Saatnya Kejayaan Kita Rampas Kembali!

Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Kita harus jaya, kini, saatnya kita bangun dari tidur yang amat panjang, kini saatnya pula kita tampil sebagai pahlawan. Tunjukkan bahwa umat Islam adalah umat yang kuat, tegar dan tegas. Umat Islam adalah umat yang kokoh pendiriannya, solid persatuannya. Jangan biarkan gejolak panas globalisasi berkeliaran bebas di negeri ini.

Sekarang sudah waktunya generasi Umar bin Khattab lahir. Berkata tegas dalam menyikapi setiap persoalan. Jika berbicara politik berbicaralah seperti Umar Bin Abdul Aziz, jika berbicara ekonomi, berbicaralah seperti Abu Bakkar As-Siddiq, jika sedang berbicara tentang pendidikan berbicaralah seperti Ali Bin Abi Thalib.

Sahabat muda…! Dalam sebuah ungkapan, Imam Malik pernah berkata “Umat ini tidak akan jaya kecuali dengan cara pertama kali ia dijayakan generasi awalnya”. Artinya, jika kita ingin jaya sebenarnya banyak referensi yang layak untuk dijadikan pedoman. Ada Umar bin Abdul Aziz dari bidang politik, ada Ali bin Abi Thalib dari segi pendidikan, ada Umar Bin Khattab dari aspek kepemimpinan. Sungguh sangat aneh jika kita telah memiliki sosok tauladan yang hebat justru kemudian kita terjebak dengan sistem sekular hingga melupakan mereka. Sejarahnya kita pahami, tapi tidak kita teladani.

Kalau kita baca kembali sejarah perkembangan Islam di masa Umar bin Abdul Aziz dan kemudian kita bandingkan dengan dunia Islam saat ini.  Maka yang akan kita jumpai adalah umat yang tidak berdaya, lemah dan tak berwibawa. Banyak jumlah namun sedikit keberanian, paling jauh hanya demonstrasi ketika melihat saudaranya dianiaya. Bukan lagi satu muslimah diperkosa, tetapi ribuan dijarah kehormatannya, anak-anak dibunuh atau dimurtadkan, mereka diusir dari kampung halamannya, dirampas harta kekayaannya, dan dikebiri perannya dalam percaturan dunia internasional. Kaum muslimin hanya mampu mengecam, mengutuk, dan mengadakan sidang, tetapi tidak ada aksi nyata. Apa hal seperti ini akan terus di biarkan…?

Kita tentu juga masih ingat tentang sebuah film yang tersebar luas di internet. IOM (Innocence of Muslims) yang dibuat di Amerika membuktikan bahwa umat Islam selalu di benci, di kucilkan, di lecehkan dan bahkan di marginalkan. Dan kejadian ini memang sesuai dengan apa yang terdapat dalam Al-Quran surah Al-Baqarah: 120

“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. Dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.”

Tapi meski demikian, apakah umat Islam harus larut dalam penindasan…? Ayat itu sebenarnya bisa untuk kita jadikan sebagai bahan persiapan dalam menangkis setiap serangan-serangan yang diluncurkan oleh Zionis dan sekutunya melalui perkembangan teknologi.

Untuk Jaya tak harus sulit

Ketika berbicara kejayaan, barangkali yang hadir dalam pikiran kita adalah kemenangan dari medan peperangan, meluluhlantakkan setiap musuh yang berhadapan dalam adu kekuatan, atau barangkali ada yang berfikir bahwa kejayaan itu adalah kekayaan yang sangat banyak.

Sebenarnya, untuk menikmati kejayaan itu kita tidak membutuhkan alat persenjataan yang super lengkap dan canggih, tidak pula kita membutuhkan harta yang banyak dan melimpah. Pun juga kita tidak memerlukan tentara hebat yang sudah dilatih sekian lama, bahkan untuk jaya kita tidak perlu memiliki kekuatan fisik.

Jaya hanya akan diperoleh dengan keyakinan dan pendirian yang kuat, yakin dengan kebenaran yang dimiliki dan kemudian kebenaran itu menjadi landasan utama untuk kita maju, melawan, menangkis, menyerang dan seterusnya. Keyakinan yang kuat akan mendorong mereka untuk selalu berani menghadapi setiap serangan dalam bentuk apapun, kita tidak perlu diam dan kita tidak perlu takut, karena kita sudah memiliki senjata yang sangat canggih melebihi senjata yang dimiliki oleh mereka, yaitu kebenaran, jika kita yakin dengan kebenaran dalam Islam maka pada saat yang sama kita menjadi yakin terhadap kemenangan yang akhirnya melahirkan sebuah kejayaan yang sebenarnya, yaitu sebuah kejayaan di mana kita tidak memiliki ketergantungan kepada mereka. Dan kita pun siap berteriak di mata dunia “Saksikanlah, bahwa kami orang Islam” hidup mulia atau mati syahid.

Konten ini telah dimodifikasi pada 02/11/12 | 13:40 13:40

Santri Hidayatullah lulusan MA Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...