Kriteria Nyeleneh untuk Calon

Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Pernikahan. Memang sebuah hal yang sakral. Berkaitan dengan hidup mati seseorang. Tak jarang, orang bertekad melakukannya sekali seumur hidup. Tidak salah, dalam memilih calon, menetapkan kriteria tertentu. Hanya, jika kriteria itu sifatnya detail, mutlak, dan tidak rasional serta tidak sesuai dengan tuntunan agama, maka ada yang harus diperbaiki.

Tak jarang ikhwan pun terjebak pada keinginan aneh-aneh mengenai kriteria calon istrinya. Para ustadz sering mengeluhkan ikhwan yang terlalu menuntut kriteria nyeleneh untuk calon istrinya. Di antaranya bahkan tidak rasional. Ada murabbi yang kesal, dengan tegas kadang sang murabbi menjawab dengan jawaban yang tepat pula. Agar ikhwan sadar dengan tuntutannya.

Ikhwan : Ana maunya akhwat yang pinter masak

Murabbi : Kalau inginnya makan makanan yang enak, sana ke restoran aja. Di sana banyak makanan yang enak-enak

 

Ikhwan : Saya inginnya akhwat yang pinter nyuci

Murabbi : Diluaran sana kan banyak tukang cuci

 

Ikhwan : Saya ingin akhwat yang berkulit putih

Murabbi : Sapi kulitnya juga putih

 

Ikhwan : Saya ingin akhwat yang berleher panjang

Murabbi : Jerapah lehernya panjang

 

Ikhwan : Saya ingin akhwat yang PNS

Murabbi : Oo, kamu mau numpang hidup sama istrimu? Apa tidak malu? Justru kamulah yang harus menghidupinya.

 

Ikhwan : Saya ingin akhwat yang cantik, tarbiyahnya lancar, akhlaknya bagus. Kaya, lulusan kedokteran, sayang samasama suami, dan penurut.

Murabbi : Kalau ada, akan saya ambil sendiri. Tidak buat kamu

 

Begitulah rupa-rupa jalannya pernikahan yang ingin dijalani oleh ikhwan dan akhwat. Akhwat pun tak beda jauh. Mereka ada yang inginkan bahkan mengharuskan sang ikhwan PNS, hingga demi mendapatkan yang menjadi kriterianya dia bertahan dalam kesendiriannya. Mempertahankan statusnya. Padahal usia semakin menua.

Memang, tidak ada salahnya menetapkan kriteria. Misalnya ikhwan menginginkan akhwat yang cantik, dan sebaliknya. Tapi agama memberikan panduan. Menetapkan tuntunan. Bahwa, ada kriteria yang patut diutamakan.

Prioritasnya adalah agama. Sebab dengan agama itulah, yang akan menyelamatkan bahtera rumah tangga. Tanpa dilandasi itu, rumah tangga tak akan bertahan lama. Cantik akan pudar 10 hingga 20 tahun. Kekayaan akan habis juga. Jika mati, harta tak dibawa.

Bagi yang sudah rindu menikah dan akan melangsungkan ta’aruf, masih ada waktu untuk introspeksi diri. Perbaiki niat. Ikuti tuntunan nabi Muhammad. Agama didahulukan dari kriteria yang empat. Agar rumah tangga selamat.

Konten ini telah dimodifikasi pada 18/12/12 | 12:34 12:34

Guru di SMP Islam Terpadu Darul Hikmah Pasaman Barat. Menuntut ilmu di Universitas Andalas, Padang.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...