Topic
Home / Narasi Islam / Artikel Lepas / Wanita di Mata Laki-Laki dan Agama

Wanita di Mata Laki-Laki dan Agama

Konten ini adalah kiriman dari pembaca dakwatuna.com. Kirimkan informasi, gagasan, pemikiran, atau pendapat dari Anda dalam bentuk tulisan kepada kami, klik di sini.
Ilustrasi (kawanimut)

dakwatuna.com – Pembicaraan tentang wanita adalah sebuah wacana yang selalu hangat dan tidak pernah ada habisnya, bagaikan mengarungi samudera yang tak bertepi. Makhluk Tuhan paling indah yang mewarnai dunia itu penuh fenomena dan rahasia, namun hanya sedikit yang mau dan mampu memahami itu. Sungguh maha Benar Allah atas firman-Nya “Dan tidaklah kamu diberikan ilmu kecuali sedikit”. Ilmu yang menghiasi dunia hari ini adalah bagaikan air yang menempel pada ujung jarum ketika jarum itu dicelupkan ke dalam luasnya samudera ilmu Tuhan.

Wanita adalah sebuah nama untuk makhluk Tuhan yang berlainan jenis dengan pria yang diciptakan Allah dengan segala kelebihan dan kekurangan untuk menyempurnakan kehidupan dunia pria. Bukan itu berarti kecilnya peran dan maksud eksistensi wanita di dunia, tapi itulah kemuliaan wanita yang diberikan Tuhan di dunia, wanitalah yang membuat pria menjadi pria, menghiasi dunia, wanitalah yang mewarnai dunia, wanita adalah posisi mulia yang jauh dari apa yang diusung oleh kelompok yang mengaku pembela wanita, pejuang hak wanita, and so on….Tuhan telah memberikan posisi paling mulia bagi wanita sebagai Ratu dari segala Ratu di dunia dan lebih agung dari itu adalah sebagai ibu bagi anak-anaknya dan pendidik bagi generasi-generasinya dan tiang penyangga keutuhan dan kesempurnaan eksistensi dan komunitas manusia. Maka benarlah penyair yang mengatakan “al-Ummu Madrasatun” seorang ibu itu bagaikan sekolah.

Akhir-akhir ini kembali ramai kelompok-kelompok yang menggembar-gemborkan emansipasi dan hak-hak wanita, sehingga mereka mendapat gelar “Pembela Wanita”. Ada juga kelompok lain yang mengekang wanita, melarang wanita dari seluruh aktivitas outdoor, mereka membatasi hak-hak wanita antara “kasur, dapur dan sumur” dengan menggunakan background keagamaan. Dan mereka berhasil mendapat gelar “Musuh Wanita”. Hal ini sebenarnya bukan problematika baru di dunia, cuma sebuah tema basi yang diangkat kembali, dan dipanasi dengan bumbu yang agak lebih sedap.

Ketika kita melihat dan memperhatikan, ternyata kedua sebutan tersebut ada benarnya, tapi kesalahannya lebih besar! Kelompok pertama yang mengaku pembela wanita tidaklah sebaik yang diakuinya dan sebenar yang dipikirkan wanita, sedangkan kelompok kedua juga tidak sejahat yang dikira, sampai-sampai disebut musuh wanita. Dan yang bisa membuktikan kebenaran dua kelompok yang dibentuk oleh opini masyarakat itu adalah masyarakat itu sendiri, dengan bukti sejarah dan fenomena yang terjadi, masyarakat  bisa memberikan sebuah penilaian yang tepat mengenai dua kelompok itu.

Tidak bisa dipungkiri bahwa keindahan ciptaan Tuhan pada wanita akan menarik setiap pria, itulah salah satu kenapa manusia bisa menjadi lebih mulia dari malaikat ketika dia berjalan pada rambu-rambu Tuhan dan menjadi lebih hina dari binatang ketika dia melanggar rambu dan aturan Tuhan. Semua itu adalah fenomena kehidupan yang merupakan tempat persinggahan sementara sebelum melanjutkan perjalanan ke kehidupan yang sebenarnya.

Allah menciptakan keindahan pada wanita supaya mereka menjadi istri yang shalihah bagi pria dan menjadikan pria suami yang shalih bagi wanita. Setan cs. telah bosan disembah di muka bumi, namun setan cs. tidak pernah bosan melakukan tugasnya yang satu ini, mereka menjadikan keindahan itu sebagai senjata untuk menaklukkan pria dan membuat fitnah bagi generasi.

Hijab bagi wanita adalah panji-panji kemuliaan, bahkan panji agama. Musuh akan selalu menyerang panji-panji untuk menaklukkan sebuah pasukan, apabila panji-panji telah tumbang, maka pasukan akan menyerah secara otomatis.

Wanita tidak pernah sadar akan itu semua, mereka tidak pernah sadar bahwa mereka bagaikan burung dara yang sedang diincar oleh elang bercakar tajam yang siap memangsanya setiap saat dia lengah. Almarhum Syeikh Ali Tantawy pernah menulis sebuah surat sebagai pesan dari beliau sebagai orang tua untuk generasi muda.

 

Wahai putriku…..

