Topic
Home / Berita / Silaturahim / Silaturahim Kader dan Alumni KAMMI Daerah Jakarta

Silaturahim Kader dan Alumni KAMMI Daerah Jakarta

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
(Nur Afilin)

dakwatuna.com – Ahad (23/9) sekitar pukul 17.00 WIB sekretariat Pengurus Daerah (PD) KAMMI Jakarta ramai. Perwakilan pengurus komisariat (PK) KAMMI se-Jakarta berkumpul dalam agenda “Silaturahim Kader dan Alumni KAMMI Jakarta”. Seluruh PK KAMMI se-Jakarta (Madani, UNJ, LIPIA, UHAMKA, Al-Hikmah, dan Mabda) mengirimkan delegasinya dalam momen ini. Melalui acara ini, tali silaturahim antara kader dan alumni tetap terjaga. Sharingdan konsolidasi PK se-Jakarta juga menjadi salah satu latar belakang lain terselenggaranya agenda ini.

Dalam kesempatan ini, dua alumni PD KAMMI Jakarta berkesempatan memberi sekapur sirih. Noval Abuzar, ketua umum PD KAMMI Jakarta 2009-2011, menuturkan bahwa belakangan ini isu terkait kepemimpinan kembali mencuat. Hal ini terkait dengan agenda Pemilukada DKI Jakarta yang baru usai dan Pemilu 2014 mendatang. Oleh karena itu, gerakan kembali kepada visi KAMMI mestinya tak dilupakan. Sebagaimana diketahui, visi KAMMI ialah: “Wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan kader-kader pemimpin dalam upaya mewujudkan bangsa dan negara Indonesia yang Islami”. Dalam konteks Indonesia, masih menurut Abuzar, kader pemimpin didikan KAMMI haruslah mumpuni kualitas dan kapasitasnya. Kapasitas maksudnya luasnya penampang jiwa. Ia ibarat wadah dengan luas penampang yang cukup menampung segala yang dibutuhkan. Sederhananya, kapasitas ialah luasnya bidang ilmu yang seseorang kuasai. Sedangkan kualitas ialah kedalaman pengetahuan dan pengalaman dalam berbagai bidang.

Abuzar menambahkan bahwa dalam perjalanan menuju visinya, ada dua tantangan yang KAMMI dan gerakan mahasiswa lain hadapi, yaitu tantangan eksternal dan internal. Merebaknya virus “masa bodoh” terhadap persoalan umat dan bangsa kini melanda banyak mahasiswa. Budaya hedonis juga tak kalah ganas. Acara hiburan lebih memikat hati mahasiswa daripada seminar, training, aksi jalanan, aksi tulisan, dll. Itulah beberapa contoh tantangan eksternal. Adapun tantangan internal yang dimaksud ialah apatisme sebagian mahasiswa atau kader pergerakan mengenai kontribusi yang bisa mereka sumbangkan melalui pergerakan yang mereka ikuti.

Sementara itu, Faisal Fadli, Ketua Departemen Humas PD KAMMI Jakarta 2009-2011, turut menyampaikan dua pesan terkait hal yang harus diperhatikan tiap kader KAMMI. Yang pertama, membuka jaringan seluas-luasnya. Sebagai pemimpin masa depan, kader KAMMI perlu memperluas cakrawala berpikir atau perspektif dalam memandang suatu persoalan. Hal ini penting demi meminimalisir perbuatan over judgement terhadap orang lain yang berbeda pemahaman dengan kita. Dan hal kedua ialah kembali membaca, mentafakuri, dan mengamalkan buku-buku pegangan gerakan dakwah Islam seperti: Risalah Pergerakan, Al-Islam, Ma’alim Fi Ath-Thariq, Shirah Nabawiyah, dll. Meski buku-buku tersebut rata-rata termasuk “jadul”, tapi masih amat relevan untuk menjadi panduan berpikir dan bergerak para aktivis pergerakan.

Usai sesi sekapur sirih dari alumni, perwakilan PK yang hadir menyampaikan kondisi terkini di komisariat masing-masing. Seluruh yang hadir pun diberi kesempatan saling menanggapi dan memberi masukan terhadap tiap persoalan yang dihadapi tiap-tiap komisariat. Sekitar pukul 20.00 WIB, ketua umum PD KAMMI Jakarta 2011-2013, Niamu Robby Fie Dhuha, menyudahi acara sharing komisariat. Agenda pun ditutup dengan doa dipimpin oleh Ketua Departemen Pembinaan Komisariat PD KAMMI Jakarta, Abi Subhan Rachmat.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (2 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Aktivis Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI).

Lihat Juga

Semusim Cinta, Ajang Menambah Ilmu dan Silaturahim Akbar WNI Muslimah Se-Korea Selatan

Figure
Organization