Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Hijrah Adalah Dinamisasi Visual

Hijrah Adalah Dinamisasi Visual

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.

Ilustrasi (inet)
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Orang ketika melakukan hal yang sama dalam kurun waktu lama akan merasakan suatu kejenuhan yang memiliki daya eksplosifitas. Daya ledak itu boleh jadi adalah stress, bosan tingkat tinggi atau membenci apa yang telah dia lakukan selama ini. Ada satu contoh kala seorang anak kecil yang di-push dengan berbagai jenis pekerjaan rumah dari gurunya, mengalami satu masa kala ia stuck dan tak mau lagi mengerjakan PR-nya. Ada kisah yang sangat banyak tentang cerita fulan/ah yang bosan kala harus mengerjakan apa yang tidak ia sukai, dengan durasi lama dan ketika ia tak bisa keluar dari lingkaran itu karena polemik atau imbas yang mengikutinya.

Ada juga yang menikmati statisnya gerak dengan mencari kedinamisan di luar kewajibannya, imbasnya banyak anak-anak remaja nongkrong karena nikmat, minum kopi sebagai pekerjaan utama dengan sampingannya sebagai PNS atau bagaimana dengan mereka yang asyik mencari proyek basah karena tak memiliki probabilitas kenaikan gaji di struktur pekerjaannya. Kegiatan jenis ini akan selalu dinamis, menantang, menghasilkan banyak rupiah namun sayangnya keberkahan itu hilang dan alhasil hidupnya melarat secara ruh dan hatinya tertutup kenikmatan duniawi.

Kini perlukah dinamisasi visual? banyak mereka yang pergi dari lingkungannya karena merasa kehilangan tantangan, banyak mereka yang membanting setir dengan modal pas-pasan untuk memulai bisnis baru. Kadang bagi mereka yang tidak terikat jam kerja, dinamisasi itu bisa dilakukan dengan mengerjakan tugas di tempat-tempat teduh, variatif dan menyamankan benak. Oleh karenanya banyak spot semacam convenient store yang buka 24 jam, pelabuhan yang ditata rapi dengan meja serta kursi yang tersusun, asyik dan teduh bagi mereka yang ingin mengerjakan banyak hal di alam luas. Dinamisasi visual akan membuka cakrawala, sebuah lingkungan yang dirasa akan menjadi mula dan akhir kehidupan tanpa ingin mengecap hidup di luar mindset permanen, akan merasa tinggi dengan prestasi, akan merasa cukup dengan keterbatasan dan parahnya akan merasa puas dengan achievement setinggi tumit.

Oleh karenanya apa yang diperankan mush’ab sebagai juru dakwah di oasis indah bernama Yatsrib (Madinah) adalah terobosan 2 hal penting: terobosan “iman dan menyampaikan kebaikan” serta keluar dari zona aman (keluarganya yang masih kafir namun konglomerat) menuju kehidupan yang “masih” terbatas namun teduh secara jiwa. Oleh karenanya keputusan Ja’far menuju Habasyi adalah upaya penyelamatan jiwa, mencari ladang amal baru serta menambah rasa syukur dengan perubahan visual kondisi Mekah yang tertekan kepada kondisi Habasyi yang teduh serta nikmat dalam beribadah karena Raja Najasyi yang bijak dalam mengatur negaranya. Oleh karenanya Sa’ad bin Abi Waqqash dituntut menetap di Irak untuk membangun tanah kemenangan baru, agamis serta memiliki kultur aqidah yang murni. Oleh karenanya Umar tak kembali ke Mekah untuk menahkodai 1/5 dunia di bawah Islam di zamannya, karena Madinah adalah tempat hijrah, tempat semangat kebaikan itu tumbuh, kala baiat Aqabah 1 dan 2 menghasilkan jundi-jundi pembaharu dan saksi hidup ghazwah fath (Fathu Mekah).

Dinamisasi visual akan membuahkan terobosan, dinamisasi visual akan membuka cakrawala, bagi mereka yang masih berada di tanah lahirnya bolehlah sebentar mengambil rehat, menikmati hamparan dunia yang luas ini lalu mempelajari bagaimana manusia di luar lingkungan kita bersikap akan kehidupannya. Mungkin setelahnya, kita, para manusia yang berada di jalan aqidah mampu menerapkan kelebihan mereka dalam lingkup aqidah dan menjemput janji “Syumuliyatul Islam” itu.

Bagi mereka yang tengah berhijrah, teruslah pupuk kesabaran itu, karena kesabaran itu adalah senjata yang membuat Rasulullah SAW membentuk peradaban terhebat dengan waktu 23 tahun, singkat tapi abadi.

Wallahua’lam.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 1.00 out of 5)
Loading...
Sekretaris Jenderal FORMMIT (Forum Mahasiswa Muslim Indonesia di Taiwan) 2011/12. NSYSU, Taiwan

Lihat Juga

Ibu, Cintamu Tak Lekang Waktu

Figure
Organization