Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Saat Dia Jodohmu

Saat Dia Jodohmu

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (kawanimut)
Ilustrasi (kawanimut)

dakwatuna.com – Beban dakwah yang diemban kader dakwah, berat terasa. Setangguh apapun seorang ikhwan, bisa jadi beban itu membuatnya letih dan lelah. Maka, dia perlu ada seseorang yang mampu menopang dan bisa berbagi keletihan dan kelelahan itu. Seorang sahabat dalam dakwah, memang bisa berperan dalam hal itu. Tapi seorang sahabat punya kekurangan; tidak selamanya bisa menemani seorang ikhwan dalam semua saatnya. Maka, perlu ada seorang pendamping yang bisa diajak berbagai dalam setiap waktu dan kondisi, yang mau menemani dalam hidupnya. Dialah seorang istri.

Dalam mencari seorang istri, sebaiknya kader dakwah mendapatkannya melalui jalur atau cara yang disyariatkan, yaitu melalui ta’aruf. Melalui proses ta’aruf, diharapkan prosesi walimah (menikah) yang dijalani mendapatkan barakah sebab legalnya proses yang dipilih. Meski, ada cara lain yang juga legal. Umumnya, dan disunnahkan, untuk menikah melewati proses ta’aruf.

Ta’aruf adalah proses saling mengenal dan memahami antara keduanya. Walaupun sebelumnya sudah dilakukan saling tukar biodata, namun itu bersifat sebagai gambaran umum. Secara khusus dan lebih detailnya, saling mengenal dilakukan pada saat ta’aruf. Oleh karena itu, saat ta’aruf hendaknya kedua belah pihak berusaha saling mengenal dengan sejelas-jelasnya. Agar tak ada yang tersembunyi, dan mengakibatkan penyesalan di kemudian hari.

Alangkah bahagianya jika ta’aruf yang dilakukan itu membuahkan hasil; keduanya merasa cocok. Semakin cocok dalam banyak hal, semakin berbahagialah keduanya. Sebab berpeluang untuk mereka berjodoh. Mulai dari kecocokan fikrah karena mereka sekufu, cocok dalam hal usia, fisik, dan seterusnya. Duh, senangnya. Terasa tak sabar untuk ke proses selanjutnya.

Tapi perlu diingat, cocok bukan berarti jodoh. Merasa cocok, adalah wilayah perasaan manusia. Sedangkan jodoh, adalah urusan Allah.

Jadi, jika pada saat ta’aruf memberikan perasaan saling cocok, jangan terlalu bergembira dan yakin bahwa dia jodoh kita. Teruslah berdoa kepada Allah agar Dia memberikan jodoh yang terbaik untuk kita, sebab yang namanya jodoh siapa yang tahu. Meski saat ta’aruf sudah merasa cocok, bisa jadi di kemudian hari batal untuk ke proses selanjutnya (khitbah dan walimah). Bahkan, ketika khitbah dan walimah akan dilangsungkan.

Selanjutnya, tetap melibatkan Allah dalam aktivitas kita. Jangan sampai Allah terlupakan. Walaupun jalannya sudah hampir jelas. Tetap lakukan shalat malam, untuk menguatkan dan meminta diyakinkan Allah, jika dia memang jodoh kita.

Jaga kemurnian proses ta’aruf yang dilakukan. Meski ta’aruf memberikan perasaan saling cocok, bukan lantas keduanya boleh melakukan komunikasi yang tidak wajar. Tetap jaga hijab antara keduanya.

Menyegerakan. Layaknya ibadah, walimah juga perlu disegerakan. Bukan berarti kita harus tergesa-gesa. Bedakan antara menyegerakan dengan tergesa-gesa. Dengan menyegerakan, akan meminimalisir adanya perasaan-perasaan baru yang muncul, yang kadang bisa mengotori hati. Kadang, pikiran dan hati terbayang si dia. Apalagi jika hati sudah mantap, tak jarang diri tersenyum-senyum sendiri. Kebahagiaan muncul dengan indah di dalam hati.

Tahapan menuju jenjang pernikahan sudah terlewati. Sungguh kita berharap, dari pernikahan (walimah) yang dilakukan, yang diawali dengan proses yang benar, akan memberikan kebahagiaan pada keluarga yang terbentuk. Semoga kelak lahir generasi-generasi Islam yang tangguh, yang mampu membuat agama Islam kembali bangkit dan bersinar.

Redaktur: Lurita Putri Permatasari

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (9 votes, average: 9.89 out of 5)
Loading...

Tentang

Guru di SMP Islam Terpadu Darul Hikmah Pasaman Barat. Menuntut ilmu di Universitas Andalas, Padang.

Lihat Juga

Ada Dakwah di Dalam Film End Game?

Figure
Organization