Topic
Home / Berita / Opini / PKS dan Tanah Surga

PKS dan Tanah Surga

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
[youtube CJTbXVMpDBI 640]

dakwatuna.com – “Tanah Surga, Katanya…” adalah sebuah film berlatar tanah Melayu di Pulau Kalimantan. Tanah Melayu ini adalah tanah yang terletak di gugusan pulau terdepan Indonesia, khususnya gugus terdepan yang berbatasan dengan negara Malaysia.

Film yang dibintangi Ringgo Rahman ini mengisahkan bagaimana kehidupan sulit di wilayah terdepan Indonesia. Wilayah Indonesia tetapi dalam transaksi jual belinya tidak menggunakan uang Rupiah melainkan Ringgit Malaysia. Wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia dengan hanya seorang guru SD untuk anak-anak kelas 3 dan 4 yang dinding kelasnya hanya dibatasi triplek tanpa dinding permanen.

Sebuah wilayah di mana murid-murid SD tidak hafal dengan lagu kebangsaannya Indonesia Raya. Wilayah Indonesia di mana sekolah SD-nya berlantaikan papan-papan yang sudah lapuk sehingga menyebabkan Ringgo Rahman ‘dr. Intel’ terperosok dua kali di depan kelas ketika menjadi guru pengganti.

Wilayah terdepan Indonesia tanpa fasilitas kesehatan dan fasilitas transportasi yang memadai. Wilayah Indonesia yang tampak sangat alami, terlihat jelas perbedaannya dengan jalanan di wilayah Malaysia perbatasan yang sudah beraspal, sebaliknya di wilayah Indonesia perbatasan masih berupa jalanan biasa dan alami tak beraspal.

Itulah sekilas wajah Indonesia di tapal perbatasan dengan Malaysia. Sebuah potret pembangunan bangsa yang belum berhasil menyentuh hingga ke wilayah-wilayah terdepan Indonesia. Dan entah sampai kapan mereka yang berada ribuan mil jaraknya dari Ibu Kota Jakarta ini akan merasakan nikmatnya pembangunan bangsa dalam masa pembangunan berkelanjutan dan dalam suasana Indonesia merdeka ini.

Selanjutnya, penulis tidak hendak mengulas semua tentang film ini, melainkan menyampaikan apa yang penulis rasakan setelah menonton film ini. Penulis merasakan betapa sulitnya orang yang hidup wilayah perbatasan dengan negara lain dan oleh karena itu yang terpikirkan adalah, “Bagaimana jika PKS memenangkan Pemilu 2014 dan sekaligus mengantarkan salah seorang kadernya menjadi Presiden Indonesia berikutnya?”

Berikutnya bertaburan pertanyaan lanjutan akibat dari pertanyaan pertama tadi. Misalnya, “Apa yang dapat dilakukan PKS untuk masyarakat Indonesia di garis terdepan? Bagaimana caranya?” Mari sejenak kita pikirkan bersama ikhwan dan akhwat fillah.

Tantangan PKS

Sebenarnya tidaklah mudah menjawab pertanyaan di atas. Luasnya negeri Indonesia ini menyebabkan kita mengalami kesulitan yang tidak sedikit dalam merealisasikan pembangunan yang adil dan merata sampai ke suruh penjuru Indonesia. Beragam persoalan muncul di negeri yang luas dan besar ini.

Presiden yang bekerja 24 jam sehari pun hampir dapat dipastikan akan tidak cukup mampu mengentaskan beragam variasi masalah yang ada. Dibutuhkan kerja keras dari seluruh elemen masyarakat Indonesia. Kerja keras dalam membangun tanah surga ‘Indonesia’ baru. Bahkan PKS pun tidak akan mampu mengatasi masalah ini sendirian.

