Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Belajar dari Al-Faruq

Belajar dari Al-Faruq

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (inet)

dakwatuna.com – Siapa yang tak kenal orang yang selalu berada di barisan terdepan dalam menumpas kemungkaran? Siapa pula yang tak kenal sosoknya yang tinggi besar, tegas dan selalu tampil berani dalam melawan musuh?

Dialah Umar bin Khattab, khalifah ke-2 setelah Abu Bakar… Dialah yang berani merubah dakwah sembunyi-sembunyi menjadi dakwah terang-terangan. Umar Al-faruq adalah sosok orang yang wara’, sangat teliti dan sangat hati-hati terhadap dosa-dosa yang kecil. Bahkan Ia sangat takut akan neraka.

Seringkali ia menangis, mengingat dosa-dosanya sewaktu ia belum hijrah. Umar dulu adalah orang yang begitu bengis dan kejam, sehingga rela mengubur anak perempuannya hidup-hidup. Karena saat masa jahiliyah, memiliki anak perempuan adalah aib terbesar sehingga harus dibunuh. Selain itu, Umar yang dulu adalah orang yang begitu kuat untuk mempertahankan ajaran nenek moyangnya terdahulu.

Maka ketika Umar masuk Islam. Kaum muslimin seakan memperoleh kekuatan baru yang begitu luar biasa dahsyat. Hal ini berhubungan dengan dikabulkannya doa Rasul “Ya ALLAH, Muliakanlah Islam dengan masuknya salah seorang dari dua Umar, yakni Umar bin Khattab dan Amr bin Hisyam (Abu Jahal)”.

Suatu hari, Rasul melakukan perjalanan Mi’raj menghadap ALLAH SWT, malaikat Jibril memperlihatkannya taman-taman syurga. Rasulullah melihat sekumpulan bidadari yang saling bercengkerama. Ada seorang bidadari yang tampak begitu berbeda dari yang lainnya. Bidadari itu tampak menyendiri dan sangat pemalu. Rasulullah bertanya kepada Jibril “Wahai Jibril bidadari siapakah itu?”

Malaikat Jibril menjawab,

“Bidadari itu diperuntukkan untuk sahabatmu, Umar RA. Pernah suatu hari ia membayangkan tentang surga yang engkau ceritakan keindahannya. Ia menginginkan untuknya seorang bidadari yang berbeda dengan yang lainnya. Bidadari yang diinginkannya itu berkulit hitam manis, dahinya tinggi, bagian atas matanya berwarna merah, dan bagian bawah matanya berwarna biru serta memiliki sifat yang sangat pemalu. Karena Umar selalu memenuhi kehendak ALLAH SWT, maka saat itu juga ALLAH SWT menjadikan seorang bidadari untuknya yang sesuai dengan apa yang dikehendaki hatinya.”

Itulah Umar Al-Faruq sosoknya yang pemberani, tegas, namun selalu wara’. Bahkan setan pun tak berani mendekatinya. Semoga kita bisa mengamalkan segala kebaikan yang dicontohkan beliau. Aamiin.

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (9 votes, average: 9.89 out of 5)
Loading...

Tentang

a long life learner, staff humas KAMMI MADANI, Aktivis Forum Remaja Masjid Jakarta Islamic Centre (FORMAS JIC). � �

Lihat Juga

Khutbah Idul Adlha 1438 H: Belajar dari Nabi Ibrahim, Bergerak Bersama Dalam Kebenaran

Figure
Organization