dakwatuna.com
Sunyi dalam mihrabku aku mengaku cinta
selangkah kumenapak, kembali dunia meraja bertahta di singgasana hati
alpa akan pengakuanku
cinta dalam pengakuanku
tak menjadi nafas dalam hidupku
Ah, sungguh tak pantas kulakukan padaMu
Sang Pemilik jiwaku, Pemilik semesta
mengobral kata layaknya Engkau adalah sesamaku
tidak, bahkan dengan sesama pun tak layak kata ini ku umbar
tak pantas kulakoni
karena cinta tak hanya sekedar kata
karena cinta adalah pembuktian
Dan cintaku harusnya adalah pembuktian padaMu Sang Maha Cinta
Di atas sajadah penyembahanku
bahkan dalam gelap ruang rahim ibuku sesaat setelah Kau tiupkan, titipkan nafas
denyut kehidupan untukku
ku ikrarkan janjiku bahwa hanya Engkaulah Rabbku
syahadatku hanya Engkau Ilah bagiku
sumpahku Engkau saja yang pantas ku sembah,
yang pantas ku perTuhankan
Tapi… lagi, dan lagi ku mendustaMu
puluhan tahun Kau beri aku waktu
Tapi hidupku tak lebih dari menghamba pada dunia
ya… dunia milikMu, yang tak lebih dari ciptaanMu
Terlena dalam gemerlapnya
Dalam susahku ku datang padaMu
Menghiba padaMu untuk keMurahan Rahman dan RahimMu
Memohon dan meminta padaMu
padaMu ya Rabb, tidak pada yang lain
yang lain yang ku cinta,
yang lain yang ku perTuhankan di kala aku serba kecukupan
di kala aku miliki dunia yang tak lebih dari titipanMu semata
ya… kuadukan kesahku, ku bawa laraku hanya padaMu
padaMu saja ku menghiba, padaMu saja ku pinta
padaMu saja ku pohon pertolongan
dan kemudian, kembali ku tingggalkan janjiku
tiada kesyukuranku atas nikmat tak terbilang dariMu
Rabbi, tak layak aku yang tidak berlakon cinta mengaku cinta padaMu
Tak layak aku yang tidak menghamba mengaku hamba padaMu
Tak layak aku meminta, memohon, menghiba padaMu yang tidak mensyukuri nikmatMu
Rabbi… meski gelimang dosa membalur diri
Ku menghiba, memohon, meminta padaMu
Ajari aku mencinta pada cintaMu
Ajari aku setia atas janji, ikrar, syahadatku padaMu
Ajari aku menjadi hamba yang syukur nikmat padaMu
Ajari aku menjadi hambaMu
Redaktur: Ardne
Beri Nilai: