Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Sumpah Pemuda, Emang Penting?

Sumpah Pemuda, Emang Penting?

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustras. (inet)

dakwatuna.com – Negara Indonesia di bangun melalui peradaban yang sangat panjang dari zaman kerajaan sampai sekarang zaman modern. Berbagai suku, adat istiadat, ras dan agama ada di tanah air tercinta ini. Luas negaranya pun tak tanggung-tanggung, luas daratan 1.922.570 km² dan luas perairannya 3.257.483 km². Memiliki 17.504 pulau besar dan kecil, serta sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni. Sumber daya alamnya pun berlimpah ruah, mulai dari gunung emas sampai gunung kapur ada di negeri kita. Luar biasa bukan, namun itu tidak berbanding lurus dengan keadaan rakyatnya dan ini yang menjadi evaluasi besar bangsa ini.

Bicara pemuda saat ini, berarti kita harus tahu apa arti pemuda. Menurut KBBI, pemuda diartikan sebagai orang muda laki-laki, remaja, teruna, yang akan menjadi pemimpin bangsa. Selain itu, al-Qur’an juga memberikan definisi tentang pemuda. Dalam kaidah bahasa Qurani pemuda atau yang disebut “asy-syabab” didefinisikan dalam ungkapan sifat dan sikap seperti: Berani merombak dan bertindak revolusioner terhadap tatanan sistem yang rusak. Serta memiliki standar moralitas (iman), berwawasan, bersatu, optimis dan teguh dalam pendirian serta konsisten dalam dengan perkataan. Seperti tergambar pada kisah Ash-habul Kahfi (para pemuda penghuni gua). Seorang yang tidak berputus-asa, pantang mundur sebelum cita-citanya tercapai.

Sejarah mencatatkan tinta emasnya bahwa kemerdekaan Indonesia tidaklah diperoleh dari pemberian penjajah secara cuma-cuma, bukan juga datang dengan sendirinya. Tetapi kemerdekaan Indonesia diperoleh dengan keringat, harta, waktu dan darah merah yang dikorbankan untuk bangsa ini. Pemuda dan umat Islam mempunyai peran vital dalam meraih kemerdekaan Indonesia. Terbukti dengan lahirnya organisasi kepemudaan seperti: Budi Oetomo(1908), Sarekat Islam (1911), Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia, Indische Partij (1911) dan beberapa organisasi kepemudaan lainnya di tiap daerah. Pada saat itu mereka bersatu yang kemudian melahirkan Kongres Pemuda Indonesia I pada tahun 1926 dengan cita-cita persatuan menjadi tujuan utama para pemuda. Kemudian pada tanggal 27 – 28 Oktober 1928 atas prakarsa Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia, maka diadakan Kongres Pemuda Indonesia II yang dihadiri oleh berbagai perhimpunan pemuda yang ada di Indonesia. Dan kemudian dicetuskannya Sumpah Pemuda pada tanggal 28 oktober 1928. Sumpah Pemuda ini yang menjadi tonggak sejarah perjuangan yang bersifat nasional, meliputi seluruh wilayah nusantara untuk mencapai cita-cita bersama.

Namun kejayaan pemuda masa lampau tidak lantas langsung membuat pemuda saat ini tersadar akan tugasnya sebagai pemimpin masa depan atau malah terayun tidur menikmati masa sekarang. Cukup mudah untuk mengecek kondisi pemuda saat ini yang peduli dengan bangsanya, tanyakan saja bunyi dari sumpah pemuda, pancasila dan pembukaan UUD 1945, bisa dipastikan akan menjawab tidak tau, lupa, atau malah terbalik-balik urutannya.

Betapa pentingnya peran pemuda bagi suatu bangsa. Pemuda adalah sosok yang paling memiliki power untuk mengarungi sendi-sendi kehidupan bangsa dan negara. Pemuda yang menjadi harapan untuk mengawasi setiap kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dan memberikan solusi yang cerdas untuk mengatasi permasalahan. Namun sekarang, di mana semangat para pemuda itu saat ini? Para pemuda sekarang mayoritas hanya diam, egois, apatis, dan hanya peduli pada nasib masing-masing. Jiwa nasionalis dan sosial seakan memudar, kalaupun ada yang peduli pada nasib bangsa ini jumlahnya tidak banyak.

Pemuda sekarang hanya bisa duduk manis menikmati kemerdekaan Indonesia tanpa ia tau bagaimana seharusnya mengisi kemerdekaan. Sedih rasanya melihat kenyataan pemuda saat ini, tawuran, seks bebas, narkoba, aborsi dsb.

Belum lagi virus asing yang kian betah menginveksi pemuda Indonesia. Pemuda dan remaja sekarang lebih bangga berpakaian gaya barat (tangtop, hotspants dan pakaian minim lainnya) di bandingkan dengan pakaian adat negaranya padahal pakaian barat tsb sangat tidak cocok untuk bangsa kita.

Racun boy band dan girl band Korea yang kian merambah anak kecil sampai orang dewasa. Dance, gaya hidup, pola makan dan masih banyak lagi yang semakin membuat pemuda Indonesia saat ini semakin terpuruk. Dan yang baru-baru ini adalah tarian gangnam style di mana pemuda dan remaja dengan bangganya melakukan tarian itu secara massal. Namun tidak semua pemuda seperti itu, tetapi ada juga pemuda saat ini yang tetap memegang teguh semangat sumpah pemuda dan ada pula pemuda yang lupa akan arti semangat sumpah pemuda.

Sekarang telah kita ketahui kondisi pemuda saat ini, lantas apakah kita sebagai pemuda yang sadar akan kondisi bangsanya akan diam begitu saja, akan pura-pura tidak tau, akan mengikuti, atau kita akan bersatu padu berpegangan erat bersama-sama berubah lebih baik dan kembali merebut kejayaan pemuda pada saat itu, dan mewujudkan kejayaan Indonesia yang sebenarnya. Jawab masing-masing kawan.

Lantas apakah perlu diadakan sumpah pemuda ulang? Tidak perlu kawan, mau diadakan beratus kali pun tetapi pemudanya tidak sadar akan menjadi percuma saja. Hal terpenting yang harus kita lakukan sekarang adalah membuktikan bahwa masih tersimpan adanya semangat sumpah pemuda dalam diri ini serta semangat kesadaran dan dukungan dari berbagai elemen untuk bersama-sama menyadarkan pemuda Indonesia saat ini. Dan momentum sumpah pemuda tiap tahunnya semoga tidak hanya menjadi ritual upacara belaka tanpa ada kesadaran yang ditumbuhkan.

Pemuda cerdas adalah pemuda yang dapat bertindak cerdas dalam melihat suatu keadaan di sekitar lingkungannya. Mari wujudkan rasa nasionalisme dalam tiap diri kita, agar menghasilkan karya nyata, sehingga dapat memberikan sumbangan bagi kemajuan bangsa yang kita cintai ini, yaitu berupa prestasi-prestasi. Jangan sampai kerja keras para pemuda terdahulu sia-sia dengan kondisi kita sekarang. Sebagai penutup, menurut seorang bijak ”Kesejatian seorang pemuda bukanlah dari apa yang dipikirkan atau yang diyakininya, tetapi dari apa yang ia perbuat untuk bangsanya”.

Ayo Bangkit Bergerak Bermanfaat wahai Pemuda!!!

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (1 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Mahasiswa UNJ. Sekarang aktif di BEM FE UNJ.

Lihat Juga

Konflik Air Antara Ethiopia, Sudan, dan Mesir

Figure
Organization