Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Dapat Nikmat, Ingat Hisab

Dapat Nikmat, Ingat Hisab

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Suatu malam Rasulullah SAW keluar dari rumahnya, beliau bertemu dengan Abu Bakar dan Umar. Rasulullah SAW bertanya kepada kedua sahabatnya: “Apa yang membuat kalian berdua keluar rumah?”

Mereka berdua berkata: “Wahai Rasulullah, kami lapar.”

Rasulullah saw berkata: “Demi Dzat yang diriku dalam genggamanNya, aku pun keluar karena alasan seperti yang kalian katakan.”

Selanjutnya, mereka pergi ke rumah Malik bin Taihan, seorang yang kaya-raya dan dermawan. Akan tetapi, Malik bin Taihan tidak ada di rumah, dan yang ada hanya istrinya. Melihat kedatangan Rasulullah saw dan dua sahabatnya, istri Malik sangat gembira sekali. Dia menyambut kedatangan mereka, lalu Rasulullah saw bertanya tentang suaminya; dan istrinya menjawab: “Dia sedang mengambil air untuk kami.”

Tidak berapa lama kemudian Malik bin Taihan pun tiba. Melihat kedatangan tamu-tamunya yang sangat mulia, dia bergembira sekali. Malik berkata: “Masuklah!”

Mereka pun masuk. Malik langsung pergi ke kebunnya. Tidak lama dia datang dengan setangkai buah kurma, yang padanya ada kurma matang (tamr), kurma setengah matang (ruthob), dan kurma yang masih mentah (busr).

Rasulullah saw berkata padanya: “Lebih baik kamu memetik ruthob saja.”

Malik menjawab: “Wahai Rasulullah, aku ingin agar kalian dapat memilih mana yang kalian suka.”

Mereka semuanya pun lantas makan dan minum. Setelah itu Malik pergi untuk menyembelih kambing.

Nabi berkata kepadanya: “Jangan kamu sembelih kambing yang ada susunya!”

Setelah mereka makan kurma dan daging kambing, mereka pun kenyang. Rasulullah saw berkata kepada Abu Bakar dan Umar bin Khaththab: “Demi Dzat yang diriku berada dalam genggamanNya, kalian akan ditanya tentang kenikmatan ini pada hari Kiamat, karena kalian keluar dari rumah dalam keadaan lapar dan kalian tidak pulang, kecuali setelah mendapatkan kenikmatan ini.” (Kitab Shahih Muslim)

Saudara… Nikmat bukan pemberian cuma-cuma yang kita bebas mempergunakannya semau kita. Bahkan ia merupakan amanah yang kita akan dimintai pertanggungjawabannya. Allah swt berfirman:

“Kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan.” (QS. At-Takatsur: 8)

Ibnu ‘Abbas menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan nikmat di sini adalah sehatnya badan, pendengaran, dan penglihatan. Allah swt menanyai hamba-hamba-Nya tentang nikmat tersebut, pada apa mereka pergunakan. Allah swt menanyai mereka padahal Allah swt lebih tahu tentangnya daripada mereka. Sebagian ahli tafsir mengatakan bahwa ayat tadi adalah berita dari Allah swt bahwa seluruh nikmat akan ditanya oleh-Nya. Qatadah berkata: “Sesungguhnya Allah swt menanyai semua hamba-Nya tentang apa yang Allah swt telah titipkan kepada mereka berupa nikmat dan hak-Nya.” (Lihat Tafsir Al-Qasimi, 7/379)

Nabi SAW bersabda:

“Tidak akan bergeser kaki anak Adam (manusia) dari sisi Rabbnya di hari kiamat hingga ditanya tentang lima hal. Tentang umurnya untuk apa ia gunakan, tentang masa mudanya pada apa ia habiskan, tentang hartanya dari mana ia peroleh dan pada apa ia belanjakan, dan tentang apa yang ia amalkan dari ilmunya?” (Dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani t dalam Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 2417)

Wallahu a’lam.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (11 votes, average: 9.64 out of 5)
Loading...

Tentang

Alumni Pondok Pesantren Modern Islam Assalaam, Solo. Mahasiswa Ma�had �Aly An-Nu�aimy, Jakarta.

Lihat Juga

Mencintai Diri Sendiri

Figure
Organization