Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Wisata Halal, Kesempatan Emas Industri Global

Wisata Halal, Kesempatan Emas Industri Global

Ilustrasi. (emirates247.com)

dakwatuna.com – Industri global tengah bersiap untuk menampung ledakan kebutuhan perjalanan Muslim selama sepuluh tahun ke depan. Tidak hanya makanan halal, umat Muslim yang tengah dalam perjalanan juga membutuhkan spa halal dan ruang shalat di bandara.

Pertumbuhan jumlah dan kesejahteraan Muslim berarti pertumbuhan jumlah perjalanan. Terutama Muslim yang berasal dari negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah. Hal ini akan menjadi tren dan jumlahnya akan terus tumbuh.

Kegiatan berbelanja yang dilakukan oleh Muslim mengalami peningkatan drastis dibandingkan pengeluaran yang dilakukan secara global. Studi yang dilakukan dua perusahaan yang konsenstrasi ke pasar global memperkirakan pada tahun 2020 jumlahnya akan mencapai 192 miliar dolar dari 126 miliar dolar pada 2011. Seperti dilansir laman AFP, penelitian tersebut dilakukan di 47 negara oleh perusahaan spesialis perjalanan halal yang berbasis di Singapura, Crescentrating, bersama dengan DinarStandard, yaitu sebuah perusahaan AS yang melacak gaya hidup Muslim di pasar.

Chief Executive Crescentrating, Fazal Bahardeen, mengatakan negara mayoritas Islam seperti Mesir, Malaysia, dan Indonesia menjadi pilihan perjalanan umat Muslim. “Malaysia menjadi destinasi nomor satu, yang menarik wisatawan datang bahkan di Bulan Ramadhan,” ujar Bahardeen. Namun ini tidak akan bertahan lama karena negara-negara non-Muslim kini mulai dilihat secara serius.

Mahasiswa teknik perminyakan asal Dammam, Mohammed Ali Alali (23 tahun), contohnya, datang ke Malaysia selama Ramadhan untuk berbulan madu bersama istrinya. Ia menilai Malaysia tidak jauh dari Arab Saudi dan biaya untuk mencapainya pun lebih murah bila dibandingkan dengan perjalanan ke Eropa. “Negara ini juga merupakan negara Islam sehingga kami tidak kesulitan mencari masjid dan makanan Arab,” kata Alali.

Survey menunjukkan keberadaan makanan halal menjadi syarat utama perjalanan Muslim. Destinasi seperti Thailand dan Australia telah memasukkan kebutuhan umat Muslim ini sebagai bagian dari layanan mereka, untuk memancing lebih banyak lagi wisatawan Muslim. Termasuk pula di dalamnya ruang shalat di bandara dan hotel, restoran halal, bahkan spa yang diadaptasi dari syarat agama.

The Economist Intelligence Unit mengatakan pada Maret bahwa kebutuhan 1,8 juta Muslim dunia ini merupakan kesempatan bagi industri global di berbagai sektor. Mereka dapat mengembangkan usaha dari makanan halal, bank syariah serta melebarkan sayap ke bidang obat-obatan, fashion, dan turisme. Ini akan menjaring setengah populasi Muslim yang rata-rata berusia 24 tahun dan memiliki edukasi yang baik.

Thailand sudah tidak sabar untuk mengembangkan program perjalanan untuk Muslim. Pejabat pariwisata Thailand telah mempromosikan spa halal bagi turis Muslim yang memberikan privasi pada pelanggan perempuan dan laki-laki.

Penelitian Crescentrating juga menunjukkan bahwa Bandara Suvarnabhumi di Bangkok merupakan bandara di negara non-Muslim yang paling bersahabat bagi Muslim. Penelitian tersebut mengatakan penduduk Muslim di Negara Teluk seperti Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan Uni Emirat Arab adalah yang paling banyak menghabiskan uang untuk melakukan perjalanan. Negara Teluk menyumbang 37 persen dari total pengeluaran wisatawan Muslim secara global. Padahal secara populasi mereka hanya menyumbang 3 persen dari total populasi Muslim di dunia. (Heri Ruslan/Friska Yolandha/ROL)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (2 votes, average: 9.50 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Lima Destinasi Wisata Terbaik di Xi’an, Populasi Muslim Terbesar di China

Figure
Organization