Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / Mesir Cabut Blokade Perbatasan Rafah untuk Warga Gaza

Mesir Cabut Blokade Perbatasan Rafah untuk Warga Gaza

Perdana Menteri Palestina Ismail Haniyah dan Presiden Mesir Muhammad Mursi. (knrp)

dakwatuna.com – Mesir bersedia memberlakukan kebijakan baru terkait perbatasan Rafah, perbatasan yang memisahkan wilayah Mesir dan Jalur Gaza. Kebijakan baru itu akan mempermudah warga Gaza untuk melewati perbatasan, terutama dalam hal pengurusan prosedur di perbatasan.

Hal tersebut disampaikan oleh Perdana Menteri Palestina untuk Gaza, Ismail Haniyah sebagai salah satu hasil pertemuannya dengan Presiden Mesir yang baru terpilih Muhammad Mursi.

Menurut Haniyah, perbatasan Rafah akan dibuka selama 12 jam setiap harinya, mulai pukul 09.00 pagi sampai pukul 09.00 malam. Pemerintah Mesir, kata Haniyah, juga sudah menghapus 60 persen nama warga Gaza yang selama ini masuk dalam daftar hitam pihak perbatasan Mesir, dan tidak diperbolehkan masuk ke wilayah Mesir.

Kemudahan lainnya, warga Gaza yang baru datang dari luar negeri, akan diizinkan melewati perbatasan ke Gaza dengan bebas, dan warga Palestina dari luar negeri yang baru tiba di Mesir, akan diberi visa selama tiga hari agar punya waktu cukup untuk mempersiapkan perjalanan selanjutnya dan menghindari ancaman deportasi.

Sejak Muhammad Mursi menjadi presiden, Mesir melonggarkan “blokade” nya atas Gaza di perbatasan Rafah, sehingga warga Gaza yang bepergian melintasi perbatasan Rafah meningkat hingga 1.500 orang setiap harinya.

Selain membahas masalah perbatasan Rafah, Haniyah dan Mursi juga akan membicarakan soal krisis energi di Gaza. “Tiga langkah penting akan dilakukan untuk memecahkan persoalan krisis energi di Gaza. Dimulai dengan menambah pasokan bahan bakar untuk keperluan pembangkit listrik di Gaza, dan meningkatkan kekuatan jaringan listrik dari Mesir ke Gaza dari 22 megawatt menjadi 30 megawatt,” jelas Haniyah.

“Setelah itu, jalur pipa gas akan dibangun untuk menyalurkan bahan bakar gas alam dari Mesir ke pembangkit listrik di Gaza. Kemudian, Jalur Gaza akan dihubungkan dengan jalur aliran listrik negara Arab dikenal dengan jaringan ke-8,” sambung Haniyah.

Haniyah dan Mursi juga membicarakan tentang pembukaan kantor konsulat Mesir di Gaza. Kantor konsulat Mesir itu ditutup sejak agresi brutal Israel ke Gaza tahun 2008-2009.  Hal lainnya yang dibahas adalah keberadaan terowongan-terowongan di bawah perbatasan Gaza dan Mesir, yang selama ini digunakan untuk menyelundupkan barang-barang kebutuhan sehari-hari ke Gaza akibat blokade Israel di Gaza. (aisyah/mn/knrp)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (17 votes, average: 10.00 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Konflik Air Antara Ethiopia, Sudan, dan Mesir

Figure
Organization