dawatuna.com
Termenung aku di ujung malam tanpa kata
terpikir akan aku dan negeriku.
Aku cinta bangsaku
bangga akan benderaku
tapi…..
apa yang sudah aku perbuat, apa yang sudah aku berikan
dan kembali aku hanyut dalam lamunan.
Tersurat dalam realita,
pemuda seusiaku sudah mahir berkarya mereka mampu
terbangkan sang garuda
tancapkan cakar seantero dunia.
kata
baju peradaban negara
lihatlah parang-parang kita usungkan
sunyata perang kita teriakkan dengan
nafsu-nafsu busuk tak terkendali
Apakah kita bangsa pemarah
Apakah kita orang-orang tak bermarwah
Kini aku sadar, aku hanya bergelut dengan waktu
tanpa menghasilkan apa-apa.
Aku malu, sungguh aku malu
malu dengan mereka yang harumkan nama bangsa
Jelas aku cemburu
cemburu dengan mereka yang berprestasi
Sudahlah, lupakan saja masa kelam kita dahulu dan kini
Sambutlah mentari pagi ini dengan jiwa baharu
Kita pasti bisa, bisa harumkan nama bangsa
dengan tiga dimensi kata
dimensi ilmu, hati dan budi
Wahai sang pejuang
berkaryalah untuk bangsa,
Republik Indonesia.
—
Rumah Pena Malaysia, 8/4/2013
Redaktur: Lurita Putri Permatasari
Beri Nilai: