dakwatuna.com
Sore ini, di mana senja?
Tak kulihat dia melambai-lambai di ujung sana
Menawarkan senyum seperti biasa
Hanya terlihat abu-abu meluas di angkasa
Mengharu terbawa sang bayu
Menunggu masa itu tiba
Meneteskan air, membasahi bumi manusia
Berharap akan ada insan bersujud menghamba
Pada si pemilik hujan, bumi, dan angkasa
Bukan sumpah serapah yang terlontar
Dari mulut yang menganga tak puas
Hingga parasnya memerah darah
Sore ini, di mana senja?
Mungkinkah dia malu menampakkan parasnya?
Melihat bumi manusia tak seindah surga
Mungkinkah dia malu menampakkan senyumnya?
Melihat manusia terbuai dengan dunia
Mungkinkah dia juga marah?
Karena manusia berbudi terhempas masa
Yang ada, hanya manusia jalang tak berperasaan
Sore ini, senja di mana?
Ku cari hingga ke ujung dunia sekalipun
Tetap saja, hanya berbekas lelah
Karena engkau hadir tanpa diundang
Engkau pergi juga tanpa disuruh
Hanya aku saja yang terlalu berharap
Melihatmu di sepanjang sore hariku
Maafkan aku, senja?
Begitu juga dengan hujan, maaf?
Konten ini telah dimodifikasi pada 27/02/13 | 03:10 03:10