Saya adalah seorang pria yang telah melewati masa muda, telah melewati impian dan angan-angan itu semua, dan saya juga telah berjalan mengelilingi dunia dan bertemu dengan berbagai macam manusia, maka dengarkan kata-kata saya, nasihat yang saya utarakan berdasarkan pengalaman yang mungkin tidak akan pernah kamu dengar dari orang lain.

Kita sebagai orang tua telah banyak menulis dan mengajak kepada akhlaq yang benar, dan berusaha menghapus kerusakan moral, sampai lelah lidah ini dan telah kering ribuan pena, namun tidak ada hasil apa-apa, tidak ada kemungkaran yang hilang, bahkan semakin hari kemaksiatan itu semakin bertambah merajalela, kehancuran moral meraja di mana-mana, kebebasan dan buka-bukaan ada di mana-mana, semakin meluas dan semakin melebarkan sayapnya ke seluruh dunia, mungkin tidak ada sejengkal tanah pun yang tidak tersentuh kebudayaan itu! Sampai ke Syam sekalipun! Padahal dulu di Syam semua wanita berkudung panjang yang menyapu tanah dan Syam termasuk salah satu negeri yang over dalam menjaga kehormatan! Tapi hari ini….wanita-wanitanya keluar di jalan-jalan dengan tangan, betis dan dada terbuka! Kita belum berhasil….dan saya kira kita tidak akan berhasil! Kenapa demikian? Karena kita belum sampai kepada pintu reformasi jiwa dan batin sampai hari ini! Bahkan jalannya saja kita tidak tahu!

Sebenarnya pintu itu ada di depanmu wahai putriku…dan kuncinya di kananmu wahai putriku…kalau seandainya kamu mau memasukinya wahai putriku…maka semuanya akan baik!

Memang benar laki-lakilah yang pertama menapakkan langkah ke jalan dosa dan jalan itu tidak pernah dimulai oleh wanita! Tetapi…kalau bukan karena kalian yang memancing niscaya mereka tidak akan pernah berani maju! Kalau bukan karena kelembutan kalian mereka tidak akan pernah nekat! Kalian yang membuka pintu dengan senyuman welcome…dan mereka pun masuk….seakan-akan kalian mengatakan pada pencuri itu…”silakan masuk…”, tapi setelah kamu kecurian baru kalian sadar dan berteriak minta tolong…” tolong…saya kecurian…”.

Seandainya kalian tahu bahwa laki-laki itu semuanya serigala yang kelaparan dan kalian adalah kelinci kecil, maka kalian akan lari dari mereka seperti kelinci kecil yang takut dimangsa serigala…dan kalau seandainya kalian sadar kalau laki-laki itu semuanya pencuri, maka kalian akan berhati-hati, seperti kehati-hatian orang kikir dari amil zakat! Namun sayang, kalian tidak tahu dan tidak pernah mau sadar!

Kalau seandainya serigala hanya mengincar empuknya daging kelinci, maka yang diincar laki-laki lebih besar dari sekedar daging bagi kalian dan lebih jahat dari pada kematian yang diberikan serigala bagi kelinci! Kesucian yang menjadi kebanggaan kalian, dengannya kalian berharga dan dengannya kalian mengarungi masa depan wahai putriku….!.

Kematian kelinci di tangan serigala tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kesucian kalian yang ternodai di tangan laki-laki! Demi Tuhan wahai putriku….tidak ada laki-laki yang melihat kalian berjalan dengan setengah aurat terbuka kecuali mereka bisa menelanjangi kalian dengan pikiran mereka… (kecuali mereka yang masih disayang Tuhan..).

Wahai putriku… demi Tuhan… jangan percaya pada pria yang mengatakan bahwa mereka tidak memandang wanita kecuali akhlaqnya, berbicara pada kalian seolah-olah mereka pelindung kalian, teman kalian! Bohong! Semuanya bohong! Kalau seandainya kalian tahu apa yang mereka pikirkan tentang kalian ketika mereka sendiri, maka kalian akan sadar! Tidaklah seorang pemuda tersenyum pada kalian, berlemah-lembut pada kalian, dan tidak pula mereka memberikan pertolongan pada kalian kecuali itu adalah permulaan dari sesuatu yang mereka inginkan dari kalian! Ada apa selanjutnya wahai putriku? Apa? Pikirkan sendiri!

Kalian bersama-sama merasakan kenikmatan sesaat, kemudian dia melupakannya, tapi kamu akan merasakan kesedihannya selamanya! Kemudian dia pergi mencari wanita lain dan melakukan apa yang telah dilakukan padamu, selamanya kalian akan merasakan beratnya mengandung…. kesedihan di hati…. dan kesengsaraan jiwa… sadarlah wahai putriku…..

Masyarakat akan mengampuni si pemuda dengan mengatakan “Dia pemuda yang dulunya tersesat, namun kini telah bertaubat“, tapi kalian akan terus berada dalam kesedihan dan malu seumur hidup! Masyarakat tidak akan pernah berpikiran pada kalian seperti apa yang dipikirkan pada laki-laki!

Redaktur: Ardne

Beri Nilai:
1 Star2 Stars3 Stars4 Stars5 Stars (72 votes, average: 9.63 out of 5)
Loading...
Mahasiswa Universitas Syekh Ahmad Kaftaro Damascus Suriah, Ma�had Tahili abu nour & Ma�had Duali.

Lihat Juga

Kemuliaan Wanita, Sang Pengukir Peradaban

Figure
Organization