Tantangan PKS akan semakin membesar pada masa-masa yang akan datang. Penulis teringat sosok Ustadz kami, Dr Arif Awaludin, SH, M. Hum di Purwokerto yang sering mengatakan bahwa jika diibaratkan pohon, maka semakin tinggi pohon tadi akan semakin kencang pula tiupan angin kepadanya. Demikian halnya PKS ke depan dengan semakin besar diperkirakan tidaklah akan terlalu jauh berbeda dengan partai-partai lain yang pernah mencapai kebesarannya, sebut misalnya Golkar dan PDIP. PKS akan merasakan tantangan yang semakin besar sebagaimana dirasakan partai Golkar dan PDIP.

Kedua partai besar tersebut sudah melewati masa-masa kejayaan, kebanggaan dan suka citanya karena telah merasakan nikmatnya mencecapi kue kekuasaan di tanah surga, Indonesia. Kekuasaan ini pula lah yang menyebabkan beberapa di antara kadernya harus berurusan dengan pengadilan karena harus mempertanggungjawabkan kepemimpinannya selama berkuasa. Jika persangkaan yang dituduhkan kepadanya tidak terbukti di pengadilan, maka mereka menghirup udara bebas. Tetapi, jika perangkaan yang dituduhkan kepadanya terbukti di pengadilan biasanya mereka akan meringkuk di balik terali besi.

Demikianlah PKS ke depan. Jika PKS dan kekuasaan yang diamanahkan kepadanya dijalankan dengan sebaik mungkin, maka mungkin kekuasaan tersebut akan membawa kepada kesejahteraan masyarakat di tanah surga ‘Indonesia’ ini menjadi lebih baik. Tetapi sebaliknya, jika kepemimpinan di bawah mayoritas pendukung PKS ini menyeleweng maka kehancuran akan menghampiri.

Dan bahkan, lebih tragis lagi dari sekedar memikirkan euforia dibalik keberhasilan PKS nanti adalah bahwa perjalanan PKS dalam tahap kemenangannya nanti tidaklah akan semulus perjalanan menaiki kereta super cepat ‘Sinkanzen’ di Jepang atau menikmati perjalanan bersama ‘High Speed Rail’ (HSR) dari Tainan menuju Taipei di Taiwan.

Maksudnya apa? Maksudnya, sebaik dan sejujur apa pun kepemimpinan PKS di masa depan dia akan selalu mendapatkan tantangannya. Baik dan jujur saja tidaklah cukup dalam memimpin tanah surga ‘Indonesia’ ini. Sebab banyak bukti-bukti menunjukkan orang baik dan orang jujur terjerumus ke dalam sumur kehancurannya. Dibutuhkan kehati-hatian untuk tidak terlalu dekat dengan sumur kehancuran ini. Kata Presiden PKS, HM Anis Matta, kalau berdiri jangan terlalu dekat dengan sumur sebab kita dapat  tergelincir ke dalamya.

Ternyata, ikhwan dan akhwat fillah, inilah tantangan PKS terbesar jika diberikan amanah memimpin di tanah surga ini. Tantangan-tantangan  tersebut dapat kita rangkum menjadi dua kalimat pendek adalah bagaimana kita mengelola  ‘amar makruf’ dan nahyi munkar’. Mengajak kepada yang makruf (baik dan benar) dan mencegah kepada yang munkar (perbuatan-perbuatan yang melanggar ketentuan syariat Allah SWT dan Rasul-Nya).

Bisa jadi mengajak manusia kepada kebaikan adalah perbuatan yang jauh lebih sedikit tantangannya jika dibandingkan dengan kesulitan kita dalam mencegah perbuatan munkar. Mengajak orang berbuat baik biasnya tidak memerlukan pemaksaan kehendak apalagi menggunakan kekuasaan ‘power’ yang berlebihan. Biasanya kita mengajak orang cukup dengan cara hikmah, dengan teladan dan bahkan berdebat pun dengan cara yang lebih baik (ahsan) lagi. Begitulah kita suci Al-Qur’an memberikan rumusnya dalam melakukan kebaikan.

