Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Meraih Kasih Sayang Allah SWT dengan Sabar

Meraih Kasih Sayang Allah SWT dengan Sabar

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (cipto.net)

dakwatuna.com – Bermula dari sebuah kisah…..

Suatu ketika di pagi yang cerah, fajar mulai menyingsingkan sinarnya ke seluruh alam. Dan pancaran sinar sang fajar juga turut menembus dasar laut yang dalam. Tiba-tiba terdengar suara tangisan yang sangat mengiris dari dasar laut itu. Ternyata ada seekor anak kerang yang sedang terisak menangis sedih karena tubuhnya kesakitan, pasir-pasir yang ada di dasar laut memasuki tubuhnya yang kecil dan berlendir. Anak kerang itu terus menerus menangis dan memanggil-manggil ibunya, “ibu… ibu… tolong aku ibu, aku tak sanggup lagi menahan sakit ini. Pasir-pasir ini telah membuat rasa sakit di tubuhku yang kecil ini” isak sang anak kerang pada ibunya. “Aku tak tahan lagi ibu” isaknya lagi. Sang ibu kerang yang berada di samping anak tak kuasa melihat apa yang dirasakan anaknya itu. Ibu kerang sangat ingin menolong anaknya, tapi itu tidak mungkin. Karena apa yang dirasakan sang anak kerang adalah bagian dari perjalanan hidup yang harus dihadapi oleh bangsa kerang. Itulah ketetapan Allah SWT atas mereka. Maka sang ibu hanya bisa memberikan semangat dengan kata-kata lembutnya agar sang anak bisa tetap bertahan. “Wahai anakku sayang bersabarlah. Jangan kamu bersedih karena pasir-pasir itu memasuki tubuhmu yang kecil. Bertahan dan bersabarlah sayang. Ini adalah ketetapan Allah atas hidup yang kita jalani. Tahanlah rasa sakit itu dengan lendir-lendir di tubuhmu. Kelak nanti pasir-pasir itu akan menjadi sesuatu yang bernilai darimu. Bersabarlah sayang, bersabarlah anakku” ibu kerang terus memberikan kata-kata penyemangat sehingga sang anak tidak lagi bersedih walaupun rasa sakit masih belum beranjak pergi. Lama waktu berlalu, sang anak kerang kemudian terus tumbuh menjadi besar. Tak pernah lagi terdengar isakan tangis darinya. Di hari-hari pertumbuhannya ia selalu menyunggingkan senyum, begitu pun ibu kerang. Hari berganti hari, anak kerang semakin tumbuh besar. Ternyata pasir-pasir yang masuk ke dalam tubuh kerang saat ia masih kecil kini telah menjadi mutiara yang sangat indah. Seiring pertumbuhan kerang, pasir-pasir itu pun tumbuh menjadi mutiara yang sangat cantik dan memberikan manfaat bagi kehidupan manusia.

Itu lah sepenggal kisah yang indah. Mutiara yang dihasilkan sang kerang adalah buah dari KESABARANnya dalam menjalani KETETAPAN yang telah Allah SWT takdirkan bagi hidupnya. Seandainya kerang kecil itu terus mengeluh mungkin dia akan berputus asa dan tidak mampu menerima ketetapan Tuhan atas dirinya. Dan ibu kerang selalu memberikan semangat agar anak kerang tetap bisa bertahan.

Selayaknya sebagai seorang hamba, kita pun diwajibkan untuk senantiasa bersabar dalam menjalankan ketetapan Allah SWT atas hidup kita.  Allah SWT berfirman: “Maka bersabarlah kamu untuk menerima ketetapan TuhanMu.” (QS. Al Insan: 24)

Sabar adalah kata yang tak asing lagi didengar oleh telinga kita. Sabar berarti menahan diri. Sebagai seorang muslim kita diwajibkan bersabar atas tiga hal. Pertama, sabar dalam menaati Allah; Kedua, sabar dari hal-hal menggoda yang dilarang oleh Allah; Ketiga, sabar dalam menghadapi takdir Allah yang menyakitkan. Allah SWT dalam firman-firman-Nya banyak menyebutkan kata sabar, agar kita sebagai makhluk-Nya yang lemah tidak mudah berputus asa jika menghadapi masalah atau ujian. Karena masalah atau ujian yang Allah berikan adalah cara Allah untuk mengikatkan derajat keimanan dan ketaqwaan kita pada-Nya. Allah SWT berfirman: “Dan sesungguhnya Kami akan benar-benar menguji kamu agar Kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu.” (QS. Muhammad: 31)

