Topic
Home / Berita / Silaturahim / Mahasiswa Hibur Anak-Anak Pengungsi Korban Banjir di Rawajati

Mahasiswa Hibur Anak-Anak Pengungsi Korban Banjir di Rawajati

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Mahasiswa hibur anak-anak pengungsi korban banjir di Rawajati. (Nur Afilin)
Mahasiswa hibur anak-anak pengungsi korban banjir di Rawajati. (Nur Afilin)

dakwatuna.com – “Habisnya sekarang Jakarta itu padat banget, Kak. Macet dan sampah ada di mana-mana. Jadi banjir gampang datang deh,” ujar Agung ketika diminta menjelaskan perihal gambar buatannya.

Pernyataan tersebut dilontarkan siswa kelas 6 SD itu kepada kami pada Ahad (20/1) pagi lalu. Kegiatan trauma healing dan sesi motivasi yang digelar mahasiswa Sampoerna School of Education (SSE) bekerja sama dengan relawan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) dan Kementerian Sosial Republik Indonesia (Kemensos RI) berlangsung lancar. Permukiman warga di sekitar flyover Kalibata Kel. Rawajati, Kec. Pancoran, Jakarta Selatan menjadi target kami.

Lebih dari tiga puluh anak-anak berusia 6-12 tahun mulai berkumpul di tenda Kemensos sebelum pukul 10 pagi. Usai membuka agenda dengan berdoa bersama, sesi story telling (bercerita) mengawali agenda kami. Fabel gubahan Nurul Briliani mampu menarik perhatian anak-anak sejak awal hingga selesai sesi story telling ini. Budaya tolong-menolong sesama adalah nilai yang kami sisipkan dalam cerita tersebut.

Sesi ngobrol santai tentang “Kebersihan Diri dan Lingkungan” kemudian disampaikan Ivan Aditia dengan mengalir. Antusiasme peserta tampak dari respon mereka terhadap pertanyaan yang dilontarkan Ivan sepanjang sesi tersebut. Budaya kebersihan diri (personal hygiene) dan cinta lingkungan sekitar menjadi fokus ngobrol santai kami.

Tiba saat sesi menggambar, giliran Siti Qomariyah, Natasha Kezia, dan saya yang mengajak anak-anak keluar tenda dan duduk lesehan di halaman tenda yang sudah dialasi terpal. Masing-masing peserta diberi kertas HVS dan pensil warna untuk menggambar apapun yang mereka inginkan. Lingkungan rumah dan pegunungan menjadi objek gambar paling dominan. Namun, ada satu gambar yang menyantak kami. Ya, Agung dengan gambar “Lingkungan Jakarta”nya sempat menarik perhatian kami.

Terakhir, kami membagi beberapa paket bingkisan untuk semua peserta. Tak lupa doa pun kami lantunkan bersama seiring berakhirnya seluruh rangkaian agenda kami. Senyum manis mereka menjadi penutup perjumpaan yang indah. Terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu terselenggaranya acara ini: relawan KAMMI komisariat Madani, KAMMI Reaksi Cepat (KRC), Kemensos, dan pihak-pihak lain yang tidak bisa kami sebut satu persatu. Semoga sedikit yang kita lakukan mampu membangkitkan semangat baru anak-anak pengungsi untuk kembali berkarya nanti. Aamiin.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (4 votes, average: 9.75 out of 5)
Loading...

Tentang

Aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).

Lihat Juga

Tujuh Kompleks Pengungsi Sulteng Diresmikan ACT

Figure
Organization