Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / FILM FETIH 1453

FILM FETIH 1453

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

fetih-fragmandakwatuna.com – Kali ini Saya mau me-review film Fetih 1453. Salah satu film yang pernah Aku download. Film buatan Turki yang rilis pada tahun 2012 ini berdurasi 2 jam 36 menit 4 detik dan mengadopsi kisah pejuang Islam yang mampu menaklukkan tembok Konstantinopel. Tembok Konstantinopel adalah tembok raksasa tiga lapis dan terkokoh pada masanya. Sejak dibuat pada tahun 324 M belum ada yang mampu menaklukkan tembok itu. Letaknya di sebelah barat selat Bosphorus ( Turki ) yang memisahkan antara benua Asia dan Eropa.

Yang mau saya bahas disini  alur cerita dalam film tersebut. Karena di film tersebut ada tokoh yang bernama Era ( anak angkat dari Urban insinyur meriam ),yang merupakan tokoh fiktif yang hanya untuk pengembangan alur cerita. Disini saya juga bersikap “netral” terhadap penampilan yang kurang mencerminkan kepribadian seorang muslimah dari wanita – wanita yang mengisi peran.

“Konstatinopel akan dibebaskan oleh umat Islam. Pemimin yang membebaskannya adalah sebaik-baik pemimpin dan tentaranya adalah sebaik-baik tentara.” Alur film ini dimulai pada tahun 627 H/ 1206 M  ketika Rasulullah, menyampaikan berita kepada beberapa sahabatnya. Rasulullah bersabda:

Kemudian dinarasikan peristiwa-peristiwa menakjubkan manjelang kelahiran Sultan Mehmed II, seperti banyak kuda yang melahirkan bayi kembar, panen yang melimpah menghasilkan sampai empat kali dalam setahun, dahan-dahan pohon sampai ke tanah dikarenakan banyaknya buah. Dan ditahun yang sama pula terlihat komet pada siang hari. Menurut kepercayaan masyarakat pada waktu itu, tembok Konstantinopel yang tak terkalahkan akan runtuh.

Pada tanggal 29 Maret 1432 M lahirlah anak dari sultan Murad II. Beliau memberikan nama Mehmed (Muhammad Al-Fatih) sebagai penghormatan kepada Rasulullah SAW. Sultan Mehmed II lahir di kota Edirne, Turki. Di film tersebut digambarkan ketika pelayan istana menyampaikan berita kelahiran sultan Mehmed II, ayahanda (sultan Murad II) tengah melantunkan Surat Al-Fath dengan suara merdunya.

Dalam film tersebut diceritakan kali pertama Sultan Mehmed II naik tahta ketika berusia 12 tahun karena Sultan Murad II telah leleh meghadapi pertikain politik antara para Wazir (menteri) dan panglimanya. Namun  Wazir kepala Halil Pasha memutuskan memanggil kembali Sultan Murad II untuk kembali bertahta, karena  kemungkinan adanya ancaman dari tentara salib yang ingin merebut Ottoman. Pada tahun 1951 Sultan Murad II menghembuskan nafas terakhirnya dan sultan Mehmed II kembali menaiki tahta. Berita wafatnya Sultan Murad II banyak yang sudah mengetahui termasuk Kaisar Constantin, Raja Paus, dan kerajaan Kristen lainnya.

Di awal masa pemerintahan kedua Sultan Mehmed II, banyak penduduk yang meragukan kepemimpinan Beliau. Kerena sebelumnya Beliau pernah digulingkan dari kekuasaanya. Sultan Mehmed II lebih mengutamakan rakyatnya daripada anak (Pangeran Bayazid) dan isterinya (Gulbahar Hatun). Sultan Mehmed II pernah mendapatkan mimpi bertemu dengan Osman (nenek moyang) dan Osman berpesan bahwa Sultan Mehmed II lah yang akan membuat kekaisaran Turki menjadi lebih besar serta Beliau lah pemimpin yang telah diramalkan Rasul untuk membebaskan Konstantinopel.  Berbagai usaha dilakukan sultan Mehmed II untuk merebut wilayah Konstantinopel. Seperti Ia mempelajari ilmu ketentaraan, ilmu teknik, sains, matematika, dan 6 bahasa. Beliau juga mahir menggunakan pedang hasil pengajaran dari Hasan (prajurit kepercayaan Sultan). 

