Topic
Home / Narasi Islam / Resensi Buku / Kejora yang Setia Berpijar

Kejora yang Setia Berpijar

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

Judul Buku : Kejora yang Setia Berpijar

Penulis : 50 Penyair Muda Indonesia

Kategori : Buku Puisi

Penerbit : FAM Publishing

ISBN : 978-602-17404-08

Tahun terbit : Januari, 2013

Tebal : 280 halaman

Harga : Rp 45.000

Pahlawan Itu

Cover buku "Kejora yang Setia Berpijar".
Cover buku “Kejora yang Setia Berpijar”.

dakwatuna.com – Terkadang pikiran kita terlalu sempit memaknai arti dari sebuah kata pahlawan. Kita beranggapan bahwa pahlawan itu hanyalah orang-orang yang telah berjasa membebaskan negeri ini dari penjajahan. Memang itu tidak dapat dipungkiri, karena memang begitu besar jasa mereka kepada negeri. Namun mata hati kita akan terbuka ketika mau menyempatkan diri untuk membaca buku ini. Pikiran kita tentang sosok pahlawan yang selama ini terkooptasi dengan pemaknaan yang sempit, akan terbuka lebar. Ternyata begitu banyak sosok yang patut dihadiahi sebuah gelar pahlawan. Para penulis begitu lihai menangkap sosok-sosok itu, dan mengungkap dengan begitu apik sisi-sisi kepahlawanan mereka lewat bait-bait puisi yang indah.

Perjuangan seorang ibu semenjak mengandung, melahirkan, menyusui dan membesarkan serta mendidik anak-anaknya juga menjadi perhatian lebih dari penulis di dalam buku ini. Rintihan sang ibu karena merasakan kesakitan saat melahirkan seolah hilang saat mendengar tangisan pertama anaknya yang terlahir dengan selamat. Perjuangan ibu bekerja mencari rezeki ke berbagai tempat demi sesuap nasi untuk anak-anaknya, meski ia sendiri tidak sempat untuk mencicipinya. Namun kelelahan dan rasa lapar yang terasa itu dihadapi dengan senyuman dan akan hilang seketika saat menyaksikan keceriaan dan canda tawa yang diperlihatkan anak- anak terkasih ketika menikmati hasil keringatnya itu (Hal 39).

Ada yang mengungkap sisi-sisi kepahlawanan dari Nabi Muhammad SAW. Dalam bait puisinya, penulis mengungkapkan Nabi SAW sebagai pahlawan yang mulia karena begitu besar pengaruh yang telah beliau tabur, dan bahkan juga diakui oleh seorang penyanyi Amerika Serikat bernama Michael Heart, yang notabenenya seorang Yahudi (Hal 110-111).

Pada bagian lain seorang petugas kebersihan kotapun tidak luput dari perhatian mereka. Mereka yang alih-alih mendapat kehormatan dan penghargaan, malah dipandang sebelah mata sebagai kaum yang tidak diperhitungkan. Kehadiran mereka hanya dianggap sebagai masyarakat kelas dua yang tidak patut dihargai. Namun di mata penulis buku ini, mereka mendapat tempat yang baik. Jasa mereka membersihkan setiap sudut kota sehingga layak digelari pahlawan. Bahkan mereka dianggap lebih baik daripada orang-orang cerdas yang dilingkupi berbagai gelar tinggi, namun didapatkan dengan cara menyuap dan menyogok (Hal 225-226).

Dari penulisan buku puisi ini ada beberapa kelemahan dan kesalahan yang saya lihat. Yang pertama adalah soal tahun terbit yang seharusnya terbit pada Bulan Januari 2013, namun ditulis Januari 2012. Kemudian dari segi isi, tampak bahwa buku ini merupakan tulisan dari para penulis pemula. Dan juga ada beberapa kesalahan lain yang terlihat, seperti penulisan kata “ku” pada kata “ku inginkan” yang seharusnya digabung menjadi “kuinginkan (Hal 163),  kata “diragukan lagi” seharusnya dipisah menjadi “diragukan lagi” (Hal 111). Namun penilaian secara keseluruhan, buku ini bagus. Itu tampak dari pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh para penulis disusun dalam bait-bait puisi yang indah. Jadi bagi yang ingin mengetahui hakikat dari kata pahlawan itu sesungguhnya, sudah selayaknyalah memiliki dan memaknai isi dari buku “Kejora yang Setia Berpijar” ini.

Redaktur: Lurita Putri Permatasari

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 9.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Pegawai Swasta. Anggota Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia.

Lihat Juga

ICMI Rusia Gelar Workshop Penulisan Bersama Asma Nadia

Figure
Organization