Topic
Home / Pemuda / Cerpen / Terima Kasih Telah Menjadi Bidadari yang Cantik dan Shalihah untuk Ayah

Terima Kasih Telah Menjadi Bidadari yang Cantik dan Shalihah untuk Ayah

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Di pagi hari menjelang siang, terlihat Pak Agus sedang mematut-matut diri di depan cermin, setelah dirasa cukup rapi dan keren, Pak Agus yang biasa di panggil ayah oleh istrinya langsung menyemprotkan parfum ke bajunya. Setelah itu Pak Agus pamit kepada istrinya untuk pergi……

“Bu… Ayah pergi dulu ya, mau ada meeting nih.”

Bu Agus yang sedang sibuk di dapur lalu menghampiri suaminya. “Memang hari Minggu gini kantor ayah ngga libur ya? Kenapa ngga besok aja meetingnya yah, kan hari Minggu waktunya berkumpul bersama keluarga.”

Dengan wajah menahan kesal lalu Pak Agus menjawab, “Ayah ada bisnis di luar kantor Bu, jadi ngga meeting di kantor, lumayan untuk uang tambahan Bu… Udahlah ngga usah banyak tanya, nanti sore juga ayah pulang kok.”

Seraya mencium tangan si ayah, Bu Agus berkata, “Ya udah, hati-hati di jalan ya Ayah, Semoga Allah selalu melindungi Ayah.”

Setelah sampai di teras, Pak Agus melihat ban mobilnya kempes, lalu dengan wajah kesal dia berkata, “Waduuuh ada-ada aja nih, orang mau berangkat ban mobil pake acara kempes lagi… Huuuhh.”

Lalu Pak Agus kembali ke dalam untuk mengganti pakaiannya yang rapi dengan kaos. Bu Agus yang tadi berada di samping Pak Agus lalu segera mengambil kunci mobil dan membuka bagasi mobil untuk mengeluarkan dongkrak, ban mobil cadangan dan peralatan lainnya. Dengan cekatan Bu Agus mendongkrak dan mengganti ban mobil yang kempes dengan ban cadangan. Sewaktu muda dulu Bu Agus adalah sosok gadis yang mandiri, pergi kuliah dan kerja Bu Agus selalu membawa mobil sendiri, dan dia juga belajar untuk mengganti ban mobil sendiri apabila sewaktu waktu ban mobilnya kempes di jalanan,

Saat Bu Agus sedang mengganti ban, Pak Agus keluar rumah bermaksud untuk mengganti ban mobilnya, tetapi ternyata dilihatnya istrinya sedang mengganti ban mobil tersebut, lalu berkata, ”Loh, kenapa Ibu yang ganti ban mobilnya? Kan tadi ayah masuk ke dalam mau ganti baju dulu lalu setelah itu mau ganti ban mobil…”

Lalu Bu Agus dengan tersenyum berkata, “Gapapa ayah, biar ibu yang ngerjain, toh Ibu udah biasa kok, udah ga asing lagi urusan pekerjaan seperti ini hehehehe, ibu takut ayah terlambat pergi ke tempat meeting…”

Tak lama kemudian ban mobil yang baru sudah terpasang, lalu Bu Agus ke dalam untuk mencuci tangan.

“Kriiingg…. kriiiiingg….” bunyi telepon rumah berdering, dengan bergegas Bu Agus mengangkat telepon rumahnya. Terdengar suara seorang wanita yang menanyakan Pak Agus…

“Hallo selamat siang, bisa bicara dengan Pak Agus?”

Dengan lembut dan sopan Bu Agus menjawab, “Assalamu’alaikum wrwb, selamat siang, maaf ini dari siapa ya?”

Wanita di seberang sana menjawab dengan nada mendesak… “Saya temennya Pak Agus, tolong cepet dong saya mau bicara sama dia.”

Lalu dengan lembut Bu Agus menjawab… “Iya…. Sebentar ya mba, Pak Agusnya saya panggilkan dulu…”

Lalu Bu Agus menghampiri suaminya di kamar yang sedang mengganti pakaian….. “Ayah, ada telepon untuk ayah…”

Lalu Pak Agus menjawab… “dari siapa Bu?”

“Katanya dari temen ayah” jawab Bu Agus.

