Topic
Home / Berita / Internasional / Asia / PM Turki Tolak Normalisasi Hubungan dengan Israel

PM Turki Tolak Normalisasi Hubungan dengan Israel

Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan (Reuters Picture)

dakwatuna.com – Perdana Menteri Turki Recep Tayyib Erdogan menegaskan, negaranya tidak akan melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel, sampai rezim zionis mengakhiri blokadenya di Jalur Gaza dan memenuhi tuntutan Turki.

“Krisis antara Turki dan Israel tidak mengganggu perekonomian Turki,” kata Erdogan dalam pidatonya di acara pertemuan tingkat tinggi World Economic Forum di Istanbul.

Perdana Menteri Turki itu menyatakan, Turki bersedia memulihkan hubungan diplomatik dengan Israel asalkan rezim zionis itu memenuhi tiga syarat; pertama dan yang terpenting adalah Israel harus minta maaf secara terbuka atas serangan ke kapal Mavi Marmara yang terjadi pada akhir Mei 2010. Kedua, Israel harus membayarkan kompensasi bagi keluarga korban serangan ke kapal Mavi Marmara, dan syarat ketiga, Israel harus mencabut blokade atas barang-barang impor yang akan masuk ke Gaza.

Erdogan menegaskan, ia tidak akan kompromi dengan ketiga syarat di atas meski resikonya krisis antara Turki dan Israel makin memburuk. Bagi Erdogan, negara zionis Israel telah “membantai dan membunuh orang-orang tak berdosa, anak-anak, bayi-bayi, kaum perempuan dan orang-orang lanjut usia dalam jumlah yang sangat besar” dengan cara membombardir dan mengisolasi mereka dalam sebuah “penjara terbuka terbesar di dunia”.

Erdogan menyebut “penjara terbuka terbesar di dunia”, merujuk pada blokade yang diberlakukan Israel atas wilayah Jalur Gaza, yang menyebabkan krisis kemanusiaan terburuk di Gaza.

Ditanya soal dampak krisis hubungan Turki-Israel terhadap menurunnya jumlah kunjungan turis Israel ke Turki, Erdogan dengan tegas menjawab, “Kami tidak butuh turis Israel. Kami mampu dan sukses mengganti ketidakdatangan turis Israel. Tahun lalu, Turki mendapat kunjungan 31 juta turis dari seluruh dunia.”

Erdogan juga mengungkapkan bahwa perekonomian negaranya cukup stabil, bahkan terus meningkat. Tahun 2011, untuk pertama kalinya Turki berhasil mendapatkan nilai ekspor tertinggi dalam sejarah Turki, dengan jumlah lebih dari 134 milyar dollar AS. (aisyah/pic/knrp)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (13 votes, average: 9.54 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Palestina Tolak Rekonsiliasi Tanpa Kemerdekaan

Figure
Organization