, LPOI dengan tegas meminta Pemerintah menghentikan pengiriman tenaga kerja, khususnya wanita, ke Saudi Arabia.
“Yang sekarang diberlakukan hanya moratorium, penghentian sementara. Kami di sini mendesak Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, agar menghentikan selamanya pengiriman tenaga kerja, khususnya wanita ke Saudi Arabia,” kata Ketua Umum LPOI, KH Said Aqil Siroj, dalam jumpa pers yang digelar di Gedung Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Jakarta Pusat, Rabu (12/6).
Menyikapi kerusuhan di Jeddah, LPOI juga mendesak agar Kementerian Luar Negeri meningkatkan pelayanan terhadap TKI bermasalah, yang mana di Arab Saudi saat ini jumlahnya mencapai 1 juta orang. Pemulangan tenaga kerja bermasalah juga mesti dipercepat.
“Untuk penghentian pengiriman yang kami minta hanya wanita, laki-laki masih boleh. Dari satu juta tenaga kerja bermasalah di Arab Saudi, yang paling besar jumlahnya adalah wanita,” tegas Kiai Said.
Sekretaris LPOI, Luthfi A. Tamimi, menyatakan, permintaan penghentian pengiriman TKW ke Saudi Arabia menyangkut pula hukum Islam.
“Istri atau saudara perempuan kita, umrah yang hanya seminggu saja, kalau tidak didampingi muhrimnya tidak boleh. Sementara TKW tahunan tinggal di sana dibiarkan. Aturan apa ini,” tegas Luthfi.
Desakan itu, masih kata Luthfi, juga dikarenakan masih adanya keengganan Pemerintah Arab Saudi menandatangani kesepakatan bersama dengan Indonesia dalam perlindungan terhadap tenaga kerja.
“Kami berharap pemerintah bisa menjalankan apa yang kami sampaikan di sini. LPOI mewakili lebih dari seratus juta suara umat Islam, suara rakyat Indonesia,” pungkasnya. (sl/rmol)
Redaktur: Saiful Bahri
Beri Nilai:
(1 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...Tentang Tim dakwatuna
