Bangunlah, Nak

(Dok. DPU DT Yogyakarta)

dakwatuna.com

“Bangunlah nak, mungkin ada yang ingin kau ceritakan…”
“Bangunlah nak, mungkin ada yang ingin kau tumpahkan.”

“Bangunlah nak, luapkan saja apa yang kau rasa…
Ia akan setia mendengarmu, walau mungkin tak kau dapat solusi saat itu, Ia akan mengantarkanmu…
dengan cara-Nya sendiri, dan itulah yang terbaik untukmu.”

“Bangunlah nak, bangun…
hidup ini hanyalah sebentuk pengabdian, untuk-Nya, dan karena-Nya…”
“Bangunlah nak, bangun sayang…
sepertiga malammu telah datang, jangan pernah engkau siakan.”

“Bangunlah nak, bangun…
telah Ibu titipkan engkau pada-Nya, dan titipkan saja Ibu dalam doa-doa di malam-malammu….”

“Bangunlah nak, bangun….
tak banyak yang Ibu sanggup beri untukmu, tak panjang waktu Ibu untuk menjagamu…
Hanya dengan membersamai-Nya kau akan mendapatkan kebahagiaan yang bahkan mungkin Ibu pun tak sanggup berikan.”

“Bangunlah nak, bangun…
Allah yang akan mengajarimu, asal taqwa engkau jalankan…”

“Bangunlah nak, bangun sayang…
semoga esok hari kita menjadi kaum Rasulullah, dan ia pun dengan kecintaannya menyambut kita…
walaupun itu di barisan ke seribu satu.”

Iya Bu, aku mendengarmu
dan banyak memang yang ingin aku ceritakan,
ingin aku luapkan
dan biarkan Allah saja yang tahu ya Bu…
Semoga dengan demikian Allah menghindarkanku dari berpanjangnya keluh kesah terhadap manusia…

Konten ini telah dimodifikasi pada 06/08/12 | 13:42 13:42

Mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Statistik (STIS) di jurusan Komputasi Statistik yang sedang memperjuangkan skripsi untuk wisuda Oktober 2012 nanti.
Konten Terkait
Disqus Comments Loading...