
dakwatuna.com
Ibu
Memori tentangmu
Tak mungkin bisa kulupa
Walau sampai akhir hayatku
Semua jasamu
Tak mungkin bisa kubalas
Walau seluruh isi bumi
Kupersembahkan untukmu
Ibu
Dengan gajimu sebagai abdi negara
Kurasa cukup untuk hidupmu
Tanpa harus berlelah-lelah lagi
Dengan pekerjaan lain
Namun itu tak berlaku untukmu
Ibu
Ku masih ingat
Betapa keras perjuanganmu
Belum lepas lelahmu
Sepulang dari sekolah
Tetap saja engkau bekerja
Menyabit rumput untuk kambing kita
Ibu
Masih terpatri dalam ingatanku
Ketika dulu sebelum ke sekolah
Engkau selalu mempersiapkan
Makanan ringan dari rumah
Untuk engkau bawa
Dijual di kantin sekolah kita
Ibu
Sering ku termenung
Dalam keheningan malam
Mengingat masa kecil dulu
Sering melawan kepadamu
Membantah kata-katamu
Tidak mengindahkan perintahmu
Ibu
Ketika itu aku tak kuasa mereka-reka
Entah apa yang ada di pikiranmu
Sekarang baru kumengerti
Engkau ingin menunjukkan
Kepada anak-anakmu
Betapa butuh kerja keras
Untuk meraih sebuah kesuksesan
Yang kita impikan
Ibu
Kini aku sudah besar
Harus pergi meninggalkan kampung halaman
Karena sudah punya tanggung jawab sendiri
Terhadap keluarga baruku
Barangkali cukup sulit bagiku
Untuk sering-sering menjengukmu
Di kampung halaman kita
Ibu
Maafkan aku anakmu
Kondisi yang mengharuskanku begini
Tidak bisa selalu di sampingmu
Mendengarkan keluh kesahmu
Membantu kerja-kerjamu
Ibu
Aku tak ingin menjadi anak durhaka
Aku tak ingin menjadi anak
Yang tidak membalas guna
Kuingin mengabdi
Di saat masa tuamu
Pada masa ketika engkau sangat butuh bantuanku
Redaktur: Lurita Putri Permatasari
Beri Nilai: