dakwatuna.com
Sejak awal Ana seakan tak percaya
Dengan tawaran yang ditawarkan
Diri yang tak punya apa-apa ini
Ditawari bidadari penuh hal membanggakan
Ibarat langit dengan bumi
Kau yang begitu memesona
Akhwat luar biasa, begitu aku menyebutmu
Hafal 30 juz,
bagiku ini adalah fitnah
aku yang bahkan tak hafal juz 30
tak percaya.
Begitu rasaku berulang kali
Tapi akhirnya aku turuti
Permintaan sang murabbi
Aku kirim juga proposalku
Setelah itu aku menerima proposalmu
Waktu ta’aruf pun tiba
Aku terhenyak, kau benar-benar bidadari
Tak hanya sisi agamamu yang mengagumkan
Keindahanmu pun hampir melenakan. membius
Aku tanpa beban banyak bertanya kepadamu
Tapi kau malah banyak diam
Hanya sesekali
Tapi merdu suaramu, menyiratkan ketegasan
Ah, dari awal aku sudah menduga
Kau bukan untukku
Aku tahu, yang baik akan mendapatkan yang baik
Aku tak pantas untukmu
Aku tak ada apa-apanya untukmu
Wajar kau menolakku
Tak ada yang bisa dibanggakan dariku
Aku mengerti keputusanmu
Mutiara harus berada pada tangan yang tepat
Dan ta’aruf kita berhenti, tak ada lanjutan
Tapi aku hargai keputusan, kejujuranmu
Terima kasih telah bersedia ta’aruf denganku
Aku tersanjung, saat kau bilang
Dari sekian banyak tawaran untukmu
Hanya aku yang membuatmu mau untuk ta’aruf
Meski akhirnya terhenti
Bukannya aku tak mampu mencari yang lainnya
Hatiku tak mudah jatuh pada siapa saja
Bagiku, ta’aruf adalah bagian dari pernikahan yang suci
Tak mudah bagiku untuk melakukannya berulang kali kepada siapa saja
Jika kau berubah pikiran, aku masih menantimu
Redaktur: Lurita Putri Permatasari
Beri Nilai: