Topic
Home / Pemuda / Puisi dan Syair / Rohingya Kaum Yang Terluka

Rohingya Kaum Yang Terluka

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

rohingya1dakwatuna.com

Baik kuceritakan sebuah negeri
Nan indah lagi elok mata memandang
Bagaikan mutiara yang terpendam
Hamparannya luas umpama zamrud khatulistiwa
Tak kalah indah dengan bumi kita indonesia
Myanmar namanya…

Di sudut bumi Myanmar…
Ada suatu kaum yang terluka
Menangis… merintih… sayat nanar berdarah
Terjajah pada sebuah hamparan
Terasing pada keramaian kebrutalan
Terusir dari tempat lahir dan mati

Dunia menyebutnya kaum rohingya…
Berasal dari Arakan
Suatu kerajaan penyebar agama rahmat semesta alam sebelum Burma didirikan
Ya! berada sebelum Burma didirikan…
Kaum Rohingya yang terluka…
Miskin di antara berlian tanah kelahiran

Satu per satu nyawa dibabat habis
Bukan barang sehari dua hari
Bertahun bahkan berabad
Anak, lansia, dewasa dibantai, ditembak, ditawan pula dibakar
Digorok dan tak seronok
Entah apa musababnya
Mungkin karena aqidah yang dicinta

Rohingya… kaum yang tertindas
Dibantai oleh militer junta
Disiksa lagi tak berperasa
Menjerit nestapa pada dunia
Berlari, terkatung, berjelajah benua samudra
Demi selamatnya nyawa dan aqidah

Lihatlah…
Benua ini dipenuhi dengan bendera yang berkibar-kibar
Semua berkoar-koar
Inilah hak asasi dan kemanusiaan
Mengaku cinta perdamaian…
Tapi kalah dengan lebah!
Yang senantiasa menjaga saudaranya tanpa kenal lelah

Wahai dunia belalakkan mata
Tidakkah kau lihat tangisan darah kemanusiaan
Buka telinga, kepala dan dada
Jerit kemanusiaan menyayat jiwa
Ratusan ribu nyawa telah hilang
Tapi kau bungkam bagai pecundang

Ah… pastilah semua merindu kedamaian!
Yang merasuk ke dada lewat kepala
Tak ada yang mengajarkan kekerasan pula penindasan
Kecuali hati yang telah mati
Atau telinga yang telah tuli

Aku malu… pada kawanan lebah yang saling menjaga
Berkorban memberi sepenuh hati
Aku malu… pada seonggok manusia di negeri Palestina sana
Di tengah derita masih sergap ikhlas berbagi
Lalu… biarlah kita bertanya… mencari pada nurani
Untuk muslim rohingya yang kita cintai

Redaktur: Aisyah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (No Ratings Yet)
Loading...
Penulis berkulit sawo matang ini sudah menyukai dunia tulis menulis sejak masih berusia 8 tahun. Baginya, menulis merupakan suplemen jiwa. Alasan lain yang membuatnya menyukai dunia tulis menulis adalah �Dengan tulisan, bisa jadi kita mampu mengubah peradaban�

Lihat Juga

Misi PBB: Militer Myanmar Bakar Anak Rohingya Hidup-Hidup

Figure
Organization