Tetapi, manakala kita ingin mencegah perbuatan munkar maka di sinilah kita justru membutuhkan kekuasaan ‘power’ kita. Kita membutuhkan kekuasaan untuk melawan tirani dan kezhaliman. Kekuasaan kita adalah jalan bagi terwujudnya keadilan. Kekuasaan adalah jalan bagi terwujudnya keamanan dan ketertiban. Kekuasaanlah yang mampu menjamin kemaslahatan ummat ini. Jadi kekuasaan adalah sarana vital kita dalam penegakkaan kebenaran.

Turbulensi PKS

PKS tidak akan pernah mampu menghindar dari serangan angin yang berputar-putar (turbulensi) selama penerbangannya menuju tanah surga ‘Indonesia’ baru. Bisa jadi pesawat PKS tidak saja akan merasakan goncangan yang relatif tidak mematikan dan masih terkendali, namun lebih dahsyat daripada itu adalah pecah berkeping-keping akibat turbulensi tadi.

Menghadapi situasi turbulensi semacam ini PKS perlu menyiapkan segala sesuatunya dengan baik sebelum lepas landas (take-off) dilakukan. Persiapan terdepan adalah sebuah sistem manajemen dan pelayanan yang baik. Manajemen dan sistem pelayanan yang baik membutuhkan sumber daya yang berkualitas baik. Mereka adalah para profesional di bidangnya masing-masing. Mereka ahli dan berbakat di bidangnya.

Penerbangan PKS akan kita sederhanakan dimulai saja dari penjualan tiket. Di loket penjualan tiket orang-orang harus merasakan kenyamanannya selama pelayanan dan pengantrian tiket. Beragam kenyamanan mulai dari tempat duduk yang empuk, tontonan pengalih kebosanan, dan suasana pemandangan sekitar yang nyaman selama mengantri. Semua memberikan kesan bahwa penerbangan yang dipilih bersama PKS tidak akan mengecewakan. Tampak dari bagaimana mereka melayani penjualan tiket dan memanjakan calon penumpangnya sekaligus menciptakan kedisiplinan dan keteraturan para calon penumpangnya.

Setelah tiket terjual berikutnya adalah dipastikan jadwal penerbangan PKS akan selalu tepat waktu. Tidak ada kata penundaan (delay) dalam kamus penerbangan PKS. Penerbangannya dipastikan selalu tepat waktu agar tidak merugikan para pelanggannya dalam urusan-urusan pribadi, keluarga dan bisnis para penumpangnya. Waktu bagi pesawat PKS adalah pedang Khalid bin Walid yang siap menebas kapan saja.

Tetapi, sebelum jadwal penerbangan pesawat PKS juga memerlukan kesiapan mesin pesawatnya. Pesawat harus dipastikan layak terbang dan aman. Maka dibutuhkan tenaga profesional dalam pengelolaan mesin pesawat ini. Barulah kemudian disiapkan pelayanan yang memuaskan bagi penumpang di dalam kabin pesawat dengan awak-awak kabin yang ramah dan bersahabat serta selalu menawarkan pelayanan yang memuaskan pula.

Tidak kalah pentingnya, pesawat PKS ini membutuhkan pilot yang profesional mengendalikan pesawat sampai ke tanah surga Indonesia penuh harapan. Pesawat harus dikendalikan dengan keterampilan tingkat tinggi. Tidak boleh ada kata ‘auto pilot’ sebab hanya akan membahayakan seluruh penumpangnya. Pilotnya harus mampu mengendalikan pesawat dengan baik bahkan mampu mengatasi turbulensi yang berulang-ulang selama penerbangan. Hingga penerbangan pun selamat mendarat (landing) di tanah surga Indonesia.

