Topic
Home / Berita / Opini / Rohis: Solusi Pendidikan Moral Bangsa

Rohis: Solusi Pendidikan Moral Bangsa

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (hudzaifah.org)

dakwatuna.com – Minggu yang lalu, Indonesia kembali digemparkan dengan berita terkait tindakan anarkis siswa sekolah yang biasa disebut tawuran. Kali ini, seorang siswa kelas X SMAN 6 Jakarta yang menjadi korban tebasan celurit siswa kelas XII SMAN 70 Jakarta saat sedang makan di sekitar Bundaran Bulungan. Korban akhirnya tewas karena kehabisan darah di perjalanan menuju rumah sakit. Tragedi ini hanyalah satu dari sekian kasus yang seharusnya menyadarkan kita bahwa pendidikan moral di sekolah-sekolah saat ini sangatlah kurang.

Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah telah tercantum bahwa sekolah wajib menentukan satu unit khusus untuk menangani pendidikan moral bagi para siswanya. Unit tersebut adalah unit Bimbingan Konseling atau yang biasa disebut BK. BK bertugas untuk memberikan bantuan kepada para siswa dalam hal mengembangkan kepribadiannya. Tetapi, pada kenyataannya kebanyakan BK di sekolah tidak diminati oleh para siswa karena pembawaannya kurang menarik. Terhadap tindakan yang menyimpang pun BK lebih bersifat represif daripada mengeluarkan tindakan-tindakan preventif.

Selain BK, ada juga kegiatan di sekolah yang seharusnya terkait dengan pendidikan moral. Kegiatan tersebut adalah pelajaran Kewarganegaraan dan Pendidikan Agama. Pelajaran Kewarganegaraan memiliki tujuan menanamkan nilai-nilai Pancasila bagi setiap murid. Sedangkan Pendidikan Agama memiliki tujuan untuk meningkatkan pemahaman agama kepada setiap anak didik dan meningkatkan ketaqwaan setiap murid di sekolah. Tapi, sekali lagi, dalam prakteknya selalu tidak sesuai harapan. Pelajaran Kewarganegaraan lebih mengajarkan hal-hal yang bersifat teoritis. Pendidikan Agama pun harus mengejar setoran untuk mengajarkan semua kurikulum yang ada dalam waktu yang sangat singkat. Akibatnya, Pendidikan Agama hanya tak ubahnya pelajaran lain, hanya sebagai penambah wawasan.

Pendidikan moral yang baik ternyata dapat ditemukan di satu fragmen sekolah lainnya. Fragmen itu disebut dengan Rohani Islam yang biasa disingkat Rohis. Di Rohis, para siswa dididik untuk memiliki orientasi akhirat. Melalui mentoring dengan senior atau alumni, mereka dibuat menjadi sadar bahwa setiap perbuatan mereka kelak akan dimintai pertanggungjawabannya. Oleh karenanya, setiap anggota Rohis sangat interest dalam belajar akhlaqul karimah (perilaku terpuji).

Mereka yang mengatakan bahwa Rohis hanya belajar agama berarti belum mengenal Rohis secara keseluruhan. Di Rohis, setiap anggotanya diberikan kebebasan untuk berkembang sesuai potensinya masing-masing. Bahkan, di Rohis juga potensi mereka diberikan fasilitas untuk bisa berkembang. Misalnya, mereka yang suka naik gunung, difasilitasi dengan kegiatan Rihlah (Jalan-jalan) yang merupakan menjadi kegiatan rutin Rohis. Contoh lain, bagi mereka yang menyukai bermain musik, Rohis memberi fasilitas berupa Marawis dan Nasyid untuk mengembangkan kreativitas mereka dalam bermusik.

Sudah banyak siswa-siswa yang tersadarkan melalui pembinaan di Rohis. Beberapa SMA yang memiliki Rohis yang baik di sekolahnya juga terbukti bebas dari tawuran. Contohnya SMAN 28 Jakarta dan SMAN 8 Jakarta yang juga terletak di Jakarta Selatan, daerah yang sama dengan SMAN 6 Jakarta dan SMAN 70 Jakarta. Rohis di kedua sekolah itu memiliki predikat sangat baik. Di sana, anggota Rohis menjadi bintang kelas adalah hal yang biasa. Bahkan suasana islami di sana tidak hanya terasa di masjid sekolah, tapi terasa juga di semua ruang di sekolah.

Dari pemaparan di atas dapat dilihat bahwa Rohis memiliki pengaruh yang sangat besar terhadap pendidikan moral di sekolah. Memang, banyak hal yang dapat dilakukan untuk mendidik moral siswa di sekolah dalam jangka panjang. Tetapi, pendidikan moral dalam jangka waktu dekat sepertinya sangat pantas jika dilakukan melalui Rohis. Selain itu, pendidikan moral sejak dini kepada siswa dapat mendukung keputusan-keputusan yang kelak dikeluarkan pemerintah terkait pendidikan moral di sekolah. Oleh karena itu, sudah sepatutnya Kemendiknas dan sekolah mendukung setiap kegiatan Rohis dengan maksimal. Bukan malah menuduh bahwa Rohis adalah sarang para teroris.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (6 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...
Aktif di Rohis saat SMA sebagai Kepala Divisi Syi�ar dan Da�wah dan sebagai Ketua Umum Forum Silaturrahim Rohis Jakarta Selatan periode 2009/2010. Saat ini tercatat sebagai anggota aktif dalam Keluarga Mahasiswa Islam (GAMAIS) ITB dan berbagai kegiatan keislaman di kampus.

Lihat Juga

Zakat Sebagai Solusi Masa Depan BPJS Kesehatan

Figure
Organization