Segera Pak Agus mengangkat telepon tersebut. Baru saja pak Agus mengucapkan salam, terdengar suara wanita di telepon marah-marah kepada Pak Agus, lalu Pak Agus menjawab…. “Iya maaf…. sabar ya, kamu tunggu aja di sana, sebab tadi aku ganti ban mobil dulu karena ban mobil ku kempes dan aku ga denger suara HP ku bunyi…”

Lalu telepon segera ditutup. Dengan terburu buru tanpa pamit lagi Pak Agus segera keluar rumah menuju mobilnya. Setelah di dalam mobil, saat menstarter mobilnya, ternyata mesin mobil tidak mau hidup, berulang kali dicoba distarter tetap mesin mobil tidak mau hidup. Lalu Pak Agus keluar untuk mengecek aki mobilnya, ternyata aki nya sudah soak. Dengan kesal Pak Agus menutup pintu mobil dengan membantingnya. Bu Agus kaget dan beristighfar mendengar suara bantingan pintu mobil tersebut, lalu bertanya pada suaminya…. “Kenapa mobilnya ayah, aki nya soak ya?”

Dengan wajah kesal Pak Agus menjawab… “Iya.”

Lalu Bu Agus berkata, “Waduuh gimana dong yah, nanti ayah terlambat meeting doong.”

Dengan wajah yang masih kesal lalu Pak Agus menjawab…. “Ya udah, hari ini ayah ga jadi meeting deh.”

Lalu Pak Agus masuk ke dalam seraya mengambil HP dan menulis sms untuk seseorang.

Terdengar suara azan Zhuhur dari masjid memanggil untuk segera melakukan shalat Zhuhur. Bu Agus mengajak suaminya untuk shalat berjamaah, tapi dengan wajah muram suaminya berkata…. “Ibu duluan aja deh shalatnya, nanti ayah nyusul sebentar lagi, mau istirahat dulu”, seraya mengambil Koran dan mencoba untuk membaca Koran di teras rumahnya.

Sebelum mengambil wudhu Bu Agus menyiapkan segelas teh manis dan sepiring pisang goreng, lalu diletakkan di meja dekat suaminya seraya berkata…. “Ini… ibu buatkan teh manis dan pisang goreng kesukaan ayah, nanti kalo udah selesai istirahatnya tolong segera shalat ya ayah…”

“Iya, terima kasih Bu…” jawab suaminya.

Setelah wudhu, Bu Agus melakukan shalat Zhuhur di dalam kamar. Di dalam shalatnya dia berdoa….

“Ya Allah, ampunilah semua dosa-dosa ku dan dosa-dosa suamiku, jadikanlah keluargaku menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah dan warrahmah, limpahkanlah taufik dan hidayahMU bagi kami, lindungilah kami dari godaan syaitan dan gangguan orang-orang yang zhalim, jagalah hati dan iman kami agar selalu terpaut padaMU ya Allah. Lindungilah suamiku di manapun dia berada, dan berilah rasa cinta kasih di antara kami berdua seperti cinta kasih antara Adam dan Hawa, berikanlah keluarga kami kebaikan di dunia dan di akhirat dan jauhkanlah kami dari siksa kubur dan siksa api neraka Ya Allah yang Maha Mengabulkan doa, terima dan kabulkanlah doa hamba, aamiin aamiin Yaa Rabbal Alamiin…”

Sabda Rasulullah SAW: “Doa itu adalah ibadah.” Kemudian beliau membaca firman Allah ta’ala (yang artinya): “Dan Tuhanmu berfirman: “berdoalah kepadaKu, niscaya akan Aku perkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembahKu akan masuk neraka jahanam dalam keadaan hina dina”

Di teras, Pak Agus yang terlihat sedang membaca Koran, sebenarnya pikirannya tidak tertuju pada Koran yang dipegangnya. Terbayang kembali olehnya saat melihat istrinya yang sedang mengganti ban mobilnya, sikap manis serta sopan istrinya saat menerima telepon dari teman wanitanya dan rasa khawatir istrinya karena takut suaminya terlambat meeting, serta sikap manis dan hormat istrinya kepadanya selama ini. Dibandingkan dengan teman wanitanya yang marah-marah hanya karena keterlambatannya dan bahkan kegagalannya untuk datang ke tempat pertemuan mereka. Terselip rasa bersalah di hatinya karena telah membohongi dan menzhalimi istrinya. Telah sebulan ini ia telah menjalin sebuah hubungan khusus dengan seorang wanita yang dianggapnya pintar, cantik dan seksi. Sebenarnya tidak ada keluhan sama sekali atau kekurangan istrinya di matanya, namun entah kenapa dia tertarik dengan wanita teman sekantornya yang mencoba menarik perhatiannya dan menggodanya….. “Astaghfirullahaladziim….”