Tanah surga ‘Indonesia’ yang kita harapkan adalah tanah surga yang benar-benar memberikan kehidupan bak hidup di dalam surga. Bukan sebagaimana yang digambarkan Salman (dalam film Tanah Surga) dalam puisinya ‘Tanah Surga’ sebagai berikut ini:

Bukan lautan hanya kolam susu

Katenye

Tapi kata kakekku hanya orang-orang kaya yang bisa minum susu

Kail dan jala cukup menghidupimu

Katenye

Tapi, kata kakekku ikan-ikan kite dicuri oleh banyak negara

Tiada badai tiada topan kau temui

Katenye

Tapi kenape ayahku tertiup badai ke Malaysia

Ikan dan udang menghampirimu

Katenye

Tapi kate kakek awas ada udang di balik batu

Orang bilang tanah kita tanah surga tongkat kayu dan batu menjadi tanaman

Katenye

Tapi kate ‘dr. Intel’ belum semua rakyatnya sejahtera

Banyak pejabat yang menjual kayu dan batu untuk membangun surganya sendiri

 

Kita ingin benar-benar mewujudkan tanah surga ‘Indonesia’ yang sebenar-benarnya. Sebab Indonesia adalah anugerah Allah SWT yang terindah yang harus kita nikmati bersama. Mampukah PKS jika saatnya tiba membangun Indonesia menjadi tanah surga yang sesungguhnya? Kita semua berharap untuk itu semua.

PKS dan gejolak fitnah?

Jauh sebelum PKS berkuasa di tanah surga Indonesia ini tantangan sudah mulai menganga di hadapan. Akhir-akhir ini PKS mengalami diskriminasi dalam penetapan sangkaan pada kasus Ustadz LHI. Mengapa diskriminasi? Sebab KPK tidak memperlakukan standar operasi yang sama kepada warga Indonesia lainnya dalam penetapan tersangka. Lihat saja kasus Anas Urbaningrum dan Andi Mallarangeng yang sudah ditetapkan sebagai tersangka, tetapi masih bebas di luar tahanan. Sebaliknya, Ust LHI dengan tanpa peringatan dan belum pula ditetapkan sebagai tersangka langsung diciduk dan ditahan oleh KPK. Sungguh ironi KPK ini.

Ada yang mengatakan dijadikannya Ust LHI sebagai tersangka adalah fitnah semata-mata. Dan karenamya, seorang motivator terkenal di Indonesia, Mario Teguh, menyampaikan nasihatnya. Begini katanya, “Untukmu yang sedang mengalami fitnah.” Lanjutnya, “Untuk Anda yang sedang mengalami fitnah atau yang pasti harus menyiapkan diri untuk kemungkinan yang sama di masa depan, catatlah dan simpanlah ini”. Lima (5) keikhlasan mengatasi fitnah:

1. Meyakini bahwa fitnah tidak akan mengenai kita, jika tidak diijinkan oleh Tuhan.

2. Mensyukuri bahwa kesetiaan kita kepada yang benar adalah perlindungan.

3. Memisahkan sahabat yang jujur dari mereka yang palsu dan pendengki.

4. Melebihkan kebaikan kepada jumlah jiwa yang lebih besar daripada yang mampu mereka hasut.

5. Meneruskan kehidupan yang ikhlas dalam kebaikan.

Semoga Tuhan menguatkan kedamaian di hati Anda, dan mendampingi Anda dalam membangun kehidupan yang mandiri, yang bebas dari komentar miring dan tidak sehat dari orang-orang yang berhati keji.

Semoga kita dapat belajar lebih banyak dari hikmah yang terserak dari mulai film yang menginspirasi sampai dengan nasihat orang-orang bijak yang mencerahkan. Mari lanjutkan kerja dan perjuangan kita demi tanah surga ‘Indonesia’.

Video Courtesy: YouTube / Anugrah Dwi Cahyo

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (8 votes, average: 9.63 out of 5)
Loading...

Tentang

Penulis adalah mahasiswa National Cheng Kung University (NCKU), Tainan-Taiwan. Gemar menulis artikel-artikel lepas dan beberapa puisi. Menulis adalah perjalanan kata-kata (journey of the words) dalam menemukan cinta Ilahi.

Lihat Juga

Ada Dakwah di Dalam Film End Game?

Figure
Organization