Setelah mendapat mimpi itu sultan Mehmed II langsung mengutarakan rencananya kepada para wazirnya untuk membuat 100 kapal dalam setahun dan 3 meriam raksasa. Beliau juga meminta wazir kepala Halil Pasha untuk melaporkan status persenjataan dan amunisi dari Janissari (pasukan elit Turki). Mendengar berita tersebut Halil Pasha menyatakan keberatan. Menurut Halil Pasha rencana tersebut hanya akan membuat kekuasaan semakin menyusut. Namun sanggahan tersebut ditolak mentah oleh Sultan Mehmed II karena menurut Beliau hidup untuk mencatatkan sejarah, bukan untuk menjadi seorang pengecut.

Kemudian ditampilkan latar pelabuhan Genoa, Itali. Dimana kali pertama sosok Era ditampilan. Diceritakan Era menolak lamaran dari Guistiniani ditempat itu. Era pun kembali tinggal bersama ayah angkatnya (Urban). Ia pun menyampaikan bahwa Adipati Notaras (orang kerajaan Constantine) menginginkan Urban untuk membuatkan meriam  untuknya, namun Urban menolak dan Ia diancam dibunuh dan berhasil diselamatkan oleh Hasan. Sebagai tanda jasa, Urban memenuhi permintaan sultan Mehmed II untuk membuat meriam raksasa yang belum pernah ada sepanjang sejarah.

Dikisahkan juga Karamanoglu Ybrahim yang didukung oleh kaisar Constantine sedang dalam persiapan perang melawan pasukan sultan Mehmed II. Namun Karamanoglu Ybrahim menyerah sebelum terjadinya peperangan. Bukti pengkhianatan Halil Pasha pun terbongkar. Sultan berhasil merebut surat yang dikirimkan Orhan kepada Ybrahim. Dalam surat tersebut tertulis bahwa Halil Pasha berada di pihak Ybrahim.

Pada tahun 1452 M Sultan Mehmed II mulai membangun benteng di Bogazkesen untuk menyerang Konstantinopel. Lokasi tersebut memungkinkan untuk mencegat semua kapal yang datang dari laut hitam. Sehingga supply makanan kerajaan yang dipimpin Kaisar Constantine akan terputus. Pembangunan tersebut  melibatkan ribuan rakyatnya. Mereka bekerja tanpa kenal waktu dan kerjasamanya terlihat sangat jelas. Aku salut banget ketika mereka bekerja kemudian Sultan Mehmed datang, dan serentak mereka memberikan penghormatan pada Sultan. Sungguh pemandangan yang sangat berlawanan dengan di Indonesia.

Kabar mengenai pembangunan benteng pun akhirnya diketahui Kaisar Constantine beserta teman Kristen lainnya. Mereka berencana membentuk tentara yang tangguh untuk mengurungkan niat Sultan Mehmed II. Namun ketika itu kondisi Perancis dan Inggris saling berperang sedangkan Jerman sedang menghadapi konflik internal negaranya. Kondisi mereka tertekan. Tidak ada pilihan lain kecuali penggabungan gereja Orthodoks terhadap Katolik. Pada Januari 1453 Genoa  mengirimkan tentara bantuan yang dipimpin oleh Giustiniani (spesialis dalam mempertahankan kota-kota bertembok) beserta 700 pria bersenjata lainnya untuk membantu melawan serangan dari tentara Sultan Mehmed II.

Benteng, meriam, kapal, panah dan segala sesuatu yang dibutuhkan untuk pertempuran pun sudah siap. Sultan Mehmed II segera menggencarkan serangan. Berbagai strategi disusun kedua belah pihak. Kaisar Constantine pun memasang rantai besi raksasa di bagian Golden Horn, tembok terlemahnya (tembok satu lapis) sehingga tidak memungkinkan kapal-kapal untuk melintas dan menyerang tembok. Sebelum pergi ke medan perang, Sultan Mehmed II melaksanakan shalat dan meminta restu pada isteri dan ankanya. Serangan pertama pada jum’at, 6 April 1453 M. Sultan Mehmed II membawa 250.000 prajurit dari berbagai divisi sedangkan pasukan Konstantinopel jumlahnya jauh lebih sedikit. Sebelum penyerangan, Sultan Mehmed II memberikan tiga pilihan kepada Kaisar Constantine, yaitu:

  1. Masuk Islam, maka penyerangan ke tembok Konstntinopel akan dibatalkan.
  2. Membayar Jizyah dan mentaati syariah Islam.
  3. Diperangi sampai Allah memenangkan kaum Muslim.

