Topic
Home / Narasi Islam / Life Skill / Hidup yang Menghidupkan

Hidup yang Menghidupkan

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Tidak ada manusia yang tahu sampai angka berapa jatah umurnya di dunia ini. Umur adalah misteri ilahi. Tak ada yang sanggup memajukan dan memundurkannya meskipun cuma sedetik. Ada yang meninggal tatkala masih di dalam kandungan, semasa bayi, semasa anak-anak, remaja, dewasa dan usia tua. Semuanya selalu menjadi misteri yang sulit dipecahkan. Tapi yang pasti memang keberadaan kita di dunia ini tidak abadi. Kita pasti kembali kepada yang menciptakan. Mempertanggungjawabkan semua yang telah kita lakukan.

Kalau kita perhatikan kualitas kemuliaan seorang manusia, bukan dilihat dari lamanya dia hidup di dunia ini, tapi dilihat dari seberapa besar pengabdian dan manfaat yang telah dia berikan untuk kehidupan. Banyak orang yang berusia lama, sampai seratus tahun lebih, namun namanya dikenal hanya sebatas sebagai manusia yang lama hidup. Tidak ada hadiah istimewa yang dia berikan untuk generasi selanjutnya. Tidak ada amal kebaikan yang jadi referensi dan inspirasi orang lain. Kematiannya hanya sekadar meninggalkan nama.  Manusia seperti ini adalah manusia kerdil dengan amal kebaikan yang kerdil dan minim prestasi.

Sebaliknya ada orang yang hidupnya dalam hitungan tahun berumur singkat. Namun namanya masih kekal abadi hingga kini. Seperti Rasulullah SAW, setiap hari namanya selalu disebut di seluruh seantro dunia. Ini akan berlangsung terus menerus sampai tidak ada lagi orang yang beriman di dunia. Umurnya hanya sampai 63 tahun, tapi walaupun berumur singkat, Rasulullah telah menjadi referensi abadi dalam semua hal. Ada juga Imam Syahid Hasan Al Banna, dia meninggal dalam usia muda, 43 tahun, namun Ikhwanul Muslimin yang didirikannya dan konsep dakwah yang digagasnya telah menjadi rujukan dan referensi banyak orang hingga kini. Selanjutnya ada Umair Bin Abi Waqqas, adiknya seorang sahabat besar, Sa’ad Bin Abi Waqqash. Usianya baru enam belas tahun saat ia meraih syahid di medan jihad Badar. Masih banyak lagi contoh lainnya mengenai orang-orang yang meski meninggal di usia muda, tapi meninggalkan inspirasi amal kebaikan yang mengguncang dunia.
Paling penting bukan berapa lama kita hidup. Tapi berapa lama memberi manfaat yang akan menjadi referensi abadi buat generasi selanjutnya. Wallahu’alam.

Redaktur: Lurita Putri Permatasari

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (2 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...
Staf di Bappeda Kabupaten Ketapang. Alumni FKIP Universitas Tanjungpura Pontianak.

Lihat Juga

Meraih Kesuksesan Dengan Kejujuran (Refleksi Nilai Kehidupan)

Figure
Organization