Topic
Home / Pemuda / Cerpen / Yuk, Rapatkan Shaf

Yuk, Rapatkan Shaf

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi – Muslim AS saat melakukan shalat tarawih. (VOA/ROL)

dakwatuna.com – “Bunda, Fisa bingung nih.” Nafisa yang baru beranjak sembilan tahun menghampiri Bundanya yang sedang memasak.

“Ada apa sayang?” Tanya Bunda sambil mengusap kepala putri tercintanya.

“Bunda selalu ajarkan pada Fisa dan abang Alqa. Kita harus merapatkan shaf ketika kita shalat…” Fisa terdiam.

“Benar sayang. Lalu kenapa?” Bunda bertanya penasaran.

“Semalam waktu Fisa shalat berjamaah di masjid ditempat perempuan, Fisa lihat shafnya amat renggang Bunda. Waktu Fisa minta untuk merapatkan shaf, mereka tidak menghiraukan perkataan Fisa.” Fisa menjelaskan sambil merengut.

“Memang Fisa bilangnya gimana?”

“Begini Bunda. Ibu shafnya rapatkan ya, biar syaithan tidak ikut shalat bersama kita. Ibu merapat ke Fisa ya.”

“Ibunya jawab apa sayang?”

“Tidak jawab apa-apa Bunda. Dia hanya bergeser amat sedikit. Itu saja. Fisa lihat sajadahnya amat lebar, cukup untuk dua orang tapi itu digunakannya sendiri. Yang di sebelahnya pun seperti itu. Berdiri berdasarkan sajadahnya masing-masing, tidak peduli meski di kiri kanannya masih longgar sekali….”

“… Fisa bingung Bunda. Fisa sudah berusaha memberitahu tapi tetap seperti itu. Bagaimana ya Bunda?” Fisa terlihat serius.

Bunda yang menyadari bahwa putri tercintanya sudah mulai kritis terhadap apa yang dilihatnya, berusaha dengan bijak untuk memberikan jawaban yang bijaksana.

“Fisa sudah cukup memberitahukan suatu kebenaran jika menurut Fisa ada yang salah. Selebihnya adalah kuasa Allah untuk membukakan pintu hati orang-orang yang sudah Fisa beritahu agar mengikuti kebenaran yang Fisa tunjukkan…”

“…Untuk masalah sajadah. Memang hal tersebut menjadi masalah serius yang belum juga terpecahkan hingga saat ini. Bisa jadi belum semua tahu, jadi perlu ada yang memberitahu. Jadi yang dirapatkan itu bukan sajadahnya masing-masing, melainkan tubuh mereka yang berdiri berjejer dirapatkan dan diluruskan dengan yang di sebelahnya. Ibaratnya, abaikan saja adanya sajadah itu. Tidak perlu berlomba-lomba dengan sajadah yang indah dan megah, namun mengurangi kekhusyu’an dalam shalat dan membiarkan syaithan berada dalam barisan shalat.”

“Oh iya. Haditsnya apa Bunda yang mengharuskan kita merapatkan shaf ketika shalat?”

Dari Anas bin Malik -radhiallahu Ta’ala anhu- dari Nabi -alaihishshalatu wassalam- beliau bersabda:

“Luruskan shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya meluruskan shaf termasuk kesempurnaan shalat”. (HR. Muslim no. 433)

Dari sahabat ‘Abdullah bin ‘Umar -radhiallahu Ta’ala ‘anhuma- beliau berkata: Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

“Luruskan shaf-shaf kalian karena sesungguhnya kalian itu bershaf seperti shafnya para malaikat. Luruskan di antara bahu-bahu kalian, isi (shaf-shaf) yang kosong, lemah lembutlah terhadap tangan-tangan (lengan) saudara kalian dan janganlah kalian menyisakan celah-celah bagi syaithan. Barangsiapa yang menyambung shaf, niscaya Allah akan menyambungnya (dengan rahmat-Nya) dan barangsiapa yang memutuskannya, maka Allah akan memutuskannya (dari rahmat-Nya)”. (HR. Ahmad, Abu Dawud, An-Nasa’iy dan lainnya. Dishahihkan oleh Al-Albany dalam Silsilah Al-Ahadits Ash-Shohihah (743))

“Itu beberapa hadits yang menyatakan penting merapatkan dan meluruskan shaf ketika shalat nak.”

“Kesempurnaan shalat itu bisa dilihat dari shaf yang lurus dan rapat ya Bunda? Subhanallah.” Fisa tersenyum lebar.

“Tapi kalau kita memutuskan shaf, Allah akan memutuskan rahmatNya. Astaghfirullah.” Fisa tiba-tiba bersedih.

“Putri Bunda sudah semakin cerdas. Sabar ya sayang. Jika kita belum bisa merubah orang lain, minimal bisa kita mulai dari diri kita sendiri.” Hibur Bunda.

“Jangan lupa jika Fisa shalat bersama dengan kawan-kawan Fisa sekalian diingatkan juga ya. Kakinya dibuka lebar dan dirapatkan serta bahu dan lengannya juga. Insya Allah jika niat kita baik. Allah pasti akan membantu kita.”

“Iya Bunda. Insya Allah. Semoga dari shaf yang rapat saat shalat juga bisa dilakukan ketika melakukan kebaikan. Bersama-sama merapatkan diri ya Bunda?”

“Iya sayang. Yuk, bantu Bunda masak untuk berbuka puasa.”

“Oke deh Bunda.”

Allahua’lam.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (5 votes, average: 9.80 out of 5)
Loading...

Tentang

Ya ALLAH, hidupkanlah aku sebagai orang yang tawadhu', wafatkanlah aku sebagai orang yang tawadhu' dan kumpulkan aku dalam kelompok orang-orang yang tawadhu'

Lihat Juga

Kiat Menghafal Quran

Figure
Organization