dakwatuna.com – Jakarta. Menteri Agama Suryadharma Ali, dalam kunjungannya di Pattani, Thailand, menuturkan, pendidikan Islam di Indonesia terus mengalami kemajuan. Pendidikan Islam tidak hanya mempelajari ilmu-ilmu agama, tetapi juga sains dan teknologi.
Menag menyampaikan bahwa lembaga pendidikan Islam juga mengakomodir dan bahkan mengembangkan nilai-nilai lokal yang telah ada sejak lama. Menurutnya, umat Islam Indonesia, hidup dalam lingkungan yang plural sehingga harus bisa memahami kondisi tersebut dengan mengembangkan wisdom, kebijakan-kebijakan yang lebih bermanfaat bagi lingkungannya.
Di Thailand, Menag juga mengadakan pertemuan dengan Sekjen Southern Border Provinces Administrative Center (SBPAC), Kolonel Polisi Tawee Sodsong. SPBAC mencakup lima Provinsi, yaitu Yala, Pattani, Narachiwat, Satun, dan Songkla. Pertemuan tersebut juga dihadiri oleh tokoh-tokoh Muslim Provinsi Pattani.
“Indonesia tepat jika dijadikan sebagai laboratorium penelitian tentang bagaimana hubungan yang baik antar umat beragama dalam sebuah negara,” kata Menag.
Menag menjelaskan bahwa penganut agama-agama di Indonesia memiliki dasar yang kuat terkait kenapa Indonesia dapat bersatu dalam perbedaan. Dasar tersebut adalah kesadaran bahwa perbedaan itu fitrah. “Perbedaan itu adalah fitrah. Jika tidak menerima perbedaan, berarti kita mengingkari fitrah kemanusiaan,” tegas Menag.
Menag juga menyampaikan bahwa umat Islam Indonesia mempunyai tiga konsep persatuan dan persaudaraan, yaitu ukhuwah Islamiyah (persaudaran seagama), ukhuwah wathoniyah (persaudaraan sebangsa), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan kemanusiaan).
“Kesadaran akan fitrah kemanusiaan dan konsep persaudaraan inilah yang mendasari (masyarakat) Indonesia sehingga sampai hari ini dan seterusnya tetap bersatu dalam NKRI. Kita berbeda tetapi kita satu,” ujar Menag. ( Andika Primasiwi / CN26 / JBSM / SMCN )
Redaktur: Ardne
Beri Nilai: