Al Fiil di Padang Pasir

Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Setelah berbagai upaya gagal dilakukan untuk menarik perhatian para peziarah datang ke Yaman. Pilihan terakhir pun diambil: menghancurkan sang pesaing! Ka’bah di Mekah yang ketika itu menjadi tempat tujuan para peziarah mencoba dirobohkan. Ya, itulah yang dilakukan Abrahah, raja yang dengan segala kekayaan dan kelebihannya ingin mengalihkan pusat ziarah dari Mekah ke Yaman. Abrahah membuat bangunan megah dan indah berharap dengan itu orang-orang akan tertarik, tetapi tetap saja sia-sia. Ka’bah tetap memiliki daya tarik tersendiri. Sebab berziarah ke Ka’bah memang menjadi syariat yang telah ditetapkan. Bangunan yang didirikan Nabi Ibrahim.

Dalam penyerangan yang dilakukan tepat ketika Rasulullah Muhammad SAW dilahirkan itu memang mengandung keganjilan sekaligus keajaiban. Ganjil karena Abrahah dan bala tentaranya mengendarai hewan yang tidak biasa: Gajah (Al Fiil). Ajaib, karena pada akhirnya datang pertolongan Allah untuk menyelamatkan Ka’bah, sekumpulan burung Ababil menghancurkan kegagahan Gajah.

Mengapa Abrahah memilih Gajah? Padahal semua orang tahu, hewan yang familier di Padang Pasir adalah unta dan kuda. Tetapi bukan itu yang dipilih Abrahah. Secara fisik, Gajah melambangkan kegagahan dan kebesaran. Inilah rupanya yang hendak diambil oleh Abrahah, ia ingin tampil gagah dengan mengendarai gajah. Tetapi ia lupa bahwa kegagahannya tak berarti apa-apa di hadapan Allah!

Konten ini telah dimodifikasi pada 10/10/12 | 23:34 23:34

Seorang lelaki dusun, eks pedagang kerupuk singkong keliling yang bercita-cita menjadi jurnalis. Pernah magang menjadi wartawan Harian Solopos, tetapi ternyata menjadi wartawan bukanlah jiwanya. Maka hobi menulisnya disalurkan dengan menulis artikel lepas di beberapa media dan menulis buku.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...