Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Jika Ingin Damai, Bebaskan Semua Tahanan Palestina

Jika Ingin Damai, Bebaskan Semua Tahanan Palestina

Presiden Palestina, Mahmoud Abbas
Presiden Palestina, Mahmoud Abbas

dakwatuna.com – Ramallah.  Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Sabtu (27/7) mengatakan bahwa pembebasan tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel menjadi skala yang akan menentukan komitmen Israel terhadap proses perdamaian.

Abbas mengatakan hal itu dalam sebuah pidato pada pembukaan konferensi untuk kebebasan yang bermartabat (Freedom and Dignity Conference) di Ramallah untuk memperingat 11 tahun penangkapan pemimpin Fatah dan anggota parlemen Marwan Barghouti.

Konferensi tersebut dihadiri oleh sejumlah tokoh internasional dan aktifis kemanusiaan. ”Kejahatan Israel terhadap rakyat Palestina tidak bisa disembunyikan lagi. Masyarakat internasional mengetahui hal itu dan sebentar lagi Israel akan hancur,” kata Abbas.

“Palestina saat ini telah berstatus sebagai negara pengamat di PBB dan kami memiliki kebebasan untuk mengambil tindakan hukum di setiap forum internasional,” tambahnya.

Lebih dari 100 aktifis dan tokoh internasional dari Eropa, Afrika dan Amerika Latin tiba di Ramallah pada Jumat (26/4) lalu untuk berpartisipasi dalam tur 6 hari di Tepi Barat dan Al Quds (Jerusalem) untuk membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan para tahanan Palestina dan kondisi mereka di penjara-penjara Israel.

Mantan Perdana Menteri Salam Fayyad mengatakan bahwa pertemuan itu merupakan bukti bahwa para tahanan tidak sendirian. Dia mengatakan bahwa sudah tiba saatnya Israel mengakhiri pelanggaran dan mengembalikan hak-hak rakyat Palestina.

Wakil Presiden Uni Eropa (European Union/EU) Isabelle Durant mengatakan Uni Eropa terus mengikuti perkembangan masalah para tahanan dan membuat upaya untuk membebaskan mereka.

“Israel harus bertanggung jawab atas perbuatannya yang menahan rakyat Palestina tanpa bukti dan  pengadilan yang jelas dan itu menjadi isu besar pelanggaran hak asasi manusia,” katanya.

Sementara itu, istri Barghouti, Fadwa membacakan surat dari suaminya yang menyerukan agar Palestina menjadi anggota penuh PBB seperti halnya negara-negara lain yang merdeka.

Mantan Presiden AS Jimmy Carter dalam pidato sambutannya yang direkam menyatakan rasa solidaritasnya terhadap para tahanan Palestina dan menyoroti pentingnya kebebasan tahanan untuk perdamaian Israel-Palestina.

Dia mengatakan bahwa pembangunan pemukiman di wilayah Palestina harus berhenti dan semua pemukiman ilegal yang dibangu Israel di atas tanah Palestina harus dihilangkan.

Dia juga menyerukan kepada warga Palestina untuk membentuk pemerintah persatuan mereka dan mengadakan pemilihan umum untuk menyatukan kembali kepemimpinan mereka.

Anggota Kongres Nasional Afrika Selatan (ANC), Ahmed Deedat yang juga berbicara pada pertemuan tersebut menceritakan pengalamannya di penjara selama pemerintahan apartheid Afrika Selatan yang tidak jauh berbeda dengan situasi di Palestina saat ini.

“Kesamaan antara Israel – Palestina saat ini dan masa apartheid Afrika Selatan saat itu adalah bahwa keduanya memiliki tujuan yang sama pada orang menindas orang-orang yang tidak sepaham dengan kebijakannya,” kata Deedat.

Menteri Tahanan Palestina Issa Qaraqi memberikan penjelasan dan data tentang pelanggaran-pelanggaran di luar dan dalam penjara Israel terhadap para tahanan Palestina.

Dia berbicara tentang penyiksaan di penjara-penjara Israel, pelecehan seksual, penangkapan anak di bawah umur, dan penangkapan di rumah-rumah yang dilakukan tentara penjajah Israel.

Qaraqi juga mengatakan bahwa selama Israel terus memenjarakan rakyat Palestina, tidak ada terwujud perdamaian Israel-Palestina.  (wk/ba/mina)

Redaktur: Saiful Bahri

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Opick: Jangan Berhenti Bantu Rakyat Palestina!

Figure
Organization