Kisah Kasih Gatot – Sutias (Bagian ke-2)

Istri Telaten untuk Suami yang Manja

(Raza Ms)

dakwatuna.com – SAAT ditanya sosok kriteria istri seperti apa yang diinginkan seorang Gatot Pujo Nugroho, spontan dikatakannya seorang perempuan yang pandai dalam merawat suami. Itu syarat yang dikemukakan Plt Gubernur Sumut tersebut saat akan dicarikan jodoh oleh ustadznya pada 1990 lalu.

Pilihannya tersebut bukannya tanpa alasan. Sebab Gatot sejak kecil suka sakit-sakitan. Sehingga ibunya pernah berpesan jika mencari istri yang pintar merawat. “Saya dipesankan ibu saya waktu itu kalau cari istri itu yang jago merawat,” ujarnya.

Apalagi sejak kecil meski hidup dengan kondisi pas-pasan, Gatot sering minta mandi dengan air panas. Kebiasaan itu terbawa hingga berumah tangga. Bahkan saat masih hidup susah dan anak masih kecil-kecil, setiap mau mandi selalu minta dipanasi air hangat dulu. Karena itu Sutias dianggapnya sebagai istri yang pintar merawat suami dan tidak pernah mengeluh dengan segala kebiasaannya.

Sutias Handayani pun membenarkannya. Karena Gatot punya penyakit asma dan tidak tahan jika udara dingin. Sakitnya tersebut sama seperti yang diderita ayahnya. Karena itu sering meminta mandi dengan air hangat.

(Raza Ms)

“Alhamdulillah sejak mulai 40 tahun asmanya nggak pernah kambuh lagi. Mungkin ada siklusnya. Tapi kalau udah kecapean kali kadang mau juga,” ujar Sutias.

Ketika ditanya bagaimana karakter Gatot jika ada di rumah, spontan Sutias menyebut Mantan Ketua Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Sumut itu sebagai pria yang manja meski sudah berumur 51 tahun. Bahkan lebih manja dari anak-anaknya. Seperti ingin mendapatkan perhatian yang sama seperti anak-anaknya.

“Mas Gatot lah (yang lebih manja),” sebut Sutias. Gatot pun langsung refleks menyenggol Sutias dengan badannya sambil tersipu malu.

Kemanjaan Gatot terhadap istrinya memang tak bisa dipungkiri. Hal itu terlihat jelas sepanjang wawancara terhadap keduanya. Gatot saat itu lebih sering merapatkan duduknya ke Sutias sambil menyenderkan badannya dengan santai. Sutias pun terkadang tanpa sengaja sering refleks menyentuh lembut pipi Gatot yang saat itu baru pulang dari Jakarta menerima penghargaan peduli anak dan perempuan yang diberikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono Selasa (18/12) lalu.

Keduanya malam itu tampak seperti sedang saling mencurahkan perhatian. Sambil sedikit bernostalgia tentang pengalaman hidup membina rumah tangga hingga memiliki lima orang anak perempuan.

(Raza Ms)

Gatot dengan Sutias dalam hal anak punya sedikit pandangan yang berbeda. Satu sisi Sutias menghargai hak anak-anaknya untuk tidak terlalu diekspos bahwa mereka anak dari Plt Gubernur Sumut. Karena itu sering merasa enggan ikut acara-acara di luar rumah. Di mata Sutias anak-anaknya ingin punya cerita sukses sendiri tanpa ada embel-embel kesuksesan orang tuanya.

Sedangkan Gatot terkadang sering meminta anak-anaknya ikut bersamanya jika ada kegiatan di luar rumah. Karena dia ingin dalam beberapa kegiatan bisa tetap dekat dengan anak-anaknya. Namun meski punya perbedaan cara pandang, keduanya tetap menghargai apa yang menjadi keinginan anak-anaknya.

Dalam rumah tangga, Sutias selalu menempatkan dirinya sebagai pendamping suami yang baik. Termasuk yang paling utama selalu mengingatkan Gatot untuk tetap memegang prinsip-prinsip kebenaran. “Istri harus bisa mengingatkan suami. Jangan biarkan suami melenceng, saat mulai belok-belok harus diingatkan,” tegas Sutias sembari menjelaskan kehidupan dunia hanyalah sementara, sehingga rugi besar jika di kehidupan yang singkat ini manusia membuat kerusakan.

(Raza Ms)

Wawancara bersama pasangan yang tetap hidup sederhana ini sebenarnya semakin asyik saat malam kian beranjak pekat. Jam sudah menunjukkan pukul 01.00 dinihari atau hampir dua jam kami mengorek kisah perkawinan Plt Gubsu itu.

Meski Gatot dan Sutias masih tampak bersemangat untuk berbagi cerita nostalgianya, namun kami pun memilih untuk berpamitan. Mengingat Gatot dalam sehari belum ada istirahat dan harus menyiapkan tenaga dan pikiran untuk aktivitas lainnya di pagi hari. Yang pasti kesan kuat melekat, keluarga ini sangat harmonis.

Tak mudah menjadi kepala keluarga dan ibu bagi lima anak perempuan yang beranjak dewasa. Namun Gatot dan Sutias sejauh ini mampu menjalaninya, karena mereka punya prinsip dan teguh memegang syariat.

Konten ini telah dimodifikasi pada 09/01/13 | 11:46 11:46

Seorang pemerhati keislaman
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...