Topic
Home / Pemuda / Puisi dan Syair / Kuukir Senja (Lelahku Merasa Lelah)

Kuukir Senja (Lelahku Merasa Lelah)

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com

Kulukis cinta dalam rengkuh-Nya
Berbalut kasih semester-Nya
Kuingin Dia yang menyapa
Memanggilku saat senjaku tiba

Tenangnya hati dalam peluk-Nya
Meski berat, sesak dalam dada
Kurindu tangis, sendu menyapa-Nya
Berlinang air yang segar menggelegar

Jiwa ini sepi tanpa cinta-Nya
Jiwa ini rapuh tanpa kasih-Nya
Kurindu Ia dalam setiap detik-Nya
Kurindu Ia dalam sapaan angin-Nya

Lemah, raga ini lelah
Lelah akan semua kelelahan yang mendera
Bukan aku tak ingin lelah
Hanya aku lelah merasa lelah
Ku ingin kuat menopang kelelahan jiwa
Dalam sendu yang tak jua reda

Rapuh, sungguh rapuh
Hanya badan yang mesti bangkit
Raga yang melulu menopang mesti bangkit
Walau jiwa tak lagi mengernyit
Raga ini mesti dan harus bangkit melejit

Sungguh, kata tak ubahnya kata
Jikalau diri tak lagi menyadari
Makna kata dalam jiwa
Makna kata dalam do’a
Hingga tak mampu lagi keluar
Sungguh, kata sebatas kata
Sampai raga meraga mengubahnya
Sampai diri terbangun
dari mimpi indah yang melelahkan jiwa

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (11 votes, average: 8.18 out of 5)
Loading...
Seorang mahasiswi tingkat satu jenjang S1. Mulai menyukai dunia tulis-menulis sejak akhir SMA (belum lama ini). Punya ketertarikan lebih dengan dunia Islam dan keindahannya, dunia psikologi kepribadian, panorama alam, fotografi, dan bersepeda. Pencari motivasi dan inspirasi serta senang berbagi atau mengajar. Seorang yang tidak terlalu banyak bicara, lebih sering diam dan lebih senang mendengarkan meskipun sekali bicara bisa panjang lebar. Lebih senang di suasana yang hening dan tidak bising. Ingin selalu bermanfaat bagi orang lain.

Lihat Juga

Kemuliaan Wanita, Sang Pengukir Peradaban

Figure
Organization