Dalam ayat di atas Allah telah menyiratkan bahwa Dia telah memberikan suatu ketetapan hidup bagi hamba-hambaNya berupa ujian. Dan Allah akan melihat dan menilai bagaimana hamba-hambaNya dapat menghadapi ujian itu dengan kesabaran, keikhlasan dan sikap tawakal, setelah ia berikhtiar dalam menghadapi ujian tersebut. Maka bagi mereka yang dapat bersabar dan ikhlas menjalani ketetapan Allah itu, Allah akan membalas dengan kenikmatan yang dapat dinikmati, mungkin berupa kesenangan di dunia maupun di akhirat nanti. Itulah kabar gembira yang dimaksud dalam firmanNya. Allah SWT berfirman: “Dan sungguh akan kami beri cobaan kepada kalian, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah: 155)

Berita gembira bagi mereka yang sabar dalam menghadapi cobaan yang Allah tetapkan atas diri mereka. Mereka yang menyemai sabar dalam hatinya. Mereka yang senantiasa ikhlas atas apa yang mereka jalani dalam hidup ini. Walau terkadang apa yang mereka jalani dan hadapi tidak sesuai dengan apa yang mereka harapkan dan jauh dari dugaan. Dari itu mereka selalu bertawakal, berserah diri kepada Allah atas apa yang telah Allah tetapkan bagi mereka.

Sabar pada hakikatnya juga merupakan sebuah rezeki yang Allah SWT anugerahkan kepada setiap hamba-Nya. Hal ini sesuai dengan apa yang disabdakan oleh Nabi Muhammad SAW, “Tidak ada suatu rezeki atau karunia yang Allah SWT berikan kepada seorang hamba yang lebih luas baginya daripada sabar.” (HR. Al-Hakim). Sungguh beruntung hamba-hamba Allah yang mendapatkan karunia yang begitu luas berupa sabar. Karena Allah Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pemberi maka menjadi hak progresif bagi-Nya untuk memberikan karunia berupa sabar kepada hamba-hamba pilihan yang dikasihi.

Dan bagi diri yang merasa aktivis dakwah, adakah sabar telah subur tersemai dalam hari? Wahai diri, sudahkah kau tabur benih sabar dalam hati? Sabar ketika kerja dakwah dinilai tidak maksimal. Sabar ketika jiwa dan raga merasa lelah setelah seharian bermandi peluh dalam menjalani amanah-amanah dakwah. Sabar ketika teman yang lain enggan bergerak bersama. Sabar saat keluarga belum bisa memahami aktivitas dakwah kita. Sabar saat sulit membagi waktu antara dakwah dan keluarga, antara dakwah dan jadwal kuliah. Dan sabar-sabar lainnya di saat setiap ujian dan cobaan senantiasa menghampiri. Adakah sabar itu telah tertanam subur pada hati?

Saudaraku, betapa pun sulit dan sakitnya ujian yang Allah berikan kepada kita, yakinlah bahwa ujian itu akan memberikan kebahagiaan jika kita sabar dan ikhlas dalam menghadapinya. Yakinlah bahwa ada kekuasaan Allah atas apa yang terjadi pada diri kita. Teruslah berikhtiar, berdoa dan tawakal padaNya. “Hai orang-orang yang beriman, mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.” (QS. Al Baqarah: 153)

Jangan ragu meminta kepada Allah. Kalau pun kita tidak meminta, sesungguhnya Allah adalah Maha Pemberi kepada hamba-hambaNya. Karena sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Maka, raihlah kasih sayang Allah dengan sabar. Wallahu’alam Bishawab.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (25 votes, average: 8.96 out of 5)
Loading...

Tentang

Alumni FMIPA USU stambuk 2008 jurusan D3 Kimia Industri. Saat ini aktif sebagai pengajar.

Lihat Juga

Sabar

Figure
Organization