Topic
Home / Berita / Opini / Kartini, Inspirasi yang Tak Pernah Mati

Kartini, Inspirasi yang Tak Pernah Mati

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

Repro negatif potret RA. Kartini (wikipedia)
Repro negatif potret RA. Kartini (wikipedia)

dakwatuna.com – Sejak dikeluarkannya Keputusan Presiden RI No 108 Tahun 1964 oleh Presiden Soekarno pada tanggal 2 Mei 1964, maka ditetapkanlah hari lahir Raden Ajeng Kartini tanggal 21 April sebagai hari besar nasional yang sering dikenal dengan Hari Kartini. Hal ini mengingat begitu besar peranan seorang R.A Kartini dalam memperjuangkan kaumnya, agar terlepas dari kekerasan, pelecehan seksual, dan ketidaksetaraan gender. Sehingga hasil dari perjuangan dan pengorbanan beliau yang sering dikenal dengan emansipasi ini bisa dinikmati oleh perempuan-perempuan Indonesia pada saat ini.

R.A Kartini merupakan seorang pahlawan wanita pertama yang mensejajarkan derajat perempuan dengan kaum pria. Ia merupakan anak perempuan tertua dari 11 bersaudara yang berasal dari kalangan priyayi atau kelas bangsawan jawa, putri dari Raden Mas Sosroningrat, Bupati Jepara. Karena berasal dari keluarga bangsawan, R.A Kartini berkesempatan untuk mengenyam pendidikan di ELS (Europese Lagere School), sebuah sekolah milik Belanda yang diperuntukkan bagi kalangan priyayi atau bangsawan. Berkat pendidikan yang diterimanya, sosok Kartini mampu menguasai beberapa bahasa, termasuk Bahasa Belanda yang menjadi jembatan komunikasinya dengan teman-teman korespondensinya di Belanda dalam hal bertukar ide dan pemikiran. Dari sinilah, timbul niat Kartini untuk memajukan perempuan-perempuan pribumi, tidak hanya dalam hal kesetaraan gender, tapi juga dalam memperoleh kebebasan, otonomi, persamaan hukum serta masalah sosial lainnya. Salah satunya adalah dengan didirikannya sekolah wanita pertama di kompleks kantor bupati Kabupaten Rembang.

Ada beberapa pemikiran R.A Kartini yang begitu menarik sehingga beliau menjadi salah satu Pahlawan Nasional, antara lain adalah R.A Kartini menentang diskriminasi terhadap perempuan, bahwa perempuan hanya boleh beraktivitas di dapur. Beliau juga memperjuangkan kaum perempuan sebagai manusia yang juga mempunyai kesempatan yang sama dengan laki-laki, yakni untuk mengenyam pendidikan. R.A Kartini juga melakukan penolakan terhadap poligami, walaupun beliau sendiri merupakan salah satu korban poligami yang berawal dari adat dan suruhan orang tuanya, tetapi Kartini tidak ingin perempuan-perempuan lain menjadi korban poligami selanjutnya seperti dirinya. R.A Kartini merupakan perempuan cerdas, pandai dan memiliki pemikiran liberal tentang hak-hak individu. Perempuan yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk merubah nasib kaumnya, dari keterjajahan menjadi pribadi yang merdeka.

Melalui pemikiran, pengorbanan, serta perjuangan Kartini yang melahirkan emansipasi yaitu persamaan hak di berbagai aspek kehidupan (ekonomi, sosial, budaya, politik, pendidikan), kini perempuan-perempuan Indonesia bisa merasakan hasilnya. Buktinya, perempuan Indonesia saat ini sudah bisa menunjukkan eksistensinya di berbagai bidang kehidupan, perempuan Indonesia sudah bisa mengeksplorasi diri sehingga mampu menjadi sosok yang berpengaruh positif pada suatu organisasi, menempati posisi strategis bahkan posisi yang lebih tinggi dibandingkan laki-laki pada suatu perusahaan, serta mendapatkan kesuksesan dalam karier dibalik peran rangkapnya sebagai ibu bagi anak-anaknya dan istri bagi suaminya. Namun di sisi lain, tak sedikit pula wanita-wanita Indonesia yang masih harus berjuang menjadi tulang punggung keluarga demi kelangsungan hidup diri dan keluarganya, tak sedikit perempuan Indonesia yang menjadi pahlawan devisa bagi negara demi masa depannya, dan tak sedikit pula mereka-mereka yang masih harus berjuang untuk hidup tersebut mendapatkan perlakuan kasar bahkan pelecehan dari sekitarnya.

Sekarang ini, sudah saatnya kita merefleksikan Hari Kartini sebagai penghormatan kepada pahlawan emansipasi tersebut dengan memanfaatkan yang telah diperjuangkan oleh beliau, baik itu aktif pada bidang pendidikan, ekonomi, social, budaya, dan politik, serta aktif berperan dalam mewujudkan kemajuan kaum perempuan itu sendiri pada khususnya serta bangsa dan negara ini pada umumnya, namun harus tetap menjaga posisi, kodrat dan kehormatan sebagai seorang wanita, sebagai makhluk yang santun, berhati lembut, dan tempat berpulang bagi anak, suami, saudara, serta rekan-rekannya.

Hari Kartini ada sebagai penghormatan atas wujud perjuangan kaum perempuan, simbol persamaan gender, emansipasi wanita. Kartini ada sebagai pahlawan, bukan hanya dengan tindakan kekerasan, tapi tetap radikal, demi memperjuangkan kebenaran yang dipercayainya. Semoga dengan refleksi dan inspirasi dari Hari Kartini ini, menjadikan Kartini-Kartini Indonesia saat ini lebih bersemangat, mandiri, serta lebih optimis dalam menyongsong kehidupan ke depannya..

Selamat Hari Kartini…  Selamat Berjuang Kartini-Kartini Indonesia…..

Redaktur: Lurita Putri Permatasari

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (2 votes, average: 7.50 out of 5)
Loading...

Tentang

Mahasiswi Pasca Sarjana Fakultas Ilmu Komputer UPI "YPTK" Padang. Lahir dan tinggal di Sumatera Barat, provinsi yang berlandaskan "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah". Ingin menjadi bagian dari "khairunnas anfauhum linnas" - manusia yang baik adalah yang bermanfaat bagi orang lain :)

Lihat Juga

Kemuliaan Wanita, Sang Pengukir Peradaban

Figure
Organization