Namun Kaisar Constantine memilih opsi ketiga. Pertumpahan darah pun tidak dapat dihindari. Hasil pertempuran pertama dimenangkan oleh pasukan Konstantinopel karena mereka berada di dalam benteng dan berada di tanah yang lebih tinggi.

Beberapa hari setelah penyeranagan pertama gagal, Sultan Mehmed II memerintahkan penambang dari Serbia untuk menggali terowongan bawah tanah agar pasukan bisa masuk dari bawah tanah. Namun rencana tersebut berhasil dibaca oleh pasukan Konstantinopel. Selang 12 hari dari penyerangan pertama, Sultan Mehmed II melakukan penyerangan kedua pada malam hari. Lagi-lagi gagal.

Pihak Konstantinopel mengalami kekurangan bahan makanan. Karena Sultan Mehmed II telah memblokir semua pasokan makanan dan logistik dari manapun, termasuk dari  saudara Kristennya. Namun ada 3 kapal yang lolos menuju Konstantinopel walaupun telah mendapatkan serangan laut dari tentara Sultan Mehmed II  karena kapal-kapal tersebut berukuran sangat besar.

15.000 pasukan Turki telah gugur dan belum membuahkan hasil. Hal tersebut membuat Sultan Mehmed II frustasi. Di tengah kefrustasian Sultan, datanglah dorongan motivasi dari gurunya. Sang guru mengajak Sultan untuk mengunjungi makam Ayyub Al-Ansyari r.a yang terletak dekat tembok Konstantinopel. Ayyub Al-Ansyari r.a pernah ikut mengepung Konstantinopel bersama tentara muslim dalam perang salib dan Beliau tidak pernah meninggalkan tempat tersebut sampai Beliau meninggal dunia. Saat itu usianya sudah tidak muda dan dalam keadaan sakit. Sang guru perpesan kepada Sultan agar tidak menyerah, karena bila Sultan tidak melakukannya sekarang Beliau tidak akan pernah bisa melakukannya lagi.

Setelah kefrustasian Sultan berakhir, Sultan menemukan ide yang sungguh luar bisa. Sultan memerintahkan pasukannya untuk menyeret kapal-kapal besar melalui jalan darat menuju Golden Horn (gerbang terlemah Konstantinopel). Siasat tersebut tidak pernah terlintas dalam pikiran Kaisan Konstantine, sehingga muncul kepanikan pada rakyat dan tentaranya. Dalam usaha mengatasi hal tersebut, Kaisar meminta pendeta-pendeta Konstantinopel untuk mengadakan upacara persembahan kepada Bunda Maria. Mereka mempercayai jimat Hedogetria, yaitu lukisan Bunda Maria dan Yesus diusung keliling kota untuk mendapatkan pertolongan dari langit dan mengusur musuh.

Pada 29 Mei 1453 Sultan Mehmed II beserta pasukannya melakukan serangan besar-besaran. Mereka berhasil meruntuhkan tembok terlemah dari Konstantinopel. Sehingga pasukan Sultan bisa menerobos masuk ke dalam Konstantinopel. Penduduk Konstantinopel berusaha menyelamatkan diri mereka dengan berlindung di Hagia Sohia (gereja di dalam Konstantinopel). Sementara itu Hasan dengan anak panah yang tertancap di tubuhnya berusaha keras mengibarkan bendera di puncak bangunan Konstantinopel.Setelah berhasil menancapkan bendera, Hasan menghembuskan nafas terakhirnya di tempat kejadian. Ia meninggalkan seorang Isteri (Era) dan anak yang masih dalam kandungan. Kaisar Constantine dan Guistiniani  dikisahkan gugur dalam peperangan. Sejak saat itu wilayah Konstntinopel resmi diambil alih kembali oleh Muslim. Sultan pun memberikan kebebasan beragama kepada rakyat Konstantinopel. Film ini ditutup dengan adegan yang Aku anggap cukup lucu. Dimana Sultan menggendong anak perempuan dari rakyat Konstantinopel dan anak tersebut memainkan jenggot Sultan.

Kurang-lebihnya seperti itulah perjuangan Sultan Mehmed II di film Fetih 1453. Semoga tulisan ini bisa menggambarkan kepemimpinan Beliau dalam memimpin pasukannya mengambil alih  Konstantinopel.

Redaktur: Aisyah

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (11 votes, average: 8.82 out of 5)
Loading...
Staff Administrasi di salah satu perusahaan Ekspedisi wilayah Jakarta Timur. Calon mahasisiwi jurusan Matematika

Lihat Juga

Ada Dakwah di Dalam Film End Game?

Figure
Organization