Mungkin memang Allah tidak mengizinkan perselingkuhan yang akan dilakukannya, terbayang kembali saat ia akan pergi, ban mobilnya kempes, lalu dengan ketulusan dan keikhlasan istrinya ban mobil tersebut diganti oleh istrinya, kemudian aki nya soak. “Hmmmm……berarti Allah benar-benar tidak meridhai dengan apa yang akan aku lakukan, benar-benar tidak meridhai kebohongan dan kezhalimanku kepada istriku….”

“Masya Allah….. Ya Allah ampuni lah dosa-dosa hambaMU ini yang telah menzhalimi istriku yang baik, cantik dan shalihah, sungguh hamba menyesal ya Allah.” Dalam hati dia berjanji untuk menghentikan perselingkuhannya saat ini juga dan akan meminta maaf pada istrinya. Lalu dengan bergegas Pak Agus ke dalam untuk mengambil wudhu dan melakukan shalat Zhuhur. Di dalam shalatnya dia berdoa … “Ya Allah ampunilah atas semua dosa-dosa dan kesalahanku, terima kasih telah Engkau kirimkan padaku seorang bidadari cantik dari surga yang telah mendampingiku selama ini, ampuni hamba yang telah menzhaliminya, kuatkan lah hati dan imanku ya Allah, agar hamba tidak tergoda oleh bujukan syaitan dan orang-orang yang zhalim dan berilah rasa cinta kasih antara aku dan istriku seperti cinta kasih antara Adam dan Hawa, berikanlah keluarga kami kebaikan di dunia dan di akhirat dan jauhkanlah kami dari siksa kubur dan siksa api neraka, aamiin Yaa Rabbal Alamiin..”

Doa adalah sebagai pelindung dan senjata kepada setiap orang mukmin dari godaan dan hasutan syaitan serta dari kejahatan manusia. Lalu setelah shalat, dengan penuh kasih sayang Pak Agus mencium kening istrinya sambil berkata…. “Maafkan Ayah ya Bu, dan terima kasih telah menjadi bidadari yang cantik dan shalihah untuk ayah selama ini.”

Dengan penuh kebingungan Bu Agus menjawab, “Iya Ayah, terima kasih juga telah menjadi suami dan imam yang baik dan shalih selama ini.”

Pak Agus dan Bu Agus adalah type keluarga yang harmonis, beriman kepada Allah, berkecukupan akan harta dan memiliki sepasang anak yang tampan dan cantik. Namun sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Ankabuut ayat 2 berikut ini:

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi?”

Dan di dalam Surat Al-Kahfi ayat 7 yang artinya sebagai berikut: “Sesungguhnya Kami telah menciptakan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan bagi manusia, agar kamu menguji mereka siapakah di antara mereka yang terbaik perbuatannya “.

Dalam cerita ini Pak Agus mendapat ujian dari Allah atas komitmen dan kesetiaannya kepada Allah dan istrinya

Di dalam Surat Al Baqarah ayat 153 berikut ini: “Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.”

Bu Agus dengan kesabaran dan keimanannya kepada Allah selalu bersikap baik dan sabar kepada suaminya dan selalu berdoa kepada Allah untuk kebaikan dirinya dan keluarganya di dunia dan akhirat. Berkat doa dan kesabaran Bu Agus, akhirnya Pak Agus diberi kesadaran oleh Allah atas kesalahan yang telah diperbuatnya selama ini.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (60 votes, average: 9.65 out of 5)
Loading...

Tentang

Saya adalah seorang wanita biasa yang memiliki 2 orang anak.

Lihat Juga

Mencintai Diri Sendiri

Figure
Organization