Agar Impian Tidak Terlupa

Ilustrasi (templates.com)

dakwatuna.com – Sepertinya sudah lama saya tidak menulis di artikel, rasanya gimana gitu… hehe.

Alhamdulillah kali ini saya di beri kesempatan untuk sharing “sesuatu” yang insya Allah bermanfaat untuk teman-teman sekalian.

Pagi itu, ketika bangun tidur, pikiran terasa kosong, badan tidak mau bergerak seperti biasanya, hati terasa berdebar-debar. Ada satu pertanyaan di benak saya, “Apa yang sedang saya lakukan sekarang?”

“Apa yang sedang saya lakukan sekarang?”  Merupakan sebuah kalimat tanya yang sangat mendalam. Ia nya dapat menghantarkan seseorang ke dalam jurang kehinaan yang sangat dalam atau membawanya menuju taman impian yang indah.

Pertanyaan itu yang mulai berkutat di dalam pikiranku. Akhirnya, terjadilah dialog, dialog panjang dan rahasia dengan hati nurani, yang membuat saya berpikir ulang untuk tidak melupakan sesuatu yang cari selama hidup di dunia ini, yaitu Impian, dan alasan mengapa kita hidup di dunia ini.

David J Schwartz dalam bukunya Berpikir dan Berjiwa Besar mengatakan, bahwa orang-orang besar yang sibuk dengan segala macam aktivitas rutin positifnya, pasti mempunyai waktu-waktu khusus, untuk mereka mulai menyendiri, menghindari dari keramaian, dan mulai berpikir/muhasabah tentang segala tindakan-tindakan mereka.

Biasanya sambil bermuhasabah (baca: menyendiri), saya putar alunan musik Serenade – The Elegance Pachelbel. Sebuah alunan yang cukup merileksasikan pikiran kita.

Pagi itu saya tersadar, bahwa beberapa aktivitas telah membuat saya melenceng dari impian, beberapa rutinitas telah membuat saya menjauh dari cita.  Untuk itulah saya berpikir, setiap dari kita harus meluangkan waktu untuk ‘menyendiri’ dari keramaian, untuk men-set ulang kembali rencana hidup kita.

Agar Impian Tak Terlupa…

“Setiap orang pasti mempunyai impian besarnya masing-masing, setiap orang pasti memiliki cita-citanya masing-masing, tetapi rutinitas dan kesibukan, membuat kita lupa bahwa kita pernah memilikinya.

Terkadang… kita perlu waktu khusus, untuk menyendiri, bermuhasabah tentang hal-hal yang pernah kita perbuat, apakah selama ini perbuatan kita mendekatkan kita pada impian, atau menjauhkannya? Apakah rutinitas kita mendekatkan pada cita atau menjauhkannya?

Terkadang… kita perlu waktu khusus, untuk menyendiri, kembali merancang impian-impian kita yang terlupa yang terabai.

Terkadang… kita memang harus menyendiri, berdialog dengan hati nurani, meski terasa sunyi…”

Konten ini telah dimodifikasi pada 27/02/13 | 04:09 04:09

Mahasiswa semester awal, sedang mempelajari disiplin ilmu teknik industri disalah satu perguruan tinggi negeri di kota Malang. Aktif di LDK, UKM, dan di kampus.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...