Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Saudagar “Gila”

Saudagar “Gila”

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi. (inet)

dakwatuna.com – Alkisah, di dataran tandus Arabia, seorang saudagar bersama rombongan kafilah dagangnya hendak pergi menuju tanah Hijaz. Di tengah perjalanan, saudagar itu dicegat oleh seseorang yang ingin membeli dagangannya, saudagar itu menolak.

Alkisah, di dataran tandus Arabia, seorang saudagar bersama rombongan kafilah dagangnya hendak pergi menuju tanah Hijaz. Di tengah perjalanan, saudagar itu dicegat oleh seseorang yang ingin membeli dagangannya dua kali lipat, saudagar itu menolak.

Alkisah, di dataran tandus Arabia, seorang saudagar bersama rombongan kafilah dagangnya hendak pergi menuju tanah Hijaz. Di tengah perjalanan, saudagar itu dicegat oleh seseorang yang ingin membeli dagangannya lima kali lipat, saudagar itu menolak.

Alkisah, di dataran tandus Arabia, seorang saudagar bersama rombongan kafilah dagangnya hendak pergi menuju tanah Hijaz. Di tengah perjalanan, saudagar itu dicegat oleh seseorang yang ingin membeli dagangannya sepuluh kali lipat, saudagar itu menolak.

Alkisah, di dataran tandus Arabia, seorang saudagar bersama rombongan kafilah dagangnya hendak pergi menuju tanah Hijaz. Di tengah perjalanan, saudagar itu dicegat oleh seseorang yang ingin membeli dagangannya dua puluh kali lipat, saudagar itu menolak.

“Anda gila! Siapa yang mau membeli barang lebih dari harga penawaran kami? Berapa nanti mau dijual?”

Saudagar itu tersenyum. Dengan gagahnya beliau memberitahu bahwa yang membeli adalah Allah. Allah membeli dengan 700x lipat atau bahkan lebih. Saudagar itu memilih menjualnya kepada Allah, alias menyedekahkannya.

Saudagar itu adalah Utsman bin Affan Radiyallahu ‘anhu. Peristiwa ini terjadi ketika kekayaan berada pada tangan orang beriman.

Redaktur: Samin Barkah, Lc. M.E

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (8 votes, average: 9.38 out of 5)
Loading...
Seorang anak laki-laki Islam dari bangsa Indonesia yang di dalam jiwanya berkecamuk antara realita dan idealisme, selalu begitu. Sangat senang menulis dan membaca, dan sedang berkuliah di sebuah politeknik pertama dan terbaik di Indonesia dengan konsentrasi studi perancangan alat bantu permesinan. Sebuah komparasi yang amat jauh antara kesenangan dan konsentrasi studi. Islam is my way of life, bukan cara liberal, komunis, sosialis, cara ninja, apalagi cara bajak laut. Namun harapan untuk menjadikan Islam sebagai cara hidup, masih terkendala oleh dangkalnya ilmu yang saya miliki, serta rasa ikhlas untuk mengamalkan ilmu tersebut, maka sembari belajar membaca dan menulis, saya berusaha menyerap berbagai informasi penting mengenai Islam demi keistiqomahan dan memperkaya saya dalam hal khasanah keilmuannya serta ikhlas akan senantiasa tumbuh jika saya memurnikan keimanan kepada-Nya. Konsep ilmu, iman dan amal akan coba saya terapkan dalam kehidupan ini hingga Allah mau ridha pada saya, kapan pun itu.

Lihat Juga

Fenomena Orang Diduga Gila Aniaya Ulama, Umat Harus Waspada

Figure
Organization