“UN sekarang itu top,” kata Aher sambil mengacungkan jempolnya usai meninjau pelaksanaan UN di SMAN 8 dan SMK 3 Kota Bandung, Jalan Selontongan, Senin (15/4/2013).
Menurut dia, pelaksanaan UN tahun ini mempunyai mekanisme yang sangat baik. Di Jawa Barat sendiri tak ada keterlambatan soal.
“Jadi untuk memanipulasi itu susah. Masing-masing kelas ada 20 orang. Satu sama lain soal berbeda. Jadi nyontek pun susah, mau BBM-an atau SMS-an itu nggak berlaku karena soalnya berbeda,” kata Aher.
Dia mengatakan, soal kini dipegang oleh Perguruan Tinggi dan diawasi oleh polisi. Jadi yang membawa soal hingga pelaksanaan UN dikawal oleh polisi. Usai UN pun, soal tidak mampir di sekolah tapi langsung diambil oleh pengawas.
“Di saat bersamaan guru bidang studi tidak boleh lagi jadi pengawas. Besok pelajaran bahasa Inggris pengawasnya tidak ada guru bahasa Inggris. SOP (standar operasi) UN sudah sangat baik,” jelas dia.
Dia mengatakan, dalam pelaksanaan UN seluruh siswa wajib mengikuti meski ada ada permasalahan seperti sakit, dipenjara ataupun sedang hamil.
“Ada mekanismenya ujian susulan sepekan usai pelaksanaan UN,” jelas dia.
“Di jabar sendiri ada 400 ribu peserta UN. Saya berharap tingkat kelulusan bisa sebanyak-banyaknya,” kata Aher. (ito/dzn/ind)
Konten ini telah dimodifikasi pada 16/04/13 | 08:38 08:38