Topic
Home / Berita / Nasional / Kalangan Profesional Dukung Hidayat-Didik

Kalangan Profesional Dukung Hidayat-Didik

Hidayat - Didik (pks-diy.com)

dakwatuna.com – Jakarta. Hasil survei yang dilakukan Laboratorium Fakultas Ilmu Politik Universitas Nasional dan Madani Institute menunjukkan, pasangan Hidayat Nur Wahid-Didik J Rachbini memiliki tingkat popularitas dan keterpilihan (elektabilitas) tertinggi dibandingkan lima bakal peserta Pilkada DKI Jakarta lainnya. Dari survei tersebut terlihat bahwa dukungan terbesar bagi pasangan yang diusung Partai Keadilan Sejahtera ini datang dari kalangan profesional.

Dede R Hidayat, anggota tim peneliti dari Madani Institute menjelaskan, kalangan profesional tergolong dalam kelompok pemilih rasional. Mereka akan memilih berdasarkan tolok ukur yang jelas. Standar tersebut bisa berdasarkan kualifikasi dan keunggulan kandidat, bisa juga karena faktor kepercayaan akan kepemimpinan seseorang.

“Dukungan kuat dari kalangan profesional ini juga harus dikaitkan dengan variabel lain yang disurvei. Variabel tersebut adalah mengenai ketidakpuasan kaum profesional atas kinerja incumbent,” ujar Dede Hidayat saat dihubungi Kompas.com di Jakarta, Kamis (3/5/2012).

Ketidakpuasan itu membuat mereka mencoba mencari alternatif lain yang lebih potensial membangun Jakarta. Alternatif itu ditemukan pada diri pasangan anggota DPR RI ini. Kegagalan petahana juga membuat banyak dari kalangan profesional mengabaikan bidang keahlian calon.

“Setelah melihat orang yang mengaku ahlinya gagal, mereka merasa persoalan Jakarta lebih terletak pada kepemimpinan, tidak lagi harus ahlinya,” kata Dede.

Dengan dikenal sebagai tokoh berintegritas moral baik dan memiliki rekam jejak yang bersih, Dede menilai tidak keliru bila akhirnya responden menjatuhkan pilihan pada Hidayat-Didik.

Sementara itu, terkait terpuruknya pasangan Alex Noerdin-Nono Sampono, peneliti Madani Institute ini melihat ada dua penyebab utama. Alasan pertama adalah karena keduanya relatif belum dikenal oleh masyarakat Jakarta. Sedangkan alasan kedua adalah belum efektif dan solidnya mesin partai pengusung keduanya.

“Bisa dikatakan, mesin partai pendukung belum terlalu nampak bekerja. Kader-kader mereka juga tidak sesolid dan semilitan kader-kader yang mendukung Pak Hidayat dan Pak Didik,” sebut Dede.

Hal ini cukup mengherankan. Pasalnya, Alex-Nono diusung tiga parpol yang memiliki basis massa yang kuat di Jakarta. Ketiganya adalah Partai Golkar, PPP, dan PDS. Jika hitungannya dikonversi berdasarkan kursi di DPRD DKI, jumlah kursi ketiga partai tersebut setara dengan jumlah kursi pendukung Hidayat-Didik dari PKS.

Kenyataannya, hasil survei menyajikan data yang bertolak belakang: Hidayat-Didik di posisi teratas, sementara itu pasangan Alex-Nono terpuruk di posisi kedua dari bawah. Hasil survei persepsi publik atas Pilkada DKI dipaparkan oleh Laboratorium FISIP Unas dan Madani Institute di Kampus Unas, Pejaten, Jaksel, Rabu (2/5/2012). Survei ini dilakukan atas responden yang bermukim di keenam wilayah Provinsi DKI, termasuk Kepulauan Seribu, dalam periode 21-28 April 2012.

Semua responden adalah warga yang telah memiliki hak pilih dengan kategori usia antara 20 -56 tahun. Hasilnya, pasangan Hidayat-Didik menempati posisi pertama untuk tingkat popularitas maupun keterpilihan atau elektabilitas.

Berdasarkan pekerjaan responden, pemilih pasangan berlatar belakang dosen ini datang dari kalangan profesional yang mencapai 64 persen dari suara dukungan. Dari kategori pendidikan, dukungan bagi keduanya datang dari responden berlatar belakang pendidikan tinggi, diploma sampai doktoral, dengan persentase mendekati 50 persen responden. Sedangkan dari sisi usia, pemilih Hidayat – Didik lebih dari 40 persen berusia antara 21-40 tahun. (Imanuel More/Hertanto Soebijoto/KCM)

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (7 votes, average: 9.86 out of 5)
Loading...

Tentang

Tim dakwatuna adalah tim redaksi yang mengelola dakwatuna.com. Mereka terdiri dari dewan redaksi dan redaktur pelaksana dakwatuna.com

Lihat Juga

Halal Bihalal Salimah bersama Majelis Taklim dan Aa Gym

Figure
Organization