Topic
Home / Narasi Islam / Wanita / Muslimah Berprestasi dan Berkontribusi

Muslimah Berprestasi dan Berkontribusi

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (qimta.devianart.com)
Ilustrasi (qimta.devianart.com)

dakwatuna.com – Muslimah merupakan komponen dalam keluarga dan masyarakat yang berperan penting dalam membentuk generasi dan peradaban. Bagaimanapun seorang muslimah adalah madrasah pertama bagi setiap lapisan generasi.

Sejarah telah mencatat wahai saudariku, bahwasanya sejak zaman Nabi Adam As hingga zaman Nabi Muhammad SAW, begitu banyak kisah yang menceritakan betapa muslimah di sekitar Nabi pada saat itu sangat berperan dalam membantu tugas dakwah. Menyerukan kebaikan kepada setiap lapisan umat. Seperti halnya kita mengambil contoh peran A’isyah RA.

A’isyah RA dengan kepandaiannya ia mendidik kaum wanita sepeninggal Rasulullah SAW dengan mengajarkan ribuan hadits. Coba kita bayangkan apa yang akan terjadi jikalau Aisyah RA tidak mendidik kaum wanita sepeninggal Rasulullah?

Lalu kisah selanjutnya kisah mengenai Asiah istri Fir’aun. Asiah mengajarkan kita akan arti sebuah keteguhan terhadap penciptanya Allah Azza Wa Jalla.

Pula peran Siti Hajar dalam mendidik anaknya. Nabi Ismail AS. Pendidikan dan pembinaannya menjadikan Nabi Ismail As menjadi manusia yang taat, patuh, ikhlas dan senantiasa berserah pada Allah Azza Wa Jalla terutama ketika menerima perintah disembelih oleh Ayahandanya, Nabi Ibrahim As.

Lalu kisah Siti Sarah. Istri pertama Nabi Ibrahim As. Kisahnya mengajarkan kita mengenai buah dari keikhlasan karena mengharap ridha Tuhannya semata. Juga kisah ketangguhan dan keberanian Asma’ binti Abu Bakar. Dan masih banyak kisah lainnya yang tidak cukup waktu dan tempat untuk saya ceritakan satu per satu.

Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peran muslimah dalam kehidupan serta peradaban ini. Peran muslimah yang demikian besar itu tidak serta merta. Jika kita menginginkan mengulang sejarah dan mengukir kembali pribadi muslimah yang siap mendukung terwujudnya peradaban Islam yang gemilang, maka kita harus menjadi muslimah yang berprestasi sehingga kita dapat ikut berkontribusi.

Saya di sini sangat menyadari bahwasanya ada banyak cara atau metode yang dapat kita gunakan untuk berkontribusi dalam membangun kejayaan Islam yang gemilang. Namun, di sini saya sengaja membahas dan menitikberatkan mengenai prestasi.

Tetapi orang-orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang mukmin, mereka beriman kepada apa yang telah diturunkan kepadamu (Al Quran), dan apa yang telah diturunkan sebelummu dan orang-orang yang mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan yang beriman kepada Allah dan hari kemudian. Orang-orang itulah yang akan Kami berikan kepada mereka pahala yang besar.” (QS. An Nisaa’: 162)

Hal itu sungguh bukan tanpa alasan. Alasan mengapa saya menitikberatkan hal tersebut adalah jika muslimah memiliki ilmu dan wawasan yang luas, mereka akan mampu memberikan pengajaran, pendidikan dan pembinaan yang terbaik bagi anak-anaknya kelak. Seperti yang sudah saya singgung di atas, bagaimanapun setiap muslimah adalah madrasah atau tempat belajar yang pertama bagi setiap lapisan generasi.

Dan kualitas generasi di masa yang akan datang, akan banyak ditentukan oleh kualitas muslimah pada masa ini. Jadi jika kita ingin melihat bagaimana gambaran generasi di masa yang akan datang, maka lihatlah kualitas muslimah pada saat ini.

Oleh karena itu jadilah muslimah yang berprestasi. Namun bukan prestasi yang dianut oleh para kaum feminis. Di sini kita berprestasi untuk berkontribusi membangun sebuah peradaban yang madani.

”Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS.Fushshilat: 33) 

Berprestasi dan berkontribusi secara berkelanjutan. Sehingga dampaknya tidak hanya pada masa atau zaman kita, akan tetapi juga pada masa atau zaman anak-anak kita. Bahkan mungkin akan terus berkelanjutan. Allahu ’alam….

Redaktur: Lurita Putri Permatasari

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (3 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...
Penulis berkulit sawo matang ini sudah menyukai dunia tulis menulis sejak masih berusia 8 tahun. Baginya, menulis merupakan suplemen jiwa. Alasan lain yang membuatnya menyukai dunia tulis menulis adalah �Dengan tulisan, bisa jadi kita mampu mengubah peradaban�

Lihat Juga

Bukan Mau tapi Siap, Inilah 4 Hal yang Wajib Dilakukan Muslimah Sebelum Menikah